Kutai Timur

Sengitnya Pilkada Kutim, Tanpa Bupati Petahana, Tiga Pasangan Kuat, dan ’Tradisi’ Wabup Jadi Bupati

person access_time 3 years ago
Sengitnya Pilkada Kutim, Tanpa Bupati Petahana, Tiga Pasangan Kuat, dan ’Tradisi’ Wabup Jadi Bupati

Tiga kandidat bupati Kutai Timur, dari kiri, Awang Ferdian Hidayat, Mahyunadi, Ardiansyah Sulaiman.

Pilkada Kutai Timur diperkirakan berlangsung sengit. Jangan lupa, empat dari enam nama yang pernah menjabat bupati Kutim sebelumnya adalah wakil bupati.

Ditulis Oleh: Fel GM
Minggu, 06 September 2020

kaltimkece.id Pemilihan Bupati di Kutai Timur diperkirakan berlangsung sengit. Betapa tidak, tiga pasangan yang mendaftar di Komisi Pemilihan Umum Kutim punya nama besar masing-masing. Kekuatan para kontestan bisa dibilang merata setelah kandidat terkuat sekaligus bupati petahana, Ismunandar, absen karena berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi.

Pasangan pertama adalah Ardiansyah Sulaiman-Kasmidi Bulang. Pasangan ini diusung koalisi partai politik pemilik delapan kursi di DPRD Kutim yakni Partai Demokrat, PKS, dan Berkarya. Dua parpol pendukung adalah Perindo dan PSI. Ardiansyah adalah wakil bupati ketika Isran Noor menjadi bupati pada 2011-2015. Ketika Isran mengundurkan diri pada 2015, Ardiansyah menjabat sebagai bupati definitif selama setahun.

Pasangannya, Kasmidi Bulang, adalah wakil bupati petahana yang kini menjadi pelaksana tugas bupati Kutim. Sama seperti Ardiansyah, Kasmidi sudah malang-melintang di DPRD Kutim sebelum menjadi pejabat eksekutif. Bisa dikatakan, pasangan ini merupakan figur yang tak asing di kabupaten tersebut.

Baca juga: 
 

Kandidat kedua adalah Mahyunadi-Lulu Kinsu. Pasangan ini cukup diunggulkan karena didukung koalisi gemuk. Dari delapan partai pengusung dan pendukung, ada lima partai besar hasil pemilihan legislatif 2019 yakni PDI Perjuangan, Partai Gerindra, Partai Golkar, PKB, dan Partai Nasdem. Yang tak boleh dilupakan adalah Mahyunadi merupakan adik kandung Wakil Ketua DPD RI Mahyudin. Adapun Mahyudin, pernah menjadi wakil bupati dan bupati di kabupaten tersebut.

Mahyunadi-Kinsu optimistis memenangkan Pilkada Kutim. Berdasarkan survei di sejumlah lembaga, kata Mahyunadi, pasangan ini punya popularitas dan elektabilitas tinggi dibandingkan kandidat yang lain. “Ada lima lembaga survei yang sudah memperlihatkan datanya. Hasilnya, alhamdulillah hingga dengan saat ini pasangan MaKin masih unggul cukup jauh,” kata Mahyunadi.

Pasangan ketiga adalah Awang Ferdian Hidayat-Uce Prasetyo. Pasangan ini diusung partai pemenang Pemilu Legislatif 2019 di Kutim, Partai Persatuan Pembangunan. Ferdian tidak bisa dianggap enteng. Ayahnya adalah bupati pertama Kutai Timur, yang juga mantan gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak. Pada Pemilihan Gubernur Kaltim 2018, Ferdian yang mendampingi Syaharie Jaang meraih suara tertinggi di kabupaten ini. Ferdian juga peraih suara terbanyak sebagai anggota DPD RI pada 2019. Raupan suaranya pada Pemilu Legislatif 2019 jauh di atas Mahyudin, senator dari Kaltim sekaligus kakak Mahyunadi.

‘Tradisi’ Wabup jadi Bupati

Ada fakta unik di Kutai Timur, selain dua bupatinya, Awang Faroek Ishak dan Isran Noor, yang menjadi gubernur Kaltim. Dalam dua dekade terakhir ini, Kutai Timur dipimpin oleh enam bupati. Mereka adalah Awang Faroek Ishak, Mahyudin, Isran Noor, Ardiansyah Sulaiman, Ismunandar, dan Kasmidi Bulang (plt bupati). Empat dari keenam nama tersebut sebelumnya menjabat sebagai wakil bupati.

Mahyudin adalah wakil bupati Awang Faroek Ishak untuk periode 2001-2006. Pada 2003, Awang Faroek mundur karena mengikuti Pemilihan Gubernur Kaltim. Mahyudin menggantikan posisinya dan menjadi bupati selama tiga tahun.

Awang Faroek maju lagi di Pilbup Kutim 2006 berpasangan dengan Isran Noor. Sama seperti periode sebelumnya, Faroek maju di Pilgub Kaltim 2008 dan menang. Tongkat estafet kepemimpinan pun diserahkan kepada Isran Noor. Ia wakil bupati kedua yang menjadi bupati.

Baca juga: 
 

Pada 2011, Isran Noor maju dalam pilbup Kutim berpasangan dengan Ardiansyah Sulaiman. Setahun sebelum masa jabatan berakhir pada 2015, Isran yang kini menjadi gubernur Kaltim mundur dengan alasan ingin mengajar di Australia. Ardiansyah menjadi bupati selama setahun sampai 2016. Ia adalah wabup ketiga yang menjadi bupati di Kutim.

Ismunandar dan Kasmidi Bulang memenangkan Pilkada Kutim 2016. Jelang masa jabatan berakhir, Ismunandar bersama istrinya yang juga ketua DPRD Kutim tersandung perkara korupsi. Untuk beberapa bulan, Kasmidi menjadi pelaksana tugas bupati Kutim. (*)

Dilengkapi oleh: kontributor kaltimkece.id di Sangatta

Ikuti berita-berita berkualitas dari kaltimkece.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar