Mahakam Ulu

Betapa Hematnya Angkutan Orang dan Barang ketika Jalan Aspal Kubar-Mahulu Kelar Dibangun pada 2024

person access_time 3 years ago
Betapa Hematnya Angkutan Orang dan Barang ketika Jalan Aspal Kubar-Mahulu Kelar Dibangun pada 2024

Segmen jalan Tering-Long Bagun yang sudah dibuka (foto: muhibar sohary/kaltimkece.id)

Kabupaten Mahulu segera keluar dari keterisolasian. Jalan Tering-Long Bagun ditargetkan ‘hitam’ pada 2024.

Ditulis Oleh: Muhibar Sobary Ardan
Senin, 29 Maret 2021

kaltimkece.id Aspiran, 40 tahun, masih setia menunggu penumpang ketika buruh angkut memindahkan sejumlah barang pokok ke speedboat miliknya. Sudah ada tiga penumpang yang ia dapatkan pada Kamis, 25 Maret 2021, tersebut. Ada pula 20 koli —setara karung— barang yang siap diangkut. Setelah persiapan beres, Aspiran berlayar meninggalkan pelabuhan di Kecamatan Tering, Kutai Barat. Tujuannya adalah dermaga di Kecamatan Long Bagun, Mahakam Ulu.

“Penumpang memang tidak banyak sejak sistem buka-tutup di Mahulu karena pandemi. Kebanyakan logistik yang diangkut,” tutur Aspiran kepada reporter kaltimkece.id yang ikut menumpang kapal berkapasitas 20 orang itu. Tinggi muka Sungai Mahakam sedang normal. Waktu tempuh hanya empat jam. Biasanya akan lebih lama ketika musim kemarau.

Aspiran mengarungi Sungai Mahakam setelah mengisi 200 liter bensin yang sudah dicampur oli. Jika ditotal, bahan bakar untuk sekali jalan Tering-Long Bagun menghabiskan Rp 2 juta. Dari biaya wajib tersebut, Aspiran menetapkan tarif Rp 300 ribu per penumpang sekali jalan. Adapun harga angkut barang antara Rp 50 ribu sampai Rp100 ribu per koli.

Sungai Mahakam menjadi satu-satunya akses mencapai Mahulu sejak puluhan tahun silam. Jalur sungai menyebabkan biaya angkut orang dan barang menjadi mahal. Waktu tempuh juga panjang. Padahal, jarak antara Tering-Long Bagun hanya 143 kilometer, lebih kurang Balikpapan menuju Tenggarong via Samarinda.

Baru tiga tahun belakangan, jalur darat Tering-Long Bagun dibuka. Permukaan jalannya masih tanah. Banyak sungai kecil, anak Sungai Mahakam, yang belum dilengkapi jembatan.

Hanye, 56 tahun, adalah sopir Samarinda-Kubar yang menjajal jalur tersebut sejak 2016. Ia menetapkan Rp 3 juta sekali berangkat dengan mobil berpenggerak ganda miliknya. Tarif tersebut sangat tinggi bukan karena bahan bakar. Biasanya, untuk rute segitu, mobil Hanye hanya meminum 30 liter solar, kira-kira Rp 200 ribu. Biaya membengkak untuk melintasi sejumlah sungai. Ia harus membayar kapal Rp 100 ribu saban kali menyeberang. Hanye juga mesti menyiapkan dana untuk mengganti suku cadang mobil yang melewati medan berat.

Perjalanan darat Tering-Long Bagun bisa ditempuh empat sampai lima jam ketika cuaca cerah. Waktu akan lebih panjang bahkan berisiko tinggi manakala hujan. Hanye biasanya memilih untuk tidak berangkat ketika langit mendung.

Proyek Gotong Royong

Jalur darat Tering-Long Bagun memang masih dalam pengerjaan. Bupati Mahulu, Bonifasius Belawan Geh, mengatakan bahwa Pemkab Mahulu berusaha maksimal agar struktur tersebut bisa dibangun. Setiap tahun, pemkab berkomunikasi dan mengajukan usulan kepada pemerintah pusat dan provinsi.

"Target mereka (provinsi dan pusat), jalan dari Kubar ke Mahulu harus hitam (beraspal) pada 2024," jelasnya.

Kepala Satuan Kerja Jalan Perbatasan Kaltim, Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Irawan Daya Putera, menjelaskan bahwa rute 143 kilometer itu dikerjakan pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten. Tahun ini, jalur Tering-Long Bagun dibangun sepanjang 23 kilometer. Perinciannya adalah 15 kilometer menggunakan APBN dengan sistem multiyears contract (MYC) 2020-2022 sebesar Rp 95 miliar. Selanjutnya, 8 kilometer dari APBN single year contract (SYC) 2021 yang masih dilelang dengan pagu Rp 50 miliar.

“Dikerjakan dua arah, dari Tering dan Long Bagun. Jalan ini diaspal pada 2022,” terangnya.

Kepala Bidang Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Perumahan Rakyat (PUPR-Pera) Kaltim, Irhamsyah, memberikan penjelasan tambahan. Pada tahun ini, provinsi berencana mengerjakan infrastruktur jalan sepanjang 4-5 kilometer dengan pagu Rp 30 miliar. Pemprov Kaltim juga membangun tiga jembatan di jalur Tering-Long Bagun dengan pagu Rp 12 miliar.

“Tahun ini memang tidak banyak karena anggaran terbatas,” katanya. Akan tetapi, pada 2020, Dinas PUPR-Pera Kaltim telah membangun 8 kilometer jalan dan 12 jembatan di jalur tersebut.

Kabupaten juga kebagian. Dari 8 kilometer di jalur tersebut, Pemkab Mahulu masih mengerjakan sekitar 6 kilometer jalan dengan lebar 6 meter. “Lebarnya sesuai standar jalan kabupaten,” terang Kepala Bidang Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum Mahakam Ulu, Deckty Toge Manduli.

Memangkas Waktu dan Biaya

Kehadiran jalur Tering-Long Bagun dipastikan memangkas waktu dan biaya perjalanan. Perbandingannya dengan jalur sungai cukup jauh. Penumpang, misalnya, saat ini harus mengeluarkan Rp 300 ribu untuk perjalanan selama empat jam naik speedboat di rute tersebut.

Apabila jalur 143 kilometer ini seluruhnya selesai, ongkos angkut bisa lebih murah. Angkutan umum seperti bus untuk rute setara Balikpapan-Tenggarong tidak akan sampai Rp 100 ribu per orang. Sementara itu, tarif travel minibus biasanya tak lebih Rp 150 ribu per orang. Waktu tempuhnya juga lebih cepat, tidak sampai tiga jam.

“Apalagi untuk jalur logistik, tentu lebih cepat dan murah,” terang Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kaltim, Tutuk SH Cahyono. Menurutnya, kelebihan jalur darat adalah bisa dilalui di segala cuaca. Lagi pula, jalan darat dapat melahirkan aktivitas ekonomi di sepanjang rute tersebut.

Belajar dari sejumlah negara di Eropa, Tutuk menjelaskan, infrastruktur transportasi adalah hal pertama yang dibangun. Mahulu sebagai kabupaten termuda yang masih terisolasi dari jalur darat patut memprioritaskannya. Infrastruktur akan memicu sumber-sumber ekonomi baru termasuk investasi yang sehat buat kesejahteraan masyarakat setempat.

"Mahulu memiliki banyak potensi di sektor pariwisata dan pertanian. Kabupaten ini harus tumbuh dengan potensi tersebut," saran Tutuk.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kaltim, Slamet Broto Siswoyo, sependapat bahwa potensi ekonomi di Mahulu akan terbuka dengan kehadiran jalur darat. Menurutnya, wacana ibu kota negara di Bumi Etam sangat memerlukan interkoneksi antarkota dan antarkabupaten di Kaltim. (*)

Editor: Fel GM

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar