Pendidikan

Tak Lagi Terima Anggaran, ISBI Kaltim Tahun Ini Tak Terima Mahasiswa Baru

person access_time 4 years ago
Tak Lagi Terima Anggaran, ISBI Kaltim Tahun Ini Tak Terima Mahasiswa Baru

Hadi Mulyadi setelah mengisi kuliah umum di ISBI Kaltim. (fachrizal muliawan/kaltimkece.id)

Nasib ISBI Kaltim kian runyam. Masalah datang tanpa henti. Kelanjutannya kini masih teka-teki.

Ditulis Oleh: Fachrizal Muliawan
Senin, 21 Oktober 2019

kaltimkece.id Masalah ISBI Kaltim kian kompleks. Bukan hanya gedung yang masih menumpang. Tahun ini kampus tersebut tak lagi menerima mahasiswa baru. Pemerintah menyetop anggaran untuk ISBI Kaltim mulai 2020.

Senin pagi, 21 Oktober 2019, Pendopo Keraton Kutai Kartanegara Ing Martadipura di Jalan Monumen Timur, Tenggarong, disulap jadi balai pertemuan. Diperuntukkan mahasiswa Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Kaltim.

Bukan pertemuan biasa. Pagi itu, Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi mengisi kuliah umum di sana. Tema yang diangkat adalah Membangun Sumber Daya Manusia Berkualitas Menyongsong Ibu Kota Negara.

Kuliah umum sekaligus temu sapa mahasiswa ISBI dan Wagub tersebut turut mengungkap permasalahan yang dihadapi kampus dengan nama panjang Program Studi di Luar Domisili Institut Seni Indonesia (PDD-ISI) Jogjakarta, rintisan Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Kaltim. ISBI pada tahun ajaran 2019/2020 tak menerima mahasiswa baru.

Hal itu diambil setelah Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti Kemenristekdikti bersurat ke Pemprov Kaltim. Tepatnya pada Maret 2019. Memberitahukan bahwa pada 2020 tidak disediakan lagi anggaran untuk pembiayaan PDD Rintisan ISI yang tak lain ISBI Kaltim.

Surat Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti tersebut ditindaklanjuti Pemprov Kaltim. Disurati ISI dengan surat Nomor: 421.4/2575/B.Kesra/2019. Tertanggal 8 Mei 2019, ditandatangani Plh Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekprov Kaltim, Muhammad Sa’bani yang menjabat saat itu.

Isi surat meminta ISI untuk sementara tidak menerima mahasiswa baru. Alias hanya menyelesaikan studi mahasiswa yang saat ini sedang menempuh pendidikan.

Dalam pertemuan itu, Hadi secara pribadi menginginkan proses perkuliahan ISBI Kaltim tetap lanjut. "Namun hingga kini saya masih belum mengetahui secara detail apa yang menjadi masalah," ujarnya.

Lantaran belum mengetahui secara terperinci, rencananya pada Rabu, 23 Oktober 2019, dilaksanakan pertemuan untuk mengupas permasalahan-permasalahan ISBI. Yang ternyata bukan hanya soal menunda penerimaan mahasiswa baru. Tetapi gedung yang juga masih menumpang. Tepatnya di Kompleks Museum Mulawarman, Tenggarong. "Harus dibahas serius masalah ini," ujarnya.

Hadi menyikapi serius persoalan tersebut. Apalagi sudah menyangkut tiga lembaga. Yakni ISI Jogjakarta, Kemenristekdikti, dan Pemprov Kaltim.

Biaya Operasional

Tidak diperbolehkannya menerima anak didik baru, tak membuat proses belajar-mengajar terputus. Sebanyak 150 mahasiswa dari empat jurusan, mengikuti kegiatan belajar-mengajar ISBI Kaltim seperti biasa.

Koordinator rintisan ISBI Kaltim I Wayan Dana, menuturkan bahwa penundaan penerimaan mahasiswa baru terkait dengan biaya operasional. Seperti alat pendidikan dan pengangkatan dosen. Sebagai sarana belajar, ISBI belum memiliki bangunan pendukung. Hingga saat ini masih menumpang.

"Baru ada satu gedung untuk kegiatan belajar-mengajar. Di gedung C. Saat ini kami sedang negosiasi agar gedung A bisa digunakan. Untuk mengadakan kuliah umum ini kami dipinjamkan kedaton," jelas Wayan.

Menurut Wayan, sampai saat ini tidak terurusnya polemik ISBI disebabkan komunikasi yang terputus. Bergantinya rektor ISI, gubernur Kaltim, sampai presiden. Kebijakan pun ikut berhenti. "Hadirnya Pak Wagub pada kesempatan ini sangat kami syukuri. Sudah ada janji temu langsung untuk membahas permasalahan yang sedang ISBI hadapi. Semoga dapat solusi terbaik," pungkasnya.

Dua tahun lalu adalah pertama kali mahasiswa ISBI kuliah di Tenggarong. Empat angkatan pertama institut sebelumnya "dititipkan" di ISI Jogjakarta. Khusus angkatan kelima, pada 2016, aktivitas perkuliahan dipindah ke Gedung C, kantor UPTD Museum Mulawarman di Tenggarong. (*)

 

Dilengkapi oleh: Fitri Komariah

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar