Pendidikan

Upaya Cegah Penyebaran Virus Corona, Ratusan Ribu Pelajar dan Mahasiswa Kaltim 'Dirumahkan"

person access_time 4 years ago
Upaya Cegah Penyebaran Virus Corona, Ratusan Ribu Pelajar dan Mahasiswa Kaltim 'Dirumahkan

Kegiatan belajar mengajar di SMK (dokumentasi kaltimkece.id)

Antisipasi penyebaran virus corona di sekolah sudah dimulai. Mahasiswa dan siswa belajar di rumah. 

Ditulis Oleh: Nalendro Priambodo
Senin, 16 Maret 2020

kaltimkece.id Sejumlah lembaga pendidikan di Kaltim telah mengedarkan imbauan mengalihkan sementara proses belajar-mengajar di rumah. Kebijakan tersebut diambil untuk mencegah penyebaran virus SARS-Cov-2 yang menyebabkan Covid-19 di lingkungan pendidikan. 

Seluruh sekolah menengah atas dan kejuruan di Kaltim di bawah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim mulai menjalankan kebijakan tersebut sejak Senin, 16 Maret 2020. Belajar di rumah akan berakhir 14 hari setelah tanggal tersebut. Surat edaran tersebut ditandatangani Kadisdikbud Kaltim Anwar Sanusi. 

Mengacu data Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, ada 122.289 siswa SMA/SMK dan sekolah luar biasa di 10 kabupaten/kota di Kaltim pada semester genap 2019. Perinciannya adalah 62.973 siswa SMA, 57.008 pelajar SMK, dan 2.308 SLB. 

Kegiatan belajar mengajar di rumah akan menggunakan sistem daring atau aplikasi belajar yang lain dengan pengawasan orangtua. Sekretaris Disdikbud Kaltim, Joni Topan, membenarkan surat edaran ini. Keputusan ini didasari hasil rapat dan telah ditembuskan kepada Pemprov Kaltim, Senin pagi, 16 Maret 2020. 

“Edaran sudah dikabarkan ke MKKS (Musyawarah kerja kepala sekolah). Jadi, sudah terkoordinasi,” ucap Joni. 

Selain memindahkan proses belajar mengajar di rumah, edaran menyebutkan bahwa kegiatan yang melibatkan orang banyak sementara ditiadakan. Kegiatan meliputi ekstrakurikuler, perpisahan, study tour, dan class meeting. Sementara ujian nasional tingkat SMA/SMK yang sedianya dimulai 30 Maret 2020 juga ditunda sampai ada pemberitahuan lebih lanjut. 

“Kami masih berkoordinasi dengan pusat,” ucap Joni. 

Meski dirumahkan, seluruh siswa, guru, dan tenaga kependidikan tetap berjalan. Joni menilai, tidak ada masalah bagi daerah semisal Kabupaten Mahakam Ulu yang dikenal sulit mendapatkan sinyal internet. 

“Pakai paket data tidak masalah. Dulu, penyusunan dapodik (data pokok pendididikan dasar dan menengah secara daring) tidak ada masalah,” jelasnya. 

Sementara itu, untuk tingkat SD dan SMP di seluruh Kaltim, kewenangan berada di kabupaten/kota masing-masing. Mengacu data pokok kependidikan, total murid SD se-Kaltim 337.747 orang. Sementara itu, pelajar SMP mencapai 134.249 orang. Informasi yang dihimpun, beberapa dinas pendidikan di tingkat kota dan kabupaten sedang dan akan menggelar rapat menindaklanjuti hal ini. Jika seluruh sekolah dari tingkat dasar hingga menengah di Kaltim memilih kebijakan sekolah dari rumah, ada 549.365 siswa yang ‘dirumahkan’ untuk mencegah ancaman Covid-19. 

Kebijakan pembelajaran secara daring juga ditempuh sejumlah universitas di Samarinda. Di antaranya, Universitas 17 Agustus, Univeristas Muhammadyah Kalimantan Timur (UMKT), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda, dan Universitas Mulawarman. 

Di IAIN Samarinda, perkuliahan tatap muka diganti pembelajaran daring melalui link https//elearning.iain.samarinda.ac.id. Langkah ini berlaku 16-28 Maret 2020. Hal serupa berlaku bagi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda. Perkuliahan luring ditiadakan selama dua pekan, 16-28 Maret 2020, digantikan pembelajaran daring melalui situs https//elearning.iain.samarinda.ac.id. 

Di Bontang, Wali Kota Neni Moerniani mengeluarkan memo berisi pemberitahuan. Semua siswa di Kota Taman mulai 14 Maret hingga 14 hari ke depan sementara bersekolah di rumah. (*)

Editor: Fel GM

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar