Ragam

Ayo Melek Dunia Digital

person access_time 5 years ago
Ayo Melek Dunia Digital

Foto Ilustrasi: Verdict

Zaman terus berubah. Terpaku dengan gaya lama hanya membuat semakin ketinggalan.

Ditulis Oleh: Fachrizal Muliawan
Senin, 22 April 2019

kaltimkece.id Sejak 2018, istilah era revolusi industri 4.0 makin beken. Dalam penerapannya, revolusi industri golongan keempat ini adalah era teknologi fiber dan sistem jaringan terintegrasi. Bekerja di setiap aktivitas ekonomi. Dari produksi hingga konsumsi. Agar tak ketinggalan, pengusaha berlomba-lomba menerapkan sistem tersebut.

Hal ini menginisiasi Himpunan Mahasiswa Jurusan Administrasi Bisnis, Politeknik Negeri Samarinda, menggelar Seminar Genggam Dunia Bisnis di Era Digital. Acara tersebut dilaksanakan Sabtu, 27 April 2019 di Rumah Jabatan Wali Kota Samarinda.

Hernandez Parluhutan Eliezer, koordinator acara tersebut, menuturkan bahwa satu tahun terakhir dunia usaha Kota Tepian mulai bergeliat. Terutama di luar sektor batu bara dan migas. “Agar bisa mengikuti dunia usaha yang serba digital makanya kami laksanakan seminar ini,” ujarnya.

Pada dasarnya, dampak positif revolusi industri 4.0, kata El, sapaan Hernandez, memberi dampak positif gelombang revolusi industri tersebut. Melalui penerapan teknologi, industri tak semata-mata fokus pengembangan usaha dan peningkatan laba. “Juga untuk mengoptimalisasi setiap aktivitas ekonomi,” terangnya.

Dikutip dari World Economic Forum, Impact of the Fourth Industrial Revolution on Supply Chains yang dilaksanakan Oktober 2017, optimalisasi meliputi penanaman modal, proses produksi hingga pelayanan konsumen. Namun, ada pula tantangan harus dihadapi.

Memang, revolusi industri yang dimulai pada 2000-an itu menjadi jendela peningkatan ekonomi negara miskin dan berkembang. Tapi, juga memperlebar jurang antara negara maju dengan negara miskin dan berkembang. Itu terjadi apabila negara miskin dan berkembang tak mampu mengaplikasikan teknologi modern (unido.org, diakses Senin, 22 April 2019).

Nah, agar bisa ikut perkembangan dunia bisnis sesuai zaman itulah, seminar ini dilaksanakan. “Tema ini kami usung agar peserta paham pentingnya penerapan teknologi dan mengerti tantangan dan peluang bisnis,” ujarnya. Tentu agar bisa memanfaatkannya sebaik mungkin.

Target jumlah peserta sendiri adalah 250 orang. Dari 250 tersebut ditargetkan 50 peserta yang masih SMA. Pasalnya, cukup banyak remaja melek memulai bisnis dari bangku sekolah. “Untuk mengikuti seminar ini peserta dikenakan biaya Rp 15 ribu untuk pre-sale dan Rp 20 ribu untuk yang membeli saat seminar,” tuturnya.

Hadirkan Tiga Narasumber

Dalam seminar sehari tersebut, tiga narasumber dihadirkan panitia. Ketiganya cukup gaek dalam pengaplikasian bisnis dunia digital. Mereka adalah Farid Nurrahman, CEO & founder Ruangku Co-working Space dan founder Inisiator Muda Samarinda. Selain itu ada Ahmad Haidir Fersa, founder Brother's Production dan co-founder Katuju.id, serta Adi Chandra, CEO & founder kaltimkece.id sekaligus Digital Business Consultant.

Ketiganya dipilih lantaran latar belakang masing-masing. Selain memberikan materi, panitia akan menyediakan sesi tanya jawab. “Agar peserta tak hanya paham materi. Juga bisa berdiskusi dengan para narasumber,” kuncinya. (*)

 

 Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar