Ragam

Dari Perayaan 100 Tahun Desa Buluq Sen, Upaya Keras Menjaga Tradisi dan Menggugah Kontribusi Investor

person access_time 1 year ago
Dari Perayaan 100 Tahun Desa Buluq Sen, Upaya Keras Menjaga Tradisi dan Menggugah Kontribusi Investor

Bupati Kutai Kartanegara, Edi Damansyah, menghadiri syukuran 100 Tahun Desa Buluq Sen di Kecamatan Tabang. (foto: RJ Palupi/kaltimkece.id)

Kebersamaan warga pedalaman Kaltim begitu luar biasa. Anugerah dari leluhur tak pernah lupa disyukuri. Sebuah acara yang hanya ada sekali dalam seabad diadakan.

Ditulis Oleh: Robithoh Johan Palupi
Selasa, 12 Juli 2022

kaltimkece.id Mata David Julianus terus saja menatap ke angkasa. Cahaya lampion yang sesaat sebelumnya ia terbangkan, pelan-pelan meredup. Sorak gembira ratusan penerbang lampion lainnya masih terdengar. Cahaya lampion makin malam makin mengecil, menembus langit mendung Buluq Sen, Rabu, 6 Juli 2022.

Pemandangan romantis itu adalah penanda berakhirnya syukuran 100 Tahun Desa Buluq Sen, Kecamatan Tabang, Kutai Kartanegara. Event pesta adat yang dimulai sejak Senin, 4 Juli 2022, di pedalaman Kukar itu digelar sebagai penanda warga yang telah mendiami tanah di sisi aliran Sungai Belayan genap berusia satu abad.

David Julianus adalah generasi keempat dari nenek moyang yang melakukan migrasi dari Apokayan, kawasan di Hulu Sungai Kayan. Migrasi untuk mencari tanah yang lebih subur, sudah dilakukan sejak pertengahan abad 19, kala Kutai masih disatukan monarki kesultanan. Jauh sebelum Indonesia berdiri.

Dari Apokayan, kelompok besar masyarakat Dayak dari sub Dayak Kenyah sempat singgah dan mendiami lahan di sisi Sungai Mahakam. Tepatnya di Kampung Batu Majang, Kecamatan Long Bagun, Kabupaten Mahakam Ulu. Perpindahan ke hilir Sungai Mahakam terus dilakukan hingga masuk ke aliran Sungai Belayan, dan kemudian menyisir ke hulu. Buluq Sen pun dipilih untuk kemudian bermukim, bercocok tanam, dan beranak pinak.

“Ini sebagai wujud rasa syukur kami atas perjuangan leluhur yang sudah berjuang begitu keras mencari lahan untuk didiami. Kami wajib meneruskan cita-cita nenek moyang untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik,” kata David Julianus.

Kepada kaltimkece.id, lulusan Fakultas Hukum, Universitas Mulawarman, Samarinda, itu menceritakan usaha yang dilakukannya bersama panitia yang lain. Dalam kepanitiaan, David mengemban amanah sebagai wakil sekretaris.

“Meski pada kenyataannya, struktur di kepanitiaan kadang tidak terlalu penting. Semua persiapan kami lakukan gotong royong,” lanjutnya.

Royong memang masih sangat kuat tergambar dalam pelaksanaan kegiatan. Beragam keperluan dikerjakan bersama-sama. Royong masih dijadikan satu sarana, bukan hanya untuk memudahkan pekerjaan yang cukup berat, namun juga mencerminkan kekerabatan dan kekeluargaan di antara penghuni kampung. Jatung, Ketua Panitia Syukuran 100 Tahun Desa Buluq Sen, juga mengamini peran royong dalam menyukseskan acara.

“Kami mencari kayu di hutan untuk keperluan membuat panggung, juga mencari keperluan lain untuk kegiatan seperti mengecat balai adat. Semua dilakukan bersama-sama,” ungkap Jatung.

_____________________________________________________PARIWARA

Persiapan perayaan 100 Tahun Desa Buluq Sen dilakukan sejak dua bulan terakhir. Persiapan dimulai dari pembentukan panitia, penyebaran proposal, dan rancangan acara. Praktis, kegiatan “dikeroyok” oleh lebih 100 orang. Semuanya adalah warga Buluq Sen. Baik pemangku pemerintahan desa, ataupun pemangku adat, bahu membahu dalam persiapan. Dalam tempo yang terbilang singkat, panitia ternyata mampu mewujudkan kegiatan yang ide awalnya dirancang pada 2020 lalu.

Kurlin Lawai, Kepala Adat Desa Buluq Sen, mengaku, masih banyak kekurangan selama persiapan sampai pelaksanaan. Meski demikian, Kurlin Lawai tetap mengapresiasi kinerja panitia. Menurutnya, satu yang paling berarti dalam kegiatan ini adalah nilai kekeluargaan terus terjaga. Ini sesuai moto acaranya, ‘Se Atai, Se Kimet, Se Penawai’. Artinya sekata, sepemikiran, dan satu tindakan.

“Sebagai orang tua di Desa Buluq Sen, saya sangat berterima kasih kepada semua elemen masyarakat yang terlibat. Terutama panitia yang telah bekerja keras menyukseskan hajatan kali ini. Kalau kita bersatu, tidak ada yang tidak mungkin untuk diwujudkan,” ungkapnya.

Ajang Reuni dan Silaturahmi

Peringatan satu abad Buluq Sen ternyata mengundang antusiasme yang besar. Tidak hanya bagi warga desa, keluarga di perantauan pun datang merayakan hajatan besar ini. Satu di antaranya adalah Merang Lahang.

Pria yang kini menjabat sebagai Kanit Gakum Satpolairud, Polres Kutai Barat, itu meninggalkan Buluq Sen sejak pertengahan 1996. Saat itu dirinya baru lulus SMP. Ketiadaan sekolah menengah atas membuatnya harus berpisah dengan keluarga, dan melanjutkan pendidikan di Tenggarong.

“Sejak remaja saya sudah meninggalkan kampung. Banyak sekali memori masa kecil yang hadir kembali saat saya mudik. Perayaan 100 tahun Desa Buluq Sen, benar-benar memberikan banyak manfaat bagi saya bisa bertemu keluarga di kampung,” ungkapnya.

Merayakan peringatan tersebut, Merang Lahang memboyong keluarganya ke Buluq Sen. Selama lebih kurang satu minggu, ia larut dalam perayaan yang hanya hadir sekali dalam satu abad itu. “Saya sengaja meminta izin dan libur untuk bisa hadir dalam perayaan ini. Sungguh, ini momen yang sangat berarti bagi saya untuk bisa mengenang apa yang saya alami semasa hidup di Buluq Sen,” lanjutnya.

Keberhasilan panitia menyelenggarakan event diapresiasi Merang Lahang. Menurutnya, dalam tiap kegiatan pasti ada kekurangan, meski juga banyak manfaat yang ditimbulkan. Lebih jauh, arti peringatan satu abad Buluq Sen juga membuatnya yakin banyaknya peningkatan dari desanya. Baik dalam hal pembangunan fisik berupa sarana prasarana maupun sumber daya manusia.

“Satu yang terasa, saat ini banyak anak-anak Buluq Sen yang mengenyam pendidikan tinggi. Ini suatu hal yang pantas dibanggakan, mengingat minimnya sarana yang ada di desa kami. Kini Buluq Sen bisa semakin bersaing dengan daerah lain, terutama dalam upaya meningkatkan kualitas masyarakat,” lanjutnya.

Senada, Pemangku Adat Dayak Kenyah Wilayah Hulu Mahakam, Balan Tingai juga mengapresiasi kinerja panitia. Menurutnya, perayaan 100 Tahun Desa Buluq Sen mampu menjembatani silaturahmi, khususnya warga etnis Dayak Kenyah. Balan Tingai yang bermukim di Kampung Batu Majang, Long Bagun, Mahakam Ulu, mengajak 38 orang lainnya berkunjung ke Buluq Sen. Terdapat kesamaan antara Buluq Sen dan Batu Majang. Keduanya memiliki moyang yang sama-sama berasal dari wilayah aliran Sungai Kayan dan satu rumpun Apokayan.

Balan Tingai menuturkan, dengan muasal yang sama membuat masyarakat dari Batu Majang sangat antusias menghadiri undangan warga Buluq Sen. “Kami berangkat dengan enam mobil, dan ada juga yang berangkat dengan kapal. Ini wujud kekerabatan kami yang meski terpisah jarak, tapi masih tetap merasa satu keluarga,” ungkapnya.

Selama di Buluq Sen, warga Batu Majang ataupun tamu undangan yang lain, tinggal bersama masyarakat setempat. Panitia juga menyiapkan makan dan minum sepanjang pelaksanaan acara. Ketua Panitia Syukuran 100 Tahun Buluq Sen, Jatung, mengungkapkan, panitia menyiapkan akomodasi bagi para tamu. Setiap waktu makan tiba, panitia menyiapkan porsi untuk 1.000 orang. “Untuk menciptakan kekerabatan, kami sediakan makan bagi para tamu di Balai Adat. Setiap hari kami sediakan makan tiga kali,” ungkapnya.

Delegasi dari berbagai wilayah memang tidak semuanya bermukim selama pelaksanaan kegiatan. Dari desa-desa tetangga se-Kecamatan Tabang, biasanya hanya datang pada jadwal event tertentu, khususnya saat perlombaan. Ragam perlombaan yang digelar antara lain lomba perahu dayung, lomba tari, lomba sumpit, serta lomba voli untuk putra dan putri.

“Lomba kami gelar untuk mengisi kegiatan selama tiga hari dan menjalin silaturahmi baik dengan mereka yang dari luar daerah ataupun desa tetangga,” ucap Jatung.

Menggugah Peran Besar Swasta

Di balik euforia keberhasilan penyelenggaraan acara, Kepala Adat Buluq Sen, Kurlin Lawai, mengatakan, tidak dibarengi antusiasme besar dari pihak ketiga. Di Buluq Sen, terdapat setidaknya 17 perusahaan berbagai bidang seperti perkebunan kelapa sawit dan pertambangan. Kurlin Lawai mengaku kecewa dengan kontribusi perusahaan yang minim. Padahal, mereka disebut telah menikmati manfaat ekonomi di desa tersebut.

“Untuk nilai yang disumbangkan, saya kurang tahu pasti. Tapi, dari laporan yang saya terima, kontribusi swasta sangat minim. Ini yang harus diubah. Pasalnya, mereka sudah mendapatkan hasil dari kegiatan di Buluq Sen,” ungkap Kurlin Lawai.

Kegelisahan Kurlin Luwai itu juga dirasakan Bupati Kutai Kartanegara, Edi Damansyah. Menurut Bupati, peran swasta harus ditingkatkan. Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) diharapkannya bisa menjadi sarana penguatan kegiatan masyarakat di sekitar lokasi investasi. “Soal besarannya, itu disesuaikan kemampuan. Masyarakat bisa mendapatkan manfaat, perusahaan juga bisa menjalankan aktivitasnya dengan baik,” ungkap Edi Damansyah.

_____________________________________________________INFOGRAFIK

Agenda Tahunan

Kehadiran Edi Damansyah pada event ini juga memberikan angin segar. Menurutnya, kegiatan budaya di Buluq Sen bakal dimasukkan dalam kalender wisata Kutai Kartanegara. Apalagi dalam rancangan program sejak memimpin pada 2021 lalu, Edi Damansyah mencanangkan Kukar Kaya Festival.

“Ini sangat menarik, karena Kukar memiliki beragam potensi budaya yang bisa digali. Satu di antaranya adalah budaya Suku Dayak. Apalagi Kecamatan Tabang, khususnya Desa Buluq Sen, masih sangat kental dengan nuansa Dayak. Adat istiadat yang terjaga dengan baik, bisa dijual sebagai kemasan festival yang nantinya menarik minat wisatawan,” ungkap Edi Damansyah.

Potensi untuk menjual event ini diakui Edi Damansyah bakal dimulai dengan memberikan pendampingan kepada para panitia penyelenggara. Pemahaman tentang pengelolaan event menjadi penting, mengingat, standar objek wisata mencakup beragam aspek. Perayaan di Buluq Sen bisa masuk dalam kategori objek wisata budaya.

“Kami sudah merencanakan untuk melatih dan mendampingi para pengelola event dan juga objek wisata. Ini menyangkut kemampuan melayani tamu dengan baik. Juga termasuk bagaimana mengemas promosi yang baik. Agenda ini kami upayakan bisa dilaksanakan tahun ini. Jadi, tahun depan, kegiatan budaya seperti ini bisa lebih baik pengemasannya,” ungkap Edi Damansyah setelah menandatangani prasasti peringatan 100 Tahun Desa Buluq Sen, Senin 4 Juli 2022.

Dikonfirmasi di lokasi terpisah, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kukar, Slamet Hadiraharjo mengatakan, perayaan 100 Tahun Desa Buluq Sen bukan sekadar acara ulang tahun desa. Lebih dari itu, ada potensi pariwisata yang bisa dikembangkan dari kegiatannya.

Slamet Hadiraharjo menjelaskan bahwa beberapa waktu lalu, Bupati Edi Damansyah menginstruksikan event Buluq Sen masuk kalender festival tahunan daerah pada tahun depan. “Pada 2022 ini, Kukar sudah ada agenda 100 event. Mungkin tahun depan festival Buluq Sen juga menjadi salah satunya,” tuturnya.

Kepala Dinas Pariwisata Kukar mengungkapkan, dalam kegiatan festival Buluq Sen tahun ini, dinasnya memfasilitasi seniman lokal untuk berpartisipasi dalam festival tersebut. Dirinya berjanji kegiatan selanjutnya lebih meriah lagi. “Kami juga mempromosikan event Buluq Sen agar dikenal masyarakat luas,” tutup Slamet Hadi Raharjo. (*)

Dilengkapi oleh: Aldi Budiaris

Editor: Surya Aditya

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar