Olahraga

Memperkenalkan Kriket yang Masih Sangat Asing di Kalangan Pelajar

person access_time 5 years ago
Memperkenalkan Kriket yang Masih Sangat Asing di Kalangan Pelajar

Ketua PCI Kaltim Musyahrim mengusung misi memperkenalkan kriket secara lebih luas ke publik. (Giarti Ibnu Lestar/kaltimkece.id)

Cabor kriket semakin populer di Asia. Kaltim mulai memperkenalkan kepada pelajarnya.

Ditulis Oleh: Giarti Ibnu Lestari
Senin, 22 Juli 2019

kaltimkece.id Rapat Kerja Provinsi (Rakerprov) Persatuan Cricket Indonesia (PCI) Kaltim digelar Sabtu malam, 20 Juni 2019. Berlangsung pukul 20.00 Wita di Gedung Guru/PGRI Kaltim, Jalan Harva, Samarinda.

Kegiatan tersebut diikuti delapan kabupaten/kota se-Kaltim, minus Mahulu karena kepengurusan yang vakum. Juga Kutai Barat yang belum terbentuk.

Ketua PCI Kaltim Musyahrim penuh optimistis dalam rakerprov tersebut. Meyakini medali emas bisa tercapai pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2020 mendatang di Papua. "Putra-putri itu target emas 2020. Nah, untuk mencapai itu akan disusun strategi dalam rakerprov yang dihadiri delapan kabupaten/kota," sebutnya kepada kaltimkece.id.

Musyahrim menyadari cabang olahraga (cabor) kriket masih asing di telinga sebagian warga Indonesia. Demikian juga Kaltim. Apalagi, cabor ini baru dipertandingan di PON XIX 2016 Bandung, Jawa Barat dengan status ekshibisi.

Pada PON 2020 mendatang, kriket mulai menjadi salah satu cabor utama. Berikutnya dipertandingkan setiap gelaran PON. Cabor ini sangat populer di selatan Asia. Terutama India, Pakistan, dan Sri Lanka.

Pengurus PCI Kaltim pun mulai gencar melakukan sosialisasi ke masyarakat untuk semakin mengenal kriket. Utamanya di sekolah-sekolah. Kelak diharapkan dapat dimainkan berbagai usia. Mulai SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi.

Sejauh ini, respons setiap sekolah yang dikunjungi selalu baik. Namun, beberapa di antaranya belum sama sekali mengenai kriket. Termasuk dari kalangan guru olahraga sekolah tersebut.

Di Kaltim, kejuaraan-kejuaraan tingkat sekolah akan terus dilakukan. Digulirkan demi mengakrabkan masyarakat dengan kriket. Salah satu tantangan utama, adalah ketersediaan alat latihan atau bertanding yang belum secara umum dijual di Indonesia. "Kami ingin olahraga ini populer di masyarakat. Seperti sepak bola. Untuk itu, keterlibatan media massa sangat membantu sosialisasi ke masyarakat,” pungkas Musyahrim. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar