Olahraga

Season Review-1: Degradasi Bukan Kejutan

person access_time 5 years ago
Season Review-1: Degradasi Bukan Kejutan

Foto: Mitra Kukar

Mitra Kukar terdegradasi pada laga terakhir. Puluhan partai sebelumnya ikut menentukan.

Ditulis Oleh: Bobby Lolowang
Jum'at, 14 Desember 2018

kaltimkece.id Panasnya Liga 1 Indonesia 2018 berakhir sudah. Persija Jakarta keluar sebagai juara. Hasil dua wakil Kaltim tak ada yang membanggakan.

Borneo FC dan Mitra Kukar merupakan dua kontestan Liga 1 musim 2018 dari provinsi ini. Sayangnya, formasi itu berubah tahun depan. Ketatnya persaingan kasta tertinggi menjadikan Mitra Kukar pesakitan. Satu dari tiga tim terdegradasi. Persiba Balikpapan yang sudah semusim di Liga 2 tak lagi sendirian.

Naga Mekes—julukan Mitra Kukar terbenam di posisi 16 dari 18 kontestan. Hasil 19 kekalahan dan hanya 12 menang dari 34 laga berujung sesal. Koleksi 39 poin belum cukup untuk bertahan di Liga 1.

Degradasi sebetulnya bukan hal mengejutkan. Di sepanjang musim, dari pekan pertama hingga 34, Mitra Kukar merasakan panasnya zona merah dalam lima kesempatan. Selebihnya, posisi Bayu Pradana cs naik turun di luar 10 besar. Hanya hasil pekan pertama menempatkan juara Piala Jenderal Sudirman itu di tempat ketujuh.

Secara matematis, kejatuhan Mitra Kukar adalah buah rapuhnya lini pertahanan. Musim ini Naga Mekes dibobol lawan 58 kali. Bahkan dari 17 pertandingan kandang, Mitra Kukar jebol sampai 20 gol. Yang berarti, dalam setiap penampilan di Aji Imbut, Mitra Kukar kebobolan 1,17 gol per laga.

Dengan catatan minor itu, tim dengan nama lain Barisan Kuat dan Kekar tersebut menjadi kontestan dengan angka kebobolan terburuk kedua di Liga 1. Tempat pertama milik penghuni dasar klasemen, PSMS Medan yang dijebol 70 kali.

Statistik itu serupa catatan musim lalu. Finis di tempat ke-10 dengan 43 poin, Mitra Kukar dijebol 74 kali. Tak satupun tim lebih buruk kecuali Persegres Gresik United. Musim lalu Persegres kemasukan 104 gol dan finis di dasar klasemen. Mirip!

Problematika di lini belakang sebenarnya mendapat pembenahan. Nama-nama besar didatangkan. Satu dari empat slot pemain asing diisi penjaga gawang. Langkah begini jarang diambil tim Indonesia. Umumnya kuota asing diperuntukkan striker, gelandang, atau bek.

Kiper pengalaman asal Korea Selatan Yoo Jae-Hoon direkrut. Musim sebelumnya, pemain 35 tahun itu bermain untuk Persipura Jayapura. Jae-Hoon kaya pengalaman. Ia kiper dengan curriculum vitae impresif. Dua trofi Liga Indonesia dan satu Indonesia Soccer Championship A telah dimenangkan.

Mitra Kukar juga mendatangkan pemain asal Brasil Mauricio Leal. Bek 31 tahun itu pernah merumput untuk Persipura dan Sriwijaya FC. Kehadirannya didapuk sebagai upgrade dari Jorge Gotor. Pemain belakang jebolan La Liga itu tampil di bawah ekspektasi tahun lalu.

Sayangnya, nama-nama yang diharapkan menyudahi persoalan gagal bersinar. Jae-Hoon hanya tampil di 17 pertandingan. Dua kali ia ditarik keluar lapangan karena cedera.

Tampil 17 kali, Jae-Hoon hanya clean sheet dua kali. Yakni ketika menang 2-0 atas PSIS Semarang pada 28 Oktober 2018 dan kemenangan 1-0 dari Persib Bandung, 10 Agustus 2018. Keduanya di kandang.

Dan dari 17 penampilan itu, gawang Jae-Hoon dibobol 32 kali. Statistik kebobolan kiper asing tersebut adalah 1,88 per laga.

Geri Mandagi yang tampil di 19 pertandingan sebenarnya tak lebih baik. Namun setidaknya tak seburuk Jae-Hoon. Kiper asal Sulawesi Utara itu kebobolan 29 kali musim ini, 1,52 per laga. Lima pertandingan di antaranya clean sheet.

Adapun Leal yang hanya tiga kali tak tampil, belum memberi dampak signifikan bagi tim. Punya kontribusi dalam produktivitas tim lewat tiga gol dan dua assist, penampilannya di lini belakang belum membanggakan. Meskipun, melansir laman resmi Liga 1, Leal mencatatkan 78 persen tekel sukses sepanjang musim. Total tekel sukses Mitra Kukar adalah 365 kali.

Lini depan Mitra Kukar juga merosot. Tak lagi ada ketajaman yang banyak menolong. Kepergian Marclei Cesar tak mendapat pengganti sepadan.

Tahun lalu, striker asal Brasil tersebut bersinar bersama Naga Mekes. Namanya mencuat di jajaran atas pencetak gol terbanyak negeri ini. Total 24 gol ditorehkannya dari 32 penampilan. Reputasi itu membuatnya direkrut Chonburi dan bermain di Liga Thailand, sebelum pindah ke Ho Chi Minh City dari Vietnam.

Striker asal Spanyol Fernando Rodriguez yang didatangkan belum setara pendahulunya. Punya pengalaman dalam skuad Sevilla di La Liga, Rodriguez hanya bikin 15 gol dari 30 laga di Liga 1. Total 15 gol didapat dari 56 tembakan akurat yang dilepaskan.

Efeknya sampai ke tim. Musim lalu Mitra Kukar bisa bikin 49 gol. Tahun ini hanya 45. Naga Mekes jadi tim dengan produktivitas gol terburuk dari tiga terdegradasi.

Catatan-catatan akhir musim sungguh di bawah ekspektasi. Naga Mekes semula ditarget finis lima besar. Langkah konkret diambil dengan mendatangkan pelatih baru.

Rafael Berges Marin didapuk sebagai nakhoda Mitra Kukar musim 2018. Diperkenalkan langsung CEO Mitra Kukar Endri Erawan dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu 20 Desember 2017.

"Rafael kami targetkan minimal lima besar. Lebih bagus tiga besar atau bahkan bisa juara. Besar harapan kami dia bisa mencapainya," sebut Endri, seperti dikutip dari laman Goal.

Berges merupakan pelatih asal Spanyol dengan pengalaman melatih lebih satu dekade. Kariernya sebagai pemain pernah bersinar. Ia bagian dari skuad Spanyol U-21 dan U-23 pada 1991-1992.

Bukan pemain biasa, ia langganan starter ketika Spanyol menjuarai medali emas sepak bola Olimpiade 1992. Dua gol dicatatkan dalam turnamen tersebut. Termasuk ketika menang 2-0 atas Ghana di semifinal.

Pemain berlabel marquee player juga didatangkan untuk memuluskan niat. Eks gelandang Liverpool Danny Guthrie bergabung awal Januari 2018. Dilansir dari laman Transfermarkt, Guthrie tak memiliki klub sejak dilepas Blackburn Rovers pada musim panas 2017. Ketika didatangkan Mitra Kukar, market value pemain 31 tahun itu tercatat EUR 750 ribu atau Rp 12,3 miliar.

Guthrie mencatatkan lebih 200 penampilan di Premier League dan Championship Inggris. Karier juniornya dihabiskan di Manchester United dan Liverpool. Ia menembus timnas U-16 pada 2003. Musim 2009/10, Guthrie membawa Newcastle United menjuarai Championship.

Di Mitra Kukar, pemain Inggris tersebut menempatkan diri sebagai jenderal lapangan tengah. Statistik operannya tertinggi kedua di Liga 1. Ada 1.294 umpan meluncur dari kakinya. Hanya Matia Jesus Cordoba dari Barito Putera mencatatkan operan lebih banyak, 1.451.

Akurasi umpan Guthrie juga mencapai 82 persen. Namun, ia kerap bermasalah dengan kedisiplinan di atas lapangan. Dari 29 penampilan, ia mengantongi tujuh kartu kuning. Didapat dari 43 pelanggaran olehnya pada sepanjang musim.

Sayang, segala kontribusi tersebut belum berdampak banyak untuk Naga Mekes. Berges bahkan mundur setelah 15 pertandingan. Delapan kekalahan, dua seri, dan lima kemenangan membuat Mitra Kukar menempati posisi 16 dengan 17 poin.

Manajemen bereaksi dengan berburu pelatih baru. Nama yang mengemuka adalah Rahmad Darmawan. Pengalamannya diyakini mampu mengangkat Mitra Kukar dari papan bawah. Pelatih berinisial RD itu ditunjuk sepekan sebelum laga Derby Mahakam kontra Borneo FC pada 6 Agustus 2018.

"Kami pikir Coach RD sarat pengalaman di Liga Indonesia. Semoga dengan pengalaman beliau dapat memberikan yang terbaik buat Mitra Kukar. Sehingga dapat memperbaiki peringkat kami pada putaran kedua," sebut Endri, Selasa 31 Juli 2018, seperti dilansir laman Kompas.

Sejak itu, performa Mitra terus memburuk. Debut Rahmad tercoreng kekalahan dari tim tetangga. Naga Mekes ditekuk 3-2 meski tuan rumah bermain di Stadion Batakan Balikpapan. Saat itu Borneo dilarang bermain di Segiri karena penerangan stadion yang di luar ketentuan operator liga.

Situasi Mitra Kukar sempat membaik setelah mengalahkan Persib Bandung dan Persipura dalam tiga laga setelahnya. Namun, tren bagus hanya sesaat. Empat laga berikutnya berakhir tanpa poin. Termasuk kalah 4-1 dari PSM di Aji Imbut, dua pekan setelah kalah dengan skor yang sama dari Persebaya Surabaya di Gelora Bung Tomo.

Coach RD gagal hadir sebagai penyelamat. Dari total kemungkinan 48 poin, ia hanya mampu meraih 16 untuk Mitra Kukar. Naga Mekes terdegradasi tepat setelah peluit akhir Liga 1 berbunyi.

"Saya bertanggung jawab atas semua kegagalan ini. Pemain sudah berjuang, sayangnya hasil akhir tak berpihak ke kami," sebut RD dikutip dari Bola. (bersambung)

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar