Pabrik Tahu Rumahan di Selili, Terpaksa Andalkan Kedelai Impor, Dambakan Fasilitas Layak

Perajin tahu rumahan di Samarinda banyak mengimpor kedelai karena harga lebih terjangkau. Kualitas kacangnya pun lebih oke dibanding produk lokal.

Sutarmi memasuki tahun ke-20 menjadi perajin tahu.

Proses pengilingan kacang kedelai menggunakan mesin.

Pengusaha tahu di Jalan Lumba-Lumba Kelurahan Selili, beroperasi sejak 1990-an. Warga dari RT 10 hingga RT 15 tercatat sebagai pelaku industri tersebut.

Perajin berharap pemerintah mampu mengendalikan harga kedelai untuk menekan modal bagi pengusaha rumahan.

Para perajin masih berharap perhatian ekstra untuk bisa memproduksi lebih baik.

Yang paling diharapkan adalah tempat produksi layak dan penampungan limbah memadai.

Saat ini, ketersediaan kayu bakar untuk produksi tahu termasuk yang cukup dikeluhkan.

Untuk mendapatkan kacang kedelai sebagai bahan baku, para perajin mesti membayar Rp 78 ribu per kilogram. Nilai yang lebih besar dikenakan untuk kedelai lokal dengan kualitas yang tak lebih baik.

Dari modal Rp 500 ribu, perajin tahu bisa meraup pendapatan hingga Rp 3 juta per bulan.

Pabrik tahu rumahan bisa memproduksi hingga 2 kuintal dalam sehari.