Seribu Kata

Perang Kue Keroncong di Gerbang Tenggarong, Dulu Hanya Tiga Kini Lebih 30 Pedagang

Walau bukan sebutan resmi, banyak yang bilang Jalan AP Mangkunegaran di Desa Teluk Dalam ini adalah desa keroncong. (foto-foto: wahyu musyifa/kaltimkece.id)

Lebih 30 lapak berjualan kue keroncong di sepanjang Jalan Ap Mangkunegara tersebut.

Keberadaan di gerbang Tenggarong dari Samarinda, dimanfaatkan warga sebagai ciri khas lain dari Desa Teluk Dalam.

Halaman rumah pinggir jalan dimanfaatkan membuka peluang usaha jajanan keroncong.

Kue keroncong adalah jajanan tradisional dengan nama berbeda di berbagai daerah. Warga Kutai dan Banjar biasa menyebutnya keroncong.

Serupa kue pukis tetapi keroncong lebih padat dan tidak mengembang ketika dimasak.

Fenomena desa keroncong ramai beberapa bulan terakhir dan menjadi tren usaha baru.

Buka dari pukul 07.00-17.00 Wita, rata-rata pedagang bisa menghabiskan 4-5 kilogram adonan dalam sehari.

Banyak pembeli dari luar kota mampir menjadikan kue keroncong sebagai camilan di perjalanan.

Bahan baku utama kue keroncong adalah parutan kelapa muda.

Dari semula tiga pedagang, lambat laun makin banyak warga berjualan kue keroncong.

Punya berbagai nama di Indonesia, penduduk lokal Kaltim menyebutnya kue keroncong. Keberadaannya mulai khas di Tenggarong, Kutai Kartanegara. Bahkan menjadi sebutan di Desa Teluk Dalam. Kamera kaltimkece.id merekam aktivitas puluhan penjual kue keroncong yang terkumpul di suatu kawasan yang kini banyak disebut desa keroncong.

Ditulis Oleh: Wahyu Musyifa
Rabu, 16 Oktober 2019

Label