Seribu Kata

Situs Gunung Selendang di Sangasanga, Potret Sejarah Daerah yang Kaya Budaya

Situs kubur tajau Sangasanga terletak di Bukit Selendang, tepatnya di sebelah timur jembatan Sangasanga. (foto-foto: wahyu musyifa/kaltimkece.id)

Penggalian arkeologis atau ekskavasi pertama di situs Gunung Selendang pada 2010 dilakukan Balai Arkeologi Banjarmasin bekerjasama dengan BP3 Samarinda, sekarang BPCB Kaltim.

Situs ini ditemukan secara tidak sengaja pada Mei 2009 saat dilakukan pengerukan Bukit Selendang untuk mengurangi longsoran tanah ke jalan aspal.

Tidak begitu banyak yang dipamerkan di situs ini tetapi beberapa barang mewakilkan sejarah yang berkembang di Sangasanga.

Berdasarkan hasil penggalian, ditemukan tajau atau wadah kubur dari stoneware sebanyak 51 buah.

Destinasi ini buka setiap hari dan tidak dipungut biaya masuk.

Tajau di Situs Gunung Selendang terdiri atas dua kelompok yakni tajau dengan bentuk badan ramping dengan bibir bergelombang memiliki diameter 22 sentimeter dan tajau dengan bentuk badan tambun dengan bibir polos tanpa hiasan memiliki ukuran diameter 23,5 sentimeter. Bahan pembuatan tajau terbuat dari stoneware.

Pada 2017, dibangun pusat informasi sebagai museum situs sekaligus wadah penyampaian Informasi kepada masyarakat luas, khususnya masyarakat Sangasanga agar lebih mengenal potensi budaya yang ada di wilayahnya.

Berwisata ke Cagar Budaya Situs Bukit Selendang Sangasanga bisa ditempuh 1 jam dari Samarinda via jalur darat.

Situs Gunung Selendang atau kubur tajau berada di Kecamatan Sangasanga, Kabupaten Kutai Kartanegara dengan luas wilayah 233,40 kilometer persegi.

Situs Gunung Selendang atau kubur tajau di Kecamatan Sangasanga, Kabupaten Kutai Kartanegara, menyimpan banyak sejarah daerah yang kaya akan budaya tersebut. Memiliki luas wilayah 233,40 kilometer persegi, cukup ditempuh selama satu jam dari Samarinda.

Ditulis Oleh: Wahyu Musyifa
Selasa, 17 Maret 2020

Label