Seribu Kata

Wajah Kejayaan Tersisa Citra Niaga di Antara Sentuhan Modern

person access_time 4 years ago
Wajah baru Citra Niaga. Dulu diresmikan Menteri Tenaga Kerja Sudomo dan Wali Kota Samarinda Waris Husain pada 27 Agustus 1987.
Pusat perbelanjaan karya arsitek Antonio Ismael ini pernah memperoleh perhargaan internasional Aga Khan Award for Architecture (AKAA) pada 1989. Dengan penataan dan bentuk bangunan yang menarik membuat Citra Niaga meraih kejayaan dan hati masyarakat Samarinda.
Walau tidak sepopuler dulu, Citra Niaga tetap menjadi tempat favorit mencari pernak pernik. Termasuk berfoto ria atau hanya duduk santai sembari istirahat di sela aktivitas keseharian.
Pada 1987, tepatnya 27 Agustus 1987, dibangunlah sebuah kompleks perbelanjaan dengan luas mencapai 2,7 hektare yang diberi nama Citra Niaga. Dibangun di atas bekas Taman Hiburan Gelora yang pernah terbakar hebat.
Dengan tiga tahap pembangunan, Citra Niaga menghabiskan dana sebesar USD 6,18 juta.
Sebagai pusat oleh-oleh dan kerajinan khas Samarinda, beberapa kios menjual ragam kerajinan asli Kota Tepian berupa cendera mata manik-manik yang dibentuk kalung, gelang, juga tas.
Canda tawa kecil dan suasana kota tua seakan membawa pengunjungnya menjelajahi waktu kembali ke dekade 1980-an.
Tahapan demi tahapan memperindah Citra Niaga dilakukan agar tidak kalah bersaing dengan pusat perbelanjaan modern.
Di berbagai sudut, mudah ditemukan orang-orang menghabiskan waktu di lingkungan ini. Meskipun sangat jumpa menjumpai gerombolan anak muda.
Arsitektur kota tua sangat kontras dengan bangunan modern yang mulai berkembang di sekitar Citra Niaga.
Pedagang-pedagang kecil di lorong ruko menjadi hal yang umum dijumpai saat berada di Citra Niaga.
Citra Niaga Samarinda juga dekat dengan berbagai landmark kota. Salah satunya kawasan pelabuhan.

Citra Niaga mencatatkan kejayaannya pada dekade 1980-an. Meski popularitasnya tak semasif dulu, kompleks pertokoan ini masih jadi tempat bagi banyak jiwa menghabiskan keseharian. Baik untuk kepentingan ekonomi maupun sekadar membunuh waktu.

Ditulis Oleh: Wahyu Musyifa
Kamis, 27 Februari 2020

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait

access_timeRead later

Ragam

Dilema ASN dalam Pusaran Politik

access_time1 year ago
access_timeRead later

Pariwara Mahakam Ulu

Diklat Paskibraka Mahulu Dimulai

access_time1 year ago
access_timeRead later

Pariwara

Aldi Satya Mahendra Juarai Balap Dunia WorldSSP300 Cek

access_time1 year ago
access_timeRead later

Pariwara

Mensesneg Resmikan Revitalisasi Kelistrikan PLN di Istana Kepresidenan Jakarta

access_time1 year ago
access_timeRead later

Pariwara

Patroli Hutan Desa di Kampung Lakan Bilem

access_time1 year ago
access_timeRead later

Gaya Hidup

Punya Bodi Kokoh, Menjadikan WR 155 R Tangguh Diberbagai Medan

access_time1 year ago

Tinggalkan Komentar