PARIWARA

Coblos Calon Presiden Hari Ini, Memilah sebelum Memilih

person access_time 5 years ago
Coblos Calon Presiden Hari Ini, Memilah sebelum Memilih

Foto: Dokumen Pribadi

Golongan putih bisa saja karena kurang mengenal calon pemimpinnya. Platform yang satu ini bisa sangat membantu.

Ditulis Oleh: Fachrizal Muliawan
Selasa, 16 April 2019

kaltimkece.id Sejak 2018, jagat maya Indonesia kerap diramaikan isu pemilihan presiden atau pilpres. Di tahun politik, netizen terbagi dua. Antara pendukung pasangan 01 atau 02. Terbagi pula golongan putih dan golongan siap memilih.

Senin, 15 April 2019, diluncurkan sebuah website pilahpilihpilpres.com. Sebuah situs berisi kuis online yang diharap pembuatnya bisa membantu warganet mendapat gambaran pilihannya dalam pemilihan presiden.

Adalah Asnilta Fahda, inisiator pembuatan situs tersebut. Dihubungi kaltimkece.id, perempuan lulusan Institut Teknologi Bandung jurusan Informatika itu, menyebut ada beberapa hal yang memicu dirinya membuat website tersebut.

Semua berawal sebuah cuitan akun Twitter temannya. Tweet tersebut menyatakan tak akan menggunakan haknya saat pemilu 17 April 2019. “Alasannya sih karena enggak mengikuti informasi kedua pasangan calon,” ujarnya.

Kawannya itu juga tak ingin mengejar informasi. Terlalu berserakan di dunia maya. Ujungnya jadi tak jelas. Belum lagi hoax yang bertebaran.

Dari situ, dirinya membuat pilahpilihpilpres.com. Berisi segala informasi program kedua paslon. “Intinya para pengakses tinggal memilih jawaban atas pertanyaan yang diajukan,” tuturnya.

Tujuannya, adalah membantu pengguna memahami kecocokan preferensi pribadi dengan program maupun gagasan kedua paslon. Isi pertanyaan meliputi ekonomi, pemerintahan, lingkungan, kebudayaan, korupsi, hukum, dan berbagai isu lain. “Jadi membantu memberi gambaran pilihan nanti saat ke TPS,” ujarnya.

Hal lain yang memantik Nilta adalah ketika mendampingi sang bunda yang memiliki latar belakang politik. Nilta adalah putri ketiga Hetifah Sjaifudian, wakil ketua Komisi X DPR RI yang kini kembali bertarung dalam pemilihan legislatif.

Medio Februari hingga Maret 2019, Nilta dan Hetifah berkeliling Kaltim. Tak dimungkiri, terang Nilta, kepedulian politik dan sosial Nilta tak lepas dari kedua orangtuanya. “Apalagi saat ikut mama keliling Kaltim, saya melihat kondisi politik di Indonesia tergantung anak muda,” ujar perempuan 24 tahun itu.

Sosok Hetifah sendiri, lanjut Nilta, adalah perempuan yang mengejar hal-hal yang dilakukannya bisa memberi impact terhadap orang lain. Saat mengikuti ibunya keliling Kaltim, sebelumnya Nilta beranggapan rasio orang yang skeptis terhadap politik sangat banyak. “Ternyata yang enggak skeptis juga banyak,” tuturnya.

Adapun ide pembuatan pilahpilihpilpres.com baru terbersit dua pekan sebelum situs diluncurkan. “Satu pekan untuk mengumpulkan orang, satu minggu proses pembangunan situs. Ternyata animo warganet sangat bagus. Bahkan sampai trending,” tuturnya.

Dalam proses pembuatannya, pilahpilihpilpres.com Nilta dibantu Feryandi Nurdiantoro sebagai develop. Sedangkan Audhina Nur Afifah, Eduard Lazarus, dan Fikri Khalqih menjadi pengisi konten. “Awalnya saya pengin bikin sendiri, tapi melihat kesibukan lain, saya putuskan berkolaborasi,” terangnya.

Nilta menjadikan situs tersebut bukan sebagai hasil akhir. Ini juga untuk membantu netizen meningkatkan pemahaman soal kedua paslon. Benar saja, kaltimkece.id sempat mencoba menjawab 16 pertanyaan dari pilahpilihpilpres.com. Jawaban akhir ternyata tak seperti pilihan selama ini. Bisa saja pendukung paslon Z mendapat presentasi jawaban dengan kecocokan dengan paslon Y. “Ya, lagi-lagi bukan hasil akhir, melainkan memberikan gambaran,” ujarnya.

Nilta berencana membangun website untuk tahun-tahun politik berikutnya. Bisa partai politik, caleg dan lainnya.

Tak Pernah Memaksa Masuk Politik

Diwawancara terpisah, Hetifah cukup terkejut dengan pekerjaan putri ketiganya itu. Menurut Hetifah, situs tersebut adalah sebuah proyek profesional. Dan dalam proses kreatif, dia tak tahu-menahu. Saat proyek dibuat, Nilta berada di Bandung, Hetifah di Kaltim.

Hetifah melihat hal itu sebagai cara anaknya mengekspresikan diri untuk mendalami dunia politik. “Tentu dengan sudut pandang keahliannya,” ujar Hetifah.

Hetifah merasa cara yang dilakukan Nahla tak pernah dia bayangkan. “Membawa dunia politik ke fase yang kreatif dan menyenangkan,” ucapnya.

Hetifah tak pernah memaksa para buah hati mengikuti jejaknya. Bahkan, perjalanan ke Kaltim, kata Hetifah, adalah permintaan Nilta. Dan selama perjalanan, ide membuat websiter terbesit. “Waktu saya lihat, ternyata Nilta kreatif juga,” ujarnya. “Selamat ya Nak. Mama dan papa bangga sama Nilta,” kunci Hetifah. (*)

 

 Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar