Pariwara Kutai Timur

Penghasil Kakao Terbesar di Kaltim

person access_time 5 years ago
Penghasil Kakao Terbesar di Kaltim

Dok. Humas Pemkab Kutim

Ditulis Oleh: PARIWARA
Jum'at, 15 Maret 2019

kaltimkece.id Selain produksi kelapa sawit yang tinggi, di Kutai Timur, tepatnya di Desa Karangan Hilir, Kecamatan Karangan merupakan produsen terbesar Kakao di Kalimantan Timur. Kepala Desa Karangan Hilir Jabir mengatakan, dari desanya, menghasilkan kakao sebagai bahan baku coklat dengan kualitas andalan. Bukan hanya Kaltim, Kutim bahkan disebut sebagai menjadi penghasil kakao terbesar di Kalimantan setelah Kecamatan Sebatik di Kalimantan Utara.

"Kami juga memiliki mutu dan kualitas yang cukup baik serta dapat bersaing dengan daerah penghasil kakao lainnya,” kata Jabir.

Melalui Dinas Perkebunan Kabupaten dan Provinsi, Jabir mengaku pihaknya bersinergi dengan PT Berau Coal untuk meningkatkan nilai jual dengan sistem permentasi. Ia memaparkan, Karangan saat ini memiliki luas lahan 100 hektare yang produktif untuk ditanamin kakao. Menghasilkan panen seberat 150 ton pertahun, dengan pendapatan Rp 4,5 miliar pertahun. Jumlah itu, kata dia, terhimpun dalam tujuh kelompok tani yang terdiri dari 101 orang yang ada di Karangan.

"Kakao atau cokelat inilah yang menjadi tumpuan dan diandalkan masyarakat kita untuk menopang kehidupan sehari-hari. Seperti  biaya menyekolahkan anak-anak mereka dalam mengenyam dunia pendidikan," sebutnya.

Namun, dibalik potensi tersebut masih ada keluhan para petani kakao. Antara lain yakni tingginya biaya operasional. Seperti biaya pembelian dan pengadaan pupuk yang cukup tinggi. Hal tersebut erat kaitannya dengan biaya transportasi untuk pengadaan pupuk dimaksud. Jabir berharap pemerintah dapat memberikan solusi terkait masalah tersebut.

Di samping itu pula, masyarakat petani sangat mengeluhkan keberadaan para tengkulak atau pengepul yang ada saat ini. Mereka dianggap mempermainkan harga sesuka hati, sehingga harga tidak stabil. Jabir mengatakan, kendala itu menambah penat petani selain tingginya ongkos operasional.

Terakhir, tahun ini demi peningkatan ekonomi kerakyatan, dia memiliki program Gerakan Pembangunan Desa Karangan Ilir Maju Adil Nyata Demokratis "Gerbang Desa Kimanis" yang sudah berjalan 3 tahun bersama Bumdes. Dengan dukungan sumber anggaran dari dana desa. Sudah 11 RT berinvestasi ke Bumdes untuk meningkatan ekonomi kerakyatan. Usaha yang sudah djalankan yakni beli Tandan Buah Segar (TBS) sawt dan penjualan semen.

"Ditahun 2018 Bumdes Karangan Hilir dengan modal Rp 100 juta, dalam kurun waktu 6 bulan mendapat keuntungan Rp 30 juta," tutupnya. (pariwara/hms7)

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar