Pariwara Kutai Timur

Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan di Kutai Timur

person access_time 5 years ago
Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan di Kutai Timur

Foto: Jani (Humas Pemkab Kutim)

Ditulis Oleh: PARIWARA
Rabu, 20 Februari 2019

kaltimkece.id Saran dan masukan dari berbagai pihak penting untuk kesuksesan pelaksanaan suatu program. Apalagi program dimaksud menyangkut kemaslahatan orang banyak, seperti air beraih. Sehubungan dengan itu, pihak terkait dilibatkan dalam lokakarya bertajuk Ekspos Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (RAD- AMPL) Kabupaten Kutai Timur di Ruang Damar Gedung Serba Guna (GSG), Komplek  Perkantoran, Bukit Pelangi, Rabu, 13 Februari 2019.

Dibuka Asisten Perekonomian dan Pembangunan Rupiansyah mewakili Bupati Kutim. Kegiatan bertujuan untuk memperoleh masukan penyempurnaan dari para stakeholder dan penyehatan lingkungan di Kutim. Sekaligus sebagai salah satu rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dalam penyusunan dokumen RAD AMPL. Yaitu dokumen rencana pengembangan kapasitas daerah dalam penyediaan air minum dan penyehatan lingkungan untuk periode lima tahun.  

Rupiansyah mengatakan, RAD AMPL penting untuk disusun sebagai acuan pelaksana penyediaan dan pengelolaan air minum. Sesuai visi misi Pemkab Kutim yakni Gerakan Pembangunan Desa Mandiri Terpadu (Gerbang Desa Madu). Dengan salah satu programnya adalah ketersediaan air bersih. 

"Menjadi salah satu fokus pembangunan daerah saat ini. Saat ini ketersediaan air bersih kesehatan lingkungan dimotori oleh Dinas Perkim dan sudah berjalan untuk wilayah perkotaan,” ungkap Rupi, sapaan akrab Rupiansyah.

Maka dari itu, melalui kegiatan ini diharapkan stakeholder dapat saling memberi masukan mengenai pembiayaan. Untuk selanjutnya masuk pada rencana aksi. Sekarang ini, terutama di wilayah pantai menurut Rupi menjadi daerah yang tidak memiliki air baku. Oleh sebab itu dirinya meminta paling tidak hasil lokakarya dapat memetakan potensi air baku terlebih dahulu.  Sebab Kutim masih dikatakan kurang dalam pemenuhan air baku, untuk air minum. 

“Pemanfaatan eks tambang dapat dijadikan kolam sebagai ketersediaan air baku. Sebagai contoh kolam air baku PT KPC Telaga Bening,” ucapnya. 

Selanjutnya cakupan pelayanan air minum juga dirasa masih kecil, terutama di wilayah pedesaan. Masyarakat yang tinggal dipinggir sungai sebaiknya dapat memanfaatkan PDAM sebagai sumber air bersih.

Mantan Kepala Bappeda Kutim ini berharap paling tidak nanti dapat dipetakan kondisi kecamatan dan desa mana yang ditangani dalam pemenuhan air minum.

Lokakarya ini turut dihadiri Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kutim Aji Muhammad Fitra Firnanda dan Kepala Bagian Pembangunan Setkab Kutim Poniso Suryo Renggono, serta Kepala Bidang Prasarana Wilayah Bappeda Riptowidargo. Sejumlah stakeholder, Instansi terkait baik dari provinsi maupun daerah. (pariwara/hms10)

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar