Pariwara Mahakam Ulu

Bupati Ajak Kembangkan Pariwisata dan Sambil Menjaga Tradisi Berladang Padi Gunung Organik

person access_time 2 years ago
Bupati Ajak Kembangkan Pariwisata dan Sambil Menjaga Tradisi Berladang Padi Gunung Organik

Bupati Mahulu, Bonifasius Belawan Geh bersama istri Yovita Bulan Bonifasius mengikuti acara Laliiq Ataaq di Kampung Mamahaq Besar, Sabtu, 5 Maret 2022. kaltimkece.id (Muhibar Sobary Ardan)

Alam dan kearifan lokal yang terjaga di Mahulu dipercaya membawa berkah ketahanan pangan dan pariwisata.

Ditulis Oleh: Muhibar Sobary Ardan
Senin, 07 Maret 2022

 

kaltimkece.id Mengenakan kemeja biru dan putih bermotif kotak-kotak, Bonifasius Belawan Geh bersilahturami ke rumah-rumah warga di Kampung Mamahaq Besar, Kabupaten Mahulu. Di ruang tamu, sang pemilik rumah telah menyajikan emping yang diolah dari padi muda berusia empat bulan, gula merah dan kelapa muda. Sambil menyantap camilan tradisional, orang nomor satu di lingkungan Pemkab Mahulu itu bercerita dan bercanda bersama warganya. 

Malam itu, Sabtu, 5 Maret 2022 seisi penduduk di kampung kelahiran Bupati Bonifasius juga bergantian menyambangi tiap rumah yang ada. Ketika selesai berkeliling, penduduk berkumpul di lamin dan menari bersama diiringi musik tradisional. Prosesi itu menjadi penanda ritual adat Laliiq Ataaq dimulai. 

Acara adat tahunan ini merupakan bentuk rasa syukur di mulainya musim tanam tahun ini sekaligus rasa terima kasih atas tumbuhnya padi muda yang kini berusia empat bulan. Sebagai informasi, mayoritas petani lokal di Mahulu membudidayakan berbagai varietas padi gunung organik dengan sistem gilir balik. Seluruh prosesi dari menanam sampai memanen diperkirakan memakan waktu sekira delapan enam sampai delapan bulan. 

“Hari ini kita bersyukur karena kita dapat mencetak padi baru. Semoga umur kita panjang dan kita menerima berkat hasil padi yang melimpah,” harap bupati dalam sambutannya ketika membuka prosesi adat malam itu. 

Dalam kesempatan itu, pria 55 tahun kelahiran Kampung Mamahaq Besar yang sejak belia ikut menanam padi gunung itu berpesan agar masyarakat melestarikan dan menjaga budaya yang diwarisi turun temurun. Sehingga, generasi di masa mendatang tetap bisa ikut merayakan upacara tiap tahunnya. 

"Kalau tidak ada acara adat seperti ini tentu kita tidak dapat berkumpul seperti ini, saya tidak bisa melihat kepala adat, pak petinggi, dan masyarakat lainya," ujar Bupati. 

Bupati menilai acara tahunan ini berpotensi menjadi magnet bagi wisatawan. Sebab, tidak banyak daerah lain di Kaltim yang memiliki ritual seperti ini. Karena itu, ia berpesan kepada para pengelola acara agar meningkatkan kualitas pelayanan tiap tahunnya. 

Lewat wisata minat khusus berbasis kearifan lokal ini, bupati berkeyakinan kampung akan kebanjiran berkah dari para wisatawan. Kampung menjadi mandiri dan maju. 

“Sehingga para wisatawan yang datang ke sini boleh menginap di sini, bayar penginapan, belanja makanan, beli oleh-oleh hasil kerajinan tangan. Dan itu semua akan memberi kesejahteraan bagi rakyat di sini,” tutur bupati. 

Turut hadir mendampingi bupati, Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah, Gerry Gregorius, Kepala Inspektorat Mahulu, Budi Gunarjo Ompusunggu dan sejumlah pejabat lainnya. Kegiatan mengikuti protokol kesehatan.

Editor : Nalendro Priambodo

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar