Pariwara Mahakam Ulu

Kejar Kemandirian Pangan, Pemkab Mahulu Siapkan Bantuan Tanam Rp Dua Juta per Hektare Bagi Petani Penggarap

person access_time 3 years ago
Kejar Kemandirian Pangan, Pemkab Mahulu Siapkan Bantuan Tanam Rp Dua Juta per Hektare Bagi Petani Penggarap

Bupati dan Wakil Bupati Mahulu, Bonifasius Belawan Geh dan Yohanes Avun merealisasikan janji politik bantuan biaya tanam Rp 2 juta per hektare. kaltimkece.id (Nalendro Priambodo)

Bantuan ini agar tercipta kemandirian pangan sekaligus mendorong petani berladang menetap.

Ditulis Oleh: Nalendro Priambodo
Jum'at, 10 September 2021

kaltimkece.id Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu (Pemkab Mahulu) meluncurkan program bantuan tanam bagi petani penggarap. Sudah disiapkan anggaran bantuan sebesar Rp enam miliar. Dana itu ditargetkan akan disalurkan kepada sekitar tiga ribu petani lokal yang tersebar di 50 kampung. Lewat program ini, setiap petani penggarap akan diberi bantuan tanam sebesar Rp dua juta per hektare. 

Simultan ini merupakan realisasi janji politik pasangan Bupati dan Wakil Bupati Mahulu terpilih Bonifasius Belawan Geh dan Yohanes Avun. Program yang baru diluncurkan tahun ini disusun berdasarkan kebutuhan dan karakteristik masyarakat Mahulu yang terbiasa menanam padi ladang. 

“Bantuan ini untuk memotivasi masyarakat membuka lahan dan menanam padi. Sehingga ketahanan pangan bisa dikatakan cukup di Mahulu,” ucap Bupati Mahulu, Bonifasius Belawan Geh melalui Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Saripuddin.

Tujuan kedua program ini adalah mendorong para petani penggarap di Mahulu agar tetap melestarikan budaya bercocok tanam padi gunung secara gotong royong. 

Dalam siklus umum, pola perladangan padi gunung di Mahulu di mulai dari proses penentuan lokasi ladang yang berpindah setiap tahunnya. Setelah ladang ditetapkan, petani biasanya mulai membuka ladang dengan cara ditebas dan kemudian dibakar. Abu hasil pembakaran itu dimanfaatkan sebagai pupuk alami. 

Ketika lahan sudah siap, di mulai sejumlah ritual adat dalam istilah lokal Ngurang. Keesokan harinya, para petani dibantu tetangga dan kerabat sekitar bergotong royong bergantian dari ladang satu ke ladang lain menanam benih padi di ladang satu per satu menggunakan tunggul kayu. Prosesi ini biasa disebut Nunggal atau Menuggal. Gotong royong itu berlanjut saat perawatan dan hingga panen. 

“Bantuan tanam ini juga agar petani lebih peduli ke depan untuk berladang menetap dan tetap mempertahankan tradisi gotong royong,” ucapnya. 

Saripuddin melanjutkan, saat ini jajarannya terus mendata dan memverifikasi petani calon penerima yang memenuhi syarat. Di antaranya ; memiliki KTP Mahulu, membuka lahan minimal satu hektare dan tergabung dalam kelompok tani (Poktan). 

Dari target tiga ribu penerima, sudah ada dua ribu petani yang terdaftar. Jajaran DKPP pun terus terjun ke lapangan untuk mendata dan memverifikasi data faktual agar penyaluran bantuan yang diibaratkan ganti biaya tanam ini tepat sasaran.

“Bantuan ini bagian dari aksi pak Bupati dan Wakil Bupati Mahulu mengacu pada Perbup 12 tahun 2021 tentang biaya tanam,” ujar Saripuddin. (*)                                

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar