Pariwara Mahakam Ulu

Kelompok Tani di Long Isun Sudah Mampu Bikin Minuman Bubuk dari Kakao

person access_time 4 years ago
Kelompok Tani di Long Isun Sudah Mampu Bikin Minuman Bubuk dari Kakao

Mesin pembuat bubuk kakao di Kampung Long Isun, Kecamatan Long Pahangai, Mahakam Ulu.

Hasil pertanian di Mahakam Ulu terus berkembang. Minuman bubuk berbahan kakao salah satunya.

Ditulis Oleh: Adolf Reisha Ding
Rabu, 04 Desember 2019

kaltimkece.id  Kelompok Tani Long Isun, Kecamatan Long Pahangai, Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) membuat terobosan. Mereka memproduksi olahan kakao menjadi minuman bubuk. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian terus memberikan dukungan.

Hal itu terungkap dalam pameran pembangunan yang diadakan Pemkab Mahulu untuk mengisi hari jadi ke-6 kabupaten pada awal Desember 2019. Pameran diisi sejumlah stand dari beberapa perangkat daerah. Salah satu yang menarik perhatian adalah stand Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Mahulu.

Kabupaten ini memiliki 227 kelompok tani yang tersebar di seluruh kecamatan. Kakao sebagai komoditi unggulan tak lagi sebatas dijual dalam bentuk buah. DKPP memamerkan produk minuman bubuk hasil perkebunan kakao di Long Isun. Minuman ini dibuat Kelompok Tani Mengyung Urip IV bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Kampung (BUMKA) Long Isun.

Ngayang Ding adalah pengelola pabrik pembuatan bubuk kakao. Menurutnya, sejak 2018, Long Isun telah memproduksi kakao menjadi minuman bubuk. Mulanya secara manual. “Pada 2019 ini, kami mendapat bantuan dari dinas berupa satu set mesin produksi,” jelasnya.

Produksi terbesar pernah mencapai 11 kilogram bubuk olahan yang siap diedarkan. Selain itu, kelompok tani ini memproduksi lemak kakao yang sebagai bahan baku produk-produk kecantikan. Setiap ons bubuk cokelat ini dijual Rp 15 ribu. Sementara lemak kakao dijual Rp 30 ribu per ons. 

“Pemasaran baru di sekitar kabupaten. Kecuali ada yang pesan, bisa kami layani,” ucap Ngayang Ding.

Saparudin, kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Mahakam Ulu, menjelaskan bahwa kakao adalah komoditi unggulan. Tanaman yang identik dengan rasa cokelat ini memiliki kecocokan khususnya di Mahakam Ulu.

“Iklim, cuaca, dan tanah cocok. Harganya cukup tinggi serta bisa dimanfaatkan untuk jangka panjang,” jelasnya.

Dinas pun terus menggenjot kelompok tani untuk menanam kakao. Dari data dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Mahakam Ulu, lahan yang tersedia untuk pemanfaatan kakao mencapai 1.506 hektare. Hasil produksi hingga 287 ton yang tersebar di seluruh kecamatan.

Long Hubung adalah kecamatan dengan 487 hektare kebun kakao dengan produksi 12 ton per Desember 2018 hingga Juni 2019. Sementara di Long Bagun, dengan luas 152 hektare, mampu berproduksi hingga 67 ton. Di Kecamatan Long Apari, luas lahan kakao 160 hektare dengan produksi 46 ton. Paling luas adalah di Kecamatan Long Pahangai dengan hasil produksi 129 ton dengan luas lahan 428 hektare.

“Target tahun depan, lahan perkebunan kakao bisa tembus 2.000 hektare,” tutup Saparudin. (*)

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar