Pariwara Mahakam Ulu

Ketatnya Pembatasan di Mahulu, Zona Merah di Gerbang Kabupaten Berubah Hijau Kurang Sebulan

person access_time 3 years ago
Ketatnya Pembatasan di Mahulu, Zona Merah di Gerbang Kabupaten Berubah Hijau Kurang Sebulan

Kegiatan tes cepat Covid-19 di Mahulu. (istimewa)

Mahulu menerapkan pembatasan ketat sebagai langkah pencegahan virus corona di kabupaten tersebut.

Ditulis Oleh: Nalendro Priambodo
Kamis, 18 Februari 2021

kaltimkece.id Sebuah kabar mengejutkan mampir ke telepon pintar milik Kristianus Yulianto Madang. Pesan di aplikasi WhatsApp itu berisi hasil uji laboratorium beberapa warga di dua kampung di Kecamatan Long Hubung yang terkonfirmasi positif Covid-19. Kepala Puskemas Long Hubung itu segera memerintahkan tenaga kesehatan setempat mengenakan alat pelindung diri lengkap.

Jajaran petinggi kampung–sebutan kepala desa di Mahulu, tokoh pemuda, linmas hingga pengurus adat, ia hubungi untuk segera berkumpul. Merespons situasi genting saat itu.

Kurang satu jam para tenaga medis dan tokoh kampung berkumpul di lamin adat Kampung Datah Bilang Ulu, Kecamatan Long Hubung, Mahakam Ulu. Madang yang sudah menenteng perlengkapan pengujian sampel virus SARS CoV-2 penyebab penyakit Covid-19, segera memaparkan situasi yang terjadi.

Dengan nada tenang, pria ramah senyum itu meminta bantuan para tokoh kampung membantu proses penelusuran dan pelacakan kontak Covid-19 di Kampung Datah Bilang Ulu dan Datah Bilang Baru pertengahan Januari 2021 lalu. Petinggi kampung dan tokoh masyarakat setempat memberi respons positif dan membantu memfasilitasi pengambilan sampel massal.

“Instruksi Bapak Bupati Mahulu, selalu libatkan masyarakat dalam proses tracing dan tracking di kampung,” ucap Madang mengenang mandat sang bupati, Bonifasius Belawan Geh, kepada tenaga medis di Mahulu.

Tak menunggu lama, belasan relawan di garda terdepan penanganan Covid-19 Mahulu segera membagi tugas. Yakni, pengambilan sampel dan pemberitahuan mengikuti tes kepada warga. Tenaga kesehatan menyadari kurang etis mengumumkan terbuka identitas pasien terkonfirmasi. Karena itu, diputuskan menggunakan beberapa metode penyampaian.

Pertama, pengumuman terbuka bagi warga yang mengalami gejala potensi Covid-19 seperti batuk, panas, sampai kehilangan kemampuan mencium untuk mengikuti tes usap di Lamin Kampung Datah Bilang Ulu. Sementara untuk orang yang memiliki riwayat kontak dengan pasien positif, tenaga kesehatan kadang mendatangi satu per satu kontak, didampingi petinggi dan tokoh adat lewat pendekatan persuasif.

“Jika diberi arahan dengan lewat penyampaian bahasa daerah oleh tokoh adat warga bisa langsung mengikuti tes swab,” ujar Madang kepada kaltimkece.id, menceritakan kenangan melakukan pelacakan dan penelusuran kontak pasien Covid-19 kala itu. “Semua serba terbatas, kalau semua petugas kesehatan sangat kesulitan, makanya ajak masyarakat partisipasi untuk menyiasati minimnya fasilitas kesehatan jika harus dirujuk ke Kutai Barat, kita takut merujuk pasien dan kasus makin meluas,” sambung Madang.

Di lamin, dua pria terlihat menggotong mesin generator set lengkap dengan bahan bakar yang disumbang pengurus karang taruna setempat. Mesin berkapasitas 800 watt itu digunakan bergantian untuk penerangan dan daya bagi mesin tes cepat molekuler (TCM) milik Pemkab Mahulu. Untuk proses screening awal warga kontak erat dengan pasien kurang dari 7 hari, tenaga kesehatan di Mahulu dibekali alat tes swab antigen. Sementara, jika kontak lebih dari tujuh hari digunakan alat berjenis TCM 1 gen. Semua alat ini telah disebar ke seluruh puskemas induk di lima kecamatan dan dua rumah sakit perintis di Mahulu.

Hasil tes marathon dengan protokol kesehatan Covid-19 itu berlangsung mulai pukul 12.30—02.30 Wita. Dari 80 orang diperiksa, 40 dinyatakan positif. Sembari menunggu hasil tes usap metode polymerase chain reaction (PCR) untuk pengambilan sikap penegakan medis di Laboratorium Kesehatan Daerah Kaltim di Samarinda, warga tadi diwajibkan isolasi terpusat di fasilitas medis khusus di gedung milik Puskemas Long Hubung yang berkapasitas 40 orang.

Selama isolasi terpusat, pasien bakal diberi makan, suplemen dan obat-obatan gratis hingga pulih. Berjalan waktu, mayoritas pasien yang diisolasi terpusat ini sudah pulih. 

“Kalau screening swab antigen positif Covid-19 kita tidak perbolehkan karantina mandiri di rumah. Harus dikarantina terpusat di tempat karantina yang kita tentukan,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Mahulu, drg Agustinus Teguh Santoso kepada kaltimkece.id, Rabu, 10 Februari 2021.

Keputusan Mahulu mewajibkan setiap warganya yang terkonfirmasi positif Covid-19 lewat tes PCM antibodi agar dikarantina terpusat sembari menunggu hasil tes usap metode PCR punya banyak pertimbangan. Pertama, kabupaten yang baru berdiri 7 tahun silam ini belum memiliki laboratorium PCR sendiri. Akibatnya, sampel untuk menentukan langkah penegakan medis harus dikirim ke Samarinda dengan hasil tes bisa mencapai 3 sampai 7 hari bergantung antrean dari berbagai daerah di Kaltim.

Teguh menilai masa menunggu kepastian hasil tes di Samarinda sembari karantina mandiri di rumah cukup rawan. Sebab, dalam beberapa kasus orang yang diwajibkan isolasi mandiri di rumah sepanjang 14 hari tidak patuh protokol kesehatan. Sebagai contoh, orang tersebut keluyuran keluar rumah setelah merasa badan mulai nyaman akibat pemberian obat. Padahal, imunitas pasien tersebut belum terbentuk sempurna dan masih terjangkit virus. Kondisi seperti inilah yang menjadi salah satu pemicu transmisi lokal.

“Kalau imunitas belum maksimal dan berkeliaran di masa virulen, ya virusnya nyebar ke mana-mana,” sebut Teguh.

Teguh tak menampik, di beberapa daerah di Mahulu sudah terjadi transmisi lokal Covid-19. Oleh karena itu, ia meminta semua warga patuh pada instruksi yang telah dikeluarkan Bupati Mahulu, Bonifasius Belawan Geh No 1 tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat dan Pengaturan Akses Keluar Masuk Wilayah Untuk Pengendalian Penyebaran Corona Virus Disease 2019 di Kabupaten Mahakam Ulu.

Beleid yang ditetapkan 29 Januari 2021 itu mengatur spesifik berbagai pembatasan kegiatan masyarakat di berbagai sektor untuk pengendalian penyebaran pandemi di Mahulu. Pembatasan meliputi akses buka tutup kawasan bagi orang yang hendak keluar dan masuk ke wilayah Mahulu. Baik pembatasan akses keluar masuk orang antar kota, kampung sampai wilayah terkecil di tingkat RT.

Setiap orang yang hendak masuk ke kawasan Mahulu diwajibkan mengantongi hasil tes metode PCR dan antigen negatif Covid-19. Pembatasan kegiatan tatap muka sementara berlaku pula bagi kegiatan pemerintahan, keagamaan, acara adat, sosial, pendidikan dan usaha. Meski demikian, kegiatan pertanian dalam arti luas, bongkar muat logistik sembako dan material bangunan tetap diperbolehkan untuk menjamin keberlangsungan hidup dan pembangunan.

Disebutnya, partisipasi aktif masyarakat dalam menegakkan instruksi ini sangat baik. Ini ditunjukkan dengan telah terbentuknya satuan tugas Covid-19 hingga tingkat kampung di Mahulu sejak September 2020 lalu. Satuan tugas di tingkat kampung ini menjadi garda terdepan sekaligus penjaga pintu masuk kampung dari siapapun yang taat izin masuk wilayah sesuai instruksi bupati.

“Untuk penanganan Covid-19 aturannya harus satu komando dari satuan tugas di tingkat kabupaten hingga kampung,” ucap Teguh. 

Pengalaman kolaborasi dan penerapan sistem pengendalian penyebaran Covid-19 yang ketat di Mahulu, salah satunya di Kecamatan Long Hubung, membuahkan hasil positif. Dibuktikan dengan data resmi yang dirilis Satuan Tugas Covid-19 Mahulu pada 17 Januari 2021, kecamatan yang menjadi pintu masuk ke Mahulu berada di zona merah dengan total 37 kasus terkonfirmasi. Selang hampir sebulan kemudian, tepatnya, 14 Februari, tidak ditemukan pasien terkonfirmasi positif Covid-19. Kecamatan itupun berubah status menjadi zona hijau.

Bupati Mahakam Ulu, Bonifasius Belawan Geh cukup yakin, sistem yang dibangun Mahulu untuk mengendalikan penyebaran Covid-19 di daerahnya cukup berhasil. Sebab, sistem serupa yang makin diperketat tahun 2021 ini sudah teruji berhasil di Mahulu. Selama 6 bulan di tahun 2020, Mahulu bebas Covid-19 alias menjadi satu-satunya daerah di Kaltim yang berada di zona hijau.

Pun, ketika kasus Covid-19 meledak di awal tahun 2021 hingga ke zona merah, Mahulu perlahan-lahan berhasil mengendalikan penyebaran hingga turun menjadi satu-satunya daerah zona oranye di Kaltim pada pertengahan Februari 2020. Dengan sejumlah aturan dan peran aktif masyarakat, bupati optimistis kabupaten yang ia pimpin akan kembali ke zona hijau pada April 2021 mendatang.

“Kuncinya pemerintah membuat aturan yang melindungi warga, warganya patuh,” pesan Bupati. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar