Pariwara Mahakam Ulu

Makna Adat Laliiq Ataaq di Mahulu dan Potensi Untung Berlipat dari Berladang Padi Gunung

person access_time 2 years ago
Makna Adat Laliiq Ataaq di Mahulu dan Potensi Untung Berlipat dari Berladang Padi Gunung

Bupati Mahulu bersama istri mengikuti prosesi Laliiq Ataaq di Kampung Mamahaq Besar Sabtu, 5 Maret 2022. kaltimkece.id (Muhibar Sobary Ardan)

Perladangan padi gunung organik di Mahulu menyimpan potensi keuntungan berlipat kepada warga. 

Ditulis Oleh: Muhibar Sobary Ardan
Senin, 07 Maret 2022

kaltimkece.id Matahari sebentar lagi tergelincir di ufuk barat ketika para lelaki dan kaum perempuan baru saja selesai menumbuk padi di halaman rumah masing-masing. Ketika lesung akan dibereskan, pukulan gong membentuk alunan musik khas Dayak menggema di pinggir Sungai Mahakam. Warga di Kampung Mamahaq Besar Kabupaten Mahakam Ulu langsung bergegas mendatangi sumber suara. Di tepi sungai, mereka larut dalam khidmat ketika seorang pria mengenakan Lavung – topi anyaman rotan mulai memanjatkan doa.

Pria paruh baya dari perwakilan Dewan Adat Kampung Mamahaq Besar itu berdiri di depan tongkat bambu yang telah ditancapkan ke tanah. Sesekali ia menaburkan beras ke arah tongkat bambu sembari terus membaca doa. 

Ditariknya sebilah mandau -- parang yang tersarung erat di pinggangnya. Senjata khas komunitas Dayak itu, ia tempelkan ke tongkat bambu. Gerakan melempar beras, memanjatkan doa dan menempel parang dilakukan bergantian terus menerus sepanjang setengah jam. Ketika hari mulai gelap, masyarakat kembali ke kampung mempersiapkan acara utama. 

Dua jam berlalu, pengumuman yang disampaikan melalui pengeras suara terdengar di sepanjang jalan perkampungan. Bunyinya, meminta masyarakat untuk segera berkumpul di Lamin Adat Kampung Mamahaq besar. Masyarakat kembali antusias mendatangi lamin berusia 121 tahun yang telah berdiri pada tahun 1901 itu. 

Ketika semua warga telah berkumpul, perwakilan dewan adat membagi masyarakat ke dalam beberapa grup yang terdiri maksimal 12 orang. Kelompok itu diminta bergantian berkeliling kampung menyambangi tiap rumah warga. 

kaltimkece.id turut serta dalam rombongan bersama Bupati Mahakam Ulu Bonifasius Belawan Geh dan Ketua Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Mahakam Ulu Yovita Bulan. 

Kami bertiga secara bergantian menyambangi rumah warga untuk mencicipi emping yang telah disajikan setiap pemilik rumah yang didatangi. Setiap tamu yang datang wajib mencicipi emping yang tersaji di atas piring. Camilan tradisional itu bahan dasarnya dari padi gunung muda berusia sekitar empat bulan. 

Padi yang telah ditumbuk dan digoreng itu lalu dicampung dengan parutan kelapa muda dan gula merah. Rasanya manis legit dan gurih. Yovita Bulan yang sudah bertahun-tahun membuat camilan itu menyampaikan, proses membuat emping tak semudah yang terlihat. Sangat bergantung pada proses menumbuk padi. 

“Butuh keahlian menumbuknya, ada yang lembut menumbuk padinya ada yang kasar, tergantung selera masyarakat,” ujar Yovita Bulan yang juga istri Bupati Bonifasius kepada kaltimkece.id, Sabtu, 5 Maret 2022 di sela-sela kunjungan. 

Silahturahmi dari rumah ke rumah berlangsung sepanjang malam. Setelah itu, rombongan kembali berkumpul ke lamin menyaksikan tarian tradisional diiringi alunan musik. Masyarakat sesekali berjoget riang gembira ditemani suguhan emping.

Momen ini menjadi penanda perayaan acara adat Laliiq Ataaq selesai. Ritual tahunan ini sengaja digelar sebagai ucapan syukur atas tumbuhnya padi muda yang empat bulan lalu ditanam warga di ladang masing-masing. 

Perwakilan adat dari Bidang Seni dan Budaya, Dewan Adat Mamahaq Besar, Antonius Huban mengatakan, adat Laliiq Ataq merupakan salah satu ritual berladang padi bagi masyarakat Dayak Busang di Mamahaq Besar. Ritual ini, jelas Anton, merupakan rasa syukur masyarakat kepada tuhan yang maha esa atas tumbuhnya padi muda di ladang masing-masing. Ia mengatakan, Secara bahasa Laliiq berarti ritual atau adat. Sedangkan Ataaq ini memiliki makna padi yang masih muda. 

“Itu bentuk rasa syukur kami sebagai masyarakat Bahau Busang di Mamahaq Besar. Masih banyak ritual berladang, tapi, ini salah satunya,” jelas Anton. 

Dalam kepercayaan masyarakat setempat, Laliiq Ataaq harus dirayakan dua hari berturut-turut. Acara hari kedua berlangsung persis seperti hari pertama. Siang hari mengolah emping dan menjelang malam bergantian menyantap emping sembari bersilahturahmi. 

Adapun persyaratan barang yang diharuskan ada untuk melakukan acara tersebut seperti; alat penumbuk padi atau lesung. tampi beras yang terbuat dari anyaman rotan, beraat -- tikar anyaman, Baarang -- bakul. Anton mengatakan, semua barang ini digunakan untuk melakukan rangkaian adat Bahau Busang.   

Perlu Dilestarikan

Pada kesempatan itu Bupati Mahakam Ulu, Bonifasius Belawan Geh menitipkan sejumlah pesan untuk acara adat Laliiq Ataaq tersebut. Bupati meminta acara itu tetap dilestarikan tiap tahunnya. Di samping sebagai ucapan rasa syukur atas tumbuhnya padi sebagai sumber ketahanan pangan warga. Bupati juga berharap acara tersebut dapat meningkatkan pendapatan ekonomi melalui pariwisata serta pengikat persatuan di masyarakat. 

“Wisatawan bisa berkunjung ke sini membawa transportasi, menyewa penginapan serta membeli oleh-oleh dan sebagainya,” ujar Bupati Bonifasius ketika memberi sambutan pada pembukaan Laliiq Ataaq, Sabtu, 5 Maret 2022.

Bupati berharap, jika semua pembangunan di Mahulu sudah lebih baik, acara seperti itu dapat membantu perekonomian masyarakat. Bupati juga meminta masyarakat terus melestarikan budaya tersebut. Ia berpesan untuk meningkatkan kualitas acara tersebut agar menjadi lebih baik tiap tahunya. “Pesan saya pada kesempatan ini agar dikelola dengan baik, dikemas lebih baik lagi tiap tahunya,” saran Bupati.

Karena itu bupati menekankan semangat gotong royong dan kebersamaan harus terus dijaga. Tujuannya agar segala rintangan dan kesulitan semakin ringan dipikul bersama. “Tetap lestarikan budaya ini dan tetap semangat membangun pertanian,” tutupnya. 

Editor : Nalendro Priambodo

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar