Pariwara Mahakam Ulu

Menanti Geliat Pembangunan Setelah Listrik Menyala 24 Jam di Pusat Permukiman Baru Mahulu

person access_time 2 years ago
Menanti Geliat Pembangunan Setelah Listrik Menyala 24 Jam di Pusat Permukiman Baru Mahulu

Warga di kawasan Sebenaq Kampung Ujoh Bilang sementara ini memanfaatkan mesin pembangkit listrik mandiri ketika listrik PLN belum tersambung. Muhibar Sobary Ardan. (kaltimkece.id)

Kepastian pasokan listrik 24 jam merangsang percepatan pembangunan dan peningkatan pelayanan. 

Ditulis Oleh: Muhibar Sobary Ardan
Sabtu, 02 April 2022

kaltimkece.id Bising suara mesin diesel menemani Yulianus Aswinto yang tengah sibuk melayani pelanggan di kafe Mulai Cerita di kawasan permukiman Sebenaq, Mahakam Ulu. Raungan mesin yang biasanya digunakan untuk menyedot butiran emas di dasar sungai itu mengiringi para pengunjung yang asyik berdendang di beranda kedai yang yang dikelilingi hutan sekunder itu. Berkat mesin berdaya 3 ribu kVa di belakang kedai, para pengunjung bisa melepas penat dalam situasi hangat diterangi temaram lampu oranye yang digantung di berbagai penjuru. 

Yulianus memutuskan menjadi barista di Cafe tersebut sejak awal pendirian pada November 2020. Sejak itu pula, selain menyajikan berbagai minuman aneka rasa dan kopi, pria asal Kota Samarinda itu mendapat tugas tambahan. Menyalakan mesin pembangkit listrik yang terletak di belakang kafe. Rutinitas itu ia lakukan, karena sambungan listrik PLN belum terhubung di areal yang nantinya dipersiapkan sebagai pusat perkantoran dan permukiman baru di Mahulu ini. 

Yulianus menyampaikan sempat menggunakan mesin berdaya sama. Namun karena menemui masalah, manajemen kafe terpaksa membeli mesin baru berdaya sama. Mesin baru itu lantas dimodifikasi dengan tambahan dinamo listrik berdaya 3 ribu kVa. Suku cadang itu ditebus dengan harga Rp 13,5 juta. 

Untuk bahan bakar pembangkit listrik, ia harus menyediakan sedikitnya 5 liter solar setiap hari. Dengan harga solar Dexlite sebesar Rp 12,400 per liter, paling sedikit ia harus merogoh kocek Rp 62 ribu dalam semalam. Jika kedai itu buka 30 hari dalam sebulan, pengelola kafe harus mengeluarkan setidaknya Rp 1,8 juta per bulan untuk bahan bakar. 

“Itu penggunaan normal bahan bakar rata-rata dari jam 10 pagi sampai jam 1 dini hari. Kalau pengunjung ramai, bisa sampai jam 3 dini hari, pengeluaran bisa bertambah,” ujarnya.

Yulianus dan kawan-kawannya juga harus mengeluarkan biaya tambahan untuk perawatan mesin. Setidaknya, ia harus mengganti oli mesin per dua bulan sekali sebesar Rp 80 ribu per dua liter. Ada pula pergantian puli mesin per enam ulan seharga Rp 150 ribu. Totalnya, dalam sebulan, pengelola Cafe Mulai Cerita harus mengeluarkan paling sedikit Rp 1,9 juta per bulan untuk biaya memperoleh listrik mandiri.  

Listrik itu dimanfaatkan untuk mengaliri 50 buah lampu berdaya masing-masing 3 watt, sebuah kipas angin, 1 unit mesin pendingin udara, alat penekan bungkus minuman, televisi, dua unit mesin penggiling kopi dan perangkat pengeras suara bagi pengunjung. 

"Buat cadangan, kita ada satu mesin genset standby berdaya 1.500 kVa bahan bakar mesin," sebut dia. 

Warga lain yang bermukim di kawasan Sebanaq, Yulianus Ngo juga memanfaatkan mesin serupa untuk menghidupi berbagai peralatan elektronik di rumahnya. Bedanya, mesin yang ia gunakan berdaya lebih rendah sekitar 1.700 kVa. 

Ngo – sapaan karibnya yang mendiami kawasan itu sejak 2019 menyampaikan menggunakan mesin pembangkit mandiri bukan tanpa masalah. Ia mengaku sudah berkali-kali mengganti mesin baik karena kerusakan maupun persoalan daya. Sebelumnya, ia menggunakan mesin genset biasa berbahan bakar bensin.

“Ini sudah mesin ke 4 yang saya ganti. Sebelumnya cuman pakai genset. Harganya itu 3 juta gensetnya yang sebelumnya rusak," ujar Ngo di rumahnya yang hanya berjarak 500 meter dari dari Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Mahulu itu. 

Untuk memperoleh listrik sepanjang 12 jam, Ngo harus mengeluarkan sedikitnya 3 liter solar. Dalam semalam ia menghabiskan sedikitnya Rp 37,5 ribu atau Rp 1,1 juta per bulan. Kocek sebesar itu, bisa menghidupi sekitar 10 lampu, 1 televisi, 1 AC, 1 kulkas, 2 kipas angin, serta pemakaian untuk mengisi daya gawai. 

Ngo menilai, menggunakan genset cukup menyulitkan rutinitasnya. Ia harus menyalakan mesin tersebut tiap sorenya. Belum lagi, fasilitas di rumah rawan rusak karena daya tidak stabil. Dan biaya operasional yang terhitung mahal. 

"Sekarang kulkas itu rusak, karena ya terbakar akibat listrik tidak stabil itu," keluhnya. 

Upaya Pemkab dan PLN

Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu bukan hanya diam atas kesulitan warga ini. Berbagai upaya sudah disusun dan dijalankan sejak beberapa tahun terakhir. Terlebih di kawasan itu nantinya disiapkan menjadi pusat permukiman dan perkotaan baru di Ibu Kota Mahulu. 

Berdasarkan pantauan media ini, jaringan Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) sebenarnya telah terpasang di Kawasan Pemukiman Sebenaq. Jaringan itu bisa terlihat tepat di depan rumah Ngo maupun Kedai Mulai Cerita. 

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Mahulu, Yohanes Andi Abeh menyampaikan sejumlah infrastruktur jaringan distribusi dan trafo listrik di Mahulu telah dibangun oleh Pemkab Mahulu pada tahun anggaran 2021. Jaringan yang dibangun tahun lalu itu telah diserah terimakan operasinya (STO) kepada PT PLN (Persero) UP 3 Samarinda, Rabu, 16 Maret 2022 lalu. 

Perinciannya ; jaringan Saluran Udara Tegangan Menengah (S UTM) lengkap beserta aksesoris sepanjang 0,945 kilo meter sirkuit (KMS), Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) lengkap beserta aksesoris sepanjang 19,738 KMS, gardu distribusi dan aksesoris sebanyak tujuh unit berkapasitas masing-masing 100 kVA. Di mana salah satu unitnya berada di kawasan perkantoran baru di antara kawasan Ujoh Bilang dan Long Melaham. 

"Hari ini, jaringan dan aksesoris yang telah dibangun tahun 2021 oleh DPUPR Mahulu diambil alih pengoperasiannya oleh PT PLN (Persero)," ujar Andi Abeh dalam laporannya. 

Andi -- sapaan karibnya menjelaskan jaringan itu masih dalam proses Sertifikasi Laik Operasi (SLO) sebelum dioperasikan. Prosesnya memakan sedikit waktu mengingat ada penyesuaian perubahan standarisasi sistem SLO 2.1 ke 3.1. Andi memperkirakan SLO bisa diterbitkan bulan Maret ini. 

"Sehingga distribusi sambungan rumah dan perkantoran bisa tersambung April 2022 ini," ujarnya. 

Bupati Mahakam Ulu, Bonifasius Belawan Geh menyampaikan upaya pemenuhan listrik di Mahulu merupakan program prioritasnya sejak periode pertama hingga periode kedua ini. Menurutnya, langkah Pemkab Mahulu bersinergi membantu bersinergi menyediakan jaringan listrik bersama PLN di Mahulu merupakan kewajiban pemerintah. 

"Sinergi seperti ini penting sebagai bentuk pengabdian dan ibadah memenuhi hajat hidup orang banyak tentang listrik," ujar Bupati seusai acara.

Bonifasius juga senang, perlahan-lahan langkah menyambungkan listrik ke permukiman dan perkantoran di kawasan strategis itu berjalan. Ia optimistis, kehadiran listrik yang lebih murah akan memancing geliat perekonomian dan mengurangi beban masyarakat. Mengingat, di kawasan yang nantinya sudah disiapkan sebagai pusat perkantoran dan permukiman baru sudah terbangun puluhan rumah warga. 

“Kehadiran listrik di kawasan itu akan mempercepat pembangunan kawasan dan memancing tumbuhnya permukiman dan lapangan usaha-usaha baru. Contoh paling kecil UMKM akan tumbuh,” ujar bupati kepada kaltimkece.id ketika menggelar kunjungan kerja ke Gedung DPR Kamis, 17 Maret 2022. 

Baca juga reportase berseri "Menghadirkan Terang di Perbatasan" lainnya di bawah ini ;

1. Ketika Terang Makin Panjang di Perbatasan, Pengeluaran Warga Berkurang, Kas Daerah Bertambah

2. Menghadirkan Terang di Perbatasan, PLN Optimistis 2024, Seluruh Kampung di Mahulu Tersambung Listrik

3. Dari Senayan ke Balikpapan, Bupati Bonifasius Dorong Elektrifikasi di Perkampungan

 

4. Antusias Warga Sambung Listrik 24 Jam di Perkotaan Baru Mahulu, Pemkab Siapkan Subsidi SR

 

5. Empat Kampung di Kecamatan Long Pahangai Akan Dialiri Listrik 24 Jam Tahun Ini

Dilengkapi Nalendro Priambodo

Editor Nalendro Priambodo

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar