Pariwara Mahakam Ulu

Panen Padi Gunung Berlimpah di Datah Bilang Ilir, Bupati Ajak Petani Keluar Dari Kelaparan dan Kemiskinan

person access_time 2 years ago
Panen Padi Gunung Berlimpah di Datah Bilang Ilir, Bupati Ajak Petani Keluar Dari Kelaparan dan Kemiskinan

Bupati Mahulu, Bonifasius Belawan Geh menunjukan hasil sampel ubinan panen padi program pertanian menetap 10 hektare di Kampung Datah Bilang Ilir. Nalendro Priambodo (kaltimkece.id)

Produktivitas beras gunung di Kampung Datah Bilang Ilir berada di atas rata-rata kabupaten. 

Ditulis Oleh: Nalendro Priambodo
Senin, 28 Maret 2022

kaltimkece.id Iring-iringan mobil berpenggerak roda ganda berhenti di ujung jalan usaha tani di ladang milik Kampung Datah Bilang Ilir. Bonifasius Belawan Geh bergegas turun dari mobil hitam yang ia tumpangi. Di tengah terik matahari, Bupati Mahakam Ulu itu melepas kaca mata hitam dan membetulkan masker. Dari kejauhan terlihat bibir tipisnya tersenyum lebar. Beberapa detik ia memandangi hamparan malai padi ladang yang menguning. 

“Di Kampung Datah Bilang Ilir merupakan kampung ketiga yang saya datangi. Banyak agenda yang saya batalkan demi mengikuti panen raya bersama masyarakat,” ujar Bupati Bonifasius di hadapan masyarakat yang mengikuti panen raya perdana di lahan 10 hektare di Kampung Datah Bilang Ilir, Kamis, 24 Maret 2022. 

Empat hari berturut-turut, bupati beserta rombongan mengikuti panen padi ladang di tiga titik. Panen pertama berlangsung di lahan percontohan di Kampung Mamahaq Besar di Kecamatan Long Bagun, kedua di Kampung Long Isun di Kecamatan Long Pahangai. Dan panen ketiga di Kampung Datah Bilang Ilir di Kecamatan Long Hubung. Bupati menyampaikan, peninjauan ini untuk melihat kesiapan dan hasil panen di perkampungan di hulu dan hilir Mahulu. 

“Saya lihat elevasi lahan padi ladang di Datah Bilang Ilir bagus. Idealnya seperti ini,” ujar Bonifasius sambil menunjuk hamparan padi di ladang berkontur landai dengan sedikit perbukitan. 

Dalam kesempatan kali ini, pria 55 tahun yang juga Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Mahulu ini kembali memotivasi para petani akan pentingnya pertanian padi ladang menetap. Tidak lagi berpindah-pindah. Terutama lewat program lahan pertanian padi ladang menetap 10 hektare per kampung. 

“Keuntungan ladang menetap, ladangnya lebih terurus,” ujar Bonifasius membuka dialog dengan kelompok tani. 

Bupati yang juga bertani padi ladang membuktikan, padi ladang yang dirawat dengan teknik modern meningkatkan hasil panen yang lumayan signifikan. Sebagai contoh, ladang percontohan di Kampung Mamahaq Besar. Produktivitasnya mencapai sedikitnya mencapai 2,27 Gabah Kering Giling per hektare. Meningkat, 0,7 ton dibanding tahun sebelumnya yang hanya mencapai 1,5 ton GKG per ton. Jumlah itu dipercaya akan meningkat seiring semakin maksimalnya intervensi sentuhan teknologi modern di bidang pertanian. 

Selain itu Bupati Bonifasius juga menekankan makna penting swasembada beras dan demi mewujudkan ketahanan pangan di Bumi Urip Kerimaan. Pertama, karena alasan kesehatan. Sebab, padi yang ditanam petani tidak terkontaminasi bahan kimia alias organik. Kedua, ketersediaan beras sebagai makanan pokok yang cukup akan menghindarkan penduduk dari bahaya kelaparan. 

Terlebih, dalam situasi pandemi Covid-19 dan perang di negeri lain. Pasokan bahan pangan bisa terganggu. Ketika suatu daerah sambung bupati bisa memproduksi bahan pangannya sendiri, risiko kekurangan stok bahan pangan dari daerah lain bisa terhindarkan. 

“Terlebih dengan adanya Ibu Kota Negara Nusantara. Tak menutup kemungkinan beras kita bisa terserap ke sana. Ada jaminan usaha kita ke depan,” sambungnya. 

Karena itu, Bonifasius mengajak masyarakat di kampung dan kecamatan lain di Mahulu serius mengikuti program pertanian di lahan menetap 10 hektare yang sudah dicanangkan sejak 2021 lalu. Agar berhasil, ia mengajak seluruh OPD, Camat, petinggi, kepala adat, rohaniawan gotong royong menyukseskan program ini. 

“Kita puas dengan kelaparan dan kemiskinan. Mau tidak berubah ?,” seru bupati. “Mau .. Mau,” balas warga dan kelompok tani.

Petinggi Datah Bilang Ilir, Ding sependapat dengan pernyataan itu. Dengan mayoritas penduduknya adalah petani, ia yakin sektor pangan akan menjadi sektor unggulan di kampungnya. Sebagai informasi hasil panen padi ladang lewat program ini akan dikelola dan dipasarkan  melalui  Badan Usaha Milik Kampung (BUMK). 

“Kami ingin menjadikan sektor usaha tani sebagai Pendapatan Asli Kampung (PAK) dan mewujudkan swasembada pangan,” ujarnya dalam kesempatan itu.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Mahulu, Saripuddin melaporkan lahan padi ladang menetap di Kampung Datah Bilang Ilir yang dibuka seluas 10 hektare. Dari luasan itu, baru 8 hektare yang terbuka. Sisa lahan yang belum dapat ditanami dikarenakan cuaca hujan di musim tanam. Dari hasil uji sampel ubinan di lahan tersebut sementara didapat hasil 3,2 ton Gabah Kering Giling per hektare. 

“Kalau jadi beras sekitar 2 ton per hektare.” tutupnya. Sebagai informasi, Hasil panen ini melampaui produktivitas rata-rata beras gunung di Mahulu yakni 1,5 ton per hektare. (*)

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar