Pariwara Mahakam Ulu

Pentingnya Desa Tangguh Bencana, Sekda Mahulu Ingatkan Waspada Kondisi Alam

person access_time 1 year ago
Pentingnya Desa Tangguh Bencana, Sekda Mahulu Ingatkan Waspada Kondisi Alam

Bupati Mahulu Bonifasius Belawan Geh beserta jajaran memberikan bantuan korban banjir di Kampung Long Lunuk September 2022 lalu. FOTO/KALTIMKECE.ID-NALENDRO PRIAMBODO

Dampak musibah bisa dikurangi dengan membentuk Desa Tangguh Bencana.

 

Ditulis Oleh: Nalendro Priambodo
Jum'at, 21 Oktober 2022

kaltimkece.id Sekretaris Daerah Mahulu sekaligus Kepala ex-officio Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mahulu Stephanus Madang menekankan pentingnya mitigasi bencana baik alam dan non alam. Upaya ini sebagai bagian pengurangan risiko dan dampak kerugian akibat bencana. Oleh karena itu, dia mengimbau kecamatan dan kampung segera menguatkan dan membentuk Satuan Tugas (Satgas) bersama BPBD Mahulu.

“Semoga di kampung- kampung dibentuk satgas- satgas BPBD karena didukung alokasi anggaran pun sudah tersedia melalui Anggaran Belanja Kampung (ABK) itu juga ada untuk menghadapi potensi bencana,” tutur Sekda di sela-sela menghadiri Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) tahun 2022 di Kota Balikpapan, 12 sampai 14 Oktober 2022.

Upaya ini jelas Madang agar kampung dan kecamatan tidak terlalu lama menunggu anggaran dari pemerintah kabupaten untuk penanggulangan bencana. Untuk itu dibutuhkan koordinasi tingkat kampung dan kecamatan menyepakati langkah apa saja yang bisa dilakukan.

“Bisa kita gunakan anggaran ABK itu,” ujarnya.

Penguatan mitigasi, struktur dan anggaran penanggulangan bencana ini sambung Madang berkaca pada pengalaman banjir besar yang melanda dua kampung di Kecamatan Long Pahangai yakni Long Lunuk dan Long Lunuk Baru sebulan yang lalu.

“Ini yang harus kita pikirkan ke depan untuk mitigasi bencana, supaya sebelum terjadi bencana itu kita sudah bisa mengantisipasi apa yang harus kita lakukan,” pesannya.

Oleh karena itu, Sekda menegaskan harus tetap dibangun sinergi antara pemerintah kabupaten, kecamatan dan kampung. Secara umum langkah ini dapat digunakan ketika menghadapi bencana yang bersifat alam dan non alam.Non alam seperti wabah penyakit seperti Covid-19. Sedangkan potensi besar bencana alam di Mahulu seperti banjir, longsor dan kebakaran hutan. Ia juga berpesan kepada seluruh warga tetap waspada potensi iklim ekstrem di Mahulu.

“Tetap waspada menyikapi kondisi alam. Jangan dianggap remeh,” kuncinya.

 

Dorong Desa Tanggap Bencana
Langkah yang dijabarkan Sekda ini sejalan dengan amanat Bupati Mahulu Bonifasius Belawan Geh yang meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mahulu segera membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) menangani bencana. Mulai dari SOP langkah-langkah mitigasi bencana, langkah penyelamatan, bantuan darurat, pendirian pos komando, inventarisasi bantuan dan kerusakan serta penanganan pasca bencana.

“BPBD harus membuat SOP menghadapi bencana sampai selesai bencana,” pesan bupati diwawancarai Senin, 19 September 2022 usai mengikuti rapat koordinasi penanggulangan banjir di Long Pahangai bertempat di Bappelitbangda Mahulu.

SOP yang diminta bupati itu tercantum dalam dokumen Kajian Risiko Bencana (KRB). KRB merupakan komitmen Badan Nasional Penanggulangan Bencana maupun daerah dalam menjalankan amanah Undang-undang nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Penyusunan KRB di daerah sangat bermanfaat.

Selain membantu mendukung analisa kejadian bencana, dokumen ini juga membantu menentukan upaya penanggulangan bencana serta sebagai acuan Bappeda dalam penyusunan RPJMD di daerah sehingga terintegrasi dan berjalan optimal. Bupati juga menekankan pentingnya penanganan pasca-bencana.

Oleh karena itu, bupati menekankan pentingnya sinergi lintas instansi dan pemangku kepentingan mengatasi masalah pasca banjir di dua Kecamatan di hulu Mahakam. Bupati meminta agar benar-benar dihitung apa saja kebutuhan dasar masyarakat terdampak dan keluhan agar cepat ditangani.

Agar kampung semakin mandiri dan parisitipatif Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) mendorong terbentuknya Desa/Kampung Tanggap Bencana (Destana). BPBD Mahulu pun sepakat dengan langkah ini. Rencana pembentukan Destana disampaikan Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana BPBD Mahulu Agus Darmawan, diwawancarai media ini Senin, 29 September 2022.

Secara umum, Destana adalah desa yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana yang merugikan. Setidaknya ada 20 indikator untuk menggambarkan ketangguhan desa dari bencana.

“Kita usulkan paling tidak di beberapa kampung di lima kecamatan di Mahulu menjadi Desa Tanggap Bencana,” ujar Agus.

Simak Liputan Berseri Bertajuk "Bangkit Selepas Bencana"

1. Tertatih Pemkab Mahulu Kirim Bantuan Korban Banjir di Long Lunuk

2. Bupati Mahulu Minta Sinergi Lintas Instansi Tangani Masalah Pasca Banjir di Long Lunuk

3. Bupati Semangati dan Salurkan Bantuan Korban Banjir di Long Lunuk

4. 3 Hari Setelah Kunjungan, Bupati Mahulu Minta Seluruh Pelayanan Publik di Long Lunuk Kembali Normal

5. Beragam Keuntungan Relokasi Bertahan Permukiman Long Lunuk Mendekati Jalan Trans Kalimantan

6. Pemkab Mahulu Terima Bantuan IKA Unmul

7. Sekda Mahulu Ajak Kampung Terlibat Mitigasi Bencana

8. Pentingnya Desa Tanggap Bencana, Sekda Mahulu Ingatkan Waspada Kondisi Alam

9. Upaya Mahulu Menjadi Kabupaten Mandiri, Tanggap dan Tangguh Bencana

10. Wabup Ingatkan Kajian dan Sistem Penanganan Kebakaran Jangan Disimpan di Kolong Meja

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar