Pariwara Mahakam Ulu

Teknologi Tes Cepat Covid-19 Andalan Donald Trump Kini Tersedia di Seluruh Puskesmas Mahulu

person access_time 3 years ago
Teknologi Tes Cepat Covid-19 Andalan Donald Trump Kini Tersedia di Seluruh Puskesmas Mahulu

Penggunaan alat tes cepat molekuler di Mahulu. (nalendro priambodo/kaltimkece.id)

Mahulu kini kian mudah mendiagnosis kasus Covid-19 seiring kedatangan alat tes cepat yang telah tersebar di puskesmas.

Ditulis Oleh: Nalendro Priambodo
Rabu, 17 Februari 2021

kaltimkece.id Satuan Tugas Covid-19 Pemkab Mahulu mengoperasikan alat tes cepat molekuler (TCM) untuk menguji sampel virus SARS CoV-2 penyebab Covid-19. Alat berjenama Abbot ID NOW buatan Abbott Laboratoris asal Amerika Serikat ini diklaim dapat memberikan diagnosis Covid-19 dalam belasan menit.

Selain alat tes TCM, Mahulu memiliki alat tes cepat metode antigen. Kehadiran alat tersebut dinilai bisa menjadi solusi alternatif percepatan diagnosis penelusuran dan pelacakan kontak erat pasien Covid-19 di Kabupaten Mahulu. Terutama ketika antrean tes usap metode polymerase chain reaction (PCR) menggunung di Samarinda.

“Alat ini kami sebar ke semua puskesmas hingga ke perbatasan. Dari hilir sampai hulu sudah punya,” sebut Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Mahulu, drg Agustinus Teguh Santoso.

Teguh, sapaan karibnya, menilai mesin tersebut cocok dengan karakteristik infrastruktur Mahulu yang serba terbatas. Alat seukuran pemanggang roti itu bisa dioperasikan di hampir semua medan. Asalkan tersambung daya listrik sekitar 200 watt.

Pada beberapa kesempatan pertengahan Januari 2021, petugas medis Mahulu mengoperasikan alat itu di beberapa perkampungan yang sulit aliran listrik. Alias hanya bermodalkan mesin generator set rumahan.

Cara kerja alat ini cukup praktis. Setelah sampel lendir dari rongga hidung diambil, petugas tinggal memasukkan dan mengaduk gagang berujung kapas sampel ke salah satu lubang pengujian di alat itu selama 10-20 detik. Selanjutnya, setelah sampel tercampur sempurna, cartridge ditutup untuk pemeriksaan. Hasil positif bisa diketahui dalam kurun 5 sampai 10 menit. Sementara, hasil negatif membutuhkan waktu pemeriksaan lebih lama, sekitar 13 menit. Bukti hasil pemeriksaan bisa disimpan maupun dicetak menggunakan perangkat printer mini yang tersemat dalam mesin berwarna putih ini.

Pengalaman sejumlah tenaga medis di Puskemas Kecematan Long Hubung, dalam satu jam, alat tersebut bisa digunakan menguji lebih 4 sampel. Bahkan, saat pengujian penelusuran dan pelacakan kontak erat maraton selama 14 jam hingga dini hari, petugas berhasil menguji sampai 80 sampel dengan hasil 40 orang dinyatakan positif terpapar Covid-19. 

“Akurasi alatnya berkisar 50 sampai 90 persen,” ujar Teguh.

Mengutip laman Abbott Laboratories, ID NOW menggunakan bahan kimia untuk menghancurkan kulit virus agar menumpahkan ribonukleat acid (RNA). RNA dalam tubuh manusia berperan sebagai pembawa informasi genetik dan menerjemahkannya dalam sintesis berbagai macam protein. Reaksi kimia itu kemudian memperkuat materi genetik sehingga probe molekuler khusus dalam larutan uji dapat mengambil virus dalam jumlah kecil.

“Alat yang kami beli ini juga dipakai mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump untuk menyeleksi tamunya yang mau masuk ke gedung putih (kantor presiden AS-red) waktu itu,” sambungnya.

TCM yang dioperasikan Mahulu biasanya digunakan untuk screening kontak erat lebih 7 hari. Sementara untuk kontak kurang dari 5 hari, digunakan metode swab antigen.

Meskipun terkonfirmasi positif Covid-19 dari dua alat tes cepat tersebut, petugas medis tetap membutuhkan hasil tes usap metode polymerase chain reaction (PCR) untuk hasil lebih akurat sebagai penegakan tindakan medis. Sebab, untuk mendeteksi infeksi kronis lebih 5 hari dari metode tes usap PCR, dinilai lebih akurat. Dari pengalaman di lapangan, hasil pemeriksaan menggunakan mesin kedua jenis alat tersebut maupun swab PCR tidak jauh meleset.

“Alat screening swab antigen dan TCM 1 gen ini sudah cukup untuk mengetahui seseorang terpapar Covid-19 apa tidak,” ucap teguh.

Yang menarik, Mahulu mengambil keputusan mewajibkan setiap warganya yang terkonfirmasi positif Covid-19 lewat tes TCM antigen agar dikarantina terpusat sembari menunggu hasil tes usap metode PCR. Hal ini berdasarkan banyak pertimbangan. Pertama, kabupaten yang baru berdiri 7 tahun silam ini belum memiliki laboratorium PCR sendiri. Akibatnya, sampel untuk menentukan langkah penegakan medis harus dikirim ke Samarinda dengan hasil tes bisa mencapai 3 sampai 7 hari, bergantung antrean dari berbagai daerah di Kaltim.

Teguh menilai masa menunggu kepastian hasil tes di Samarinda sembari karantina mandiri di rumah cukup rawan. Sebab, dalam beberapa kasus, orang yang diwajibkan isolasi mandiri di rumah sepanjang 14 hari tidak patuh protokol kesehatan. Sebagai contoh, orang tersebut keluyuran keluar rumah setelah merasa badan mulai nyaman akibat pemberian obat. Padahal, imunitas pasien tersebut belum terbentuk sempurna dan masih terjangkit virus. Kondisi seperti inilah yang menjadi salah satu pemicu transmisi lokal.

“Kalau imunitas belum maksimal dan berkeliaran pada masa virulen, ya virusnya menyebar ke mana-mana,” tegas Teguh. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar