Pariwara Mahakam Ulu

Terus Bersahabat dengan Alam, Mahakam Ulu Raih Medali Perak di Piala Dunia Arung Jeram

person access_time 4 years ago
Terus Bersahabat dengan Alam, Mahakam Ulu Raih Medali Perak di Piala Dunia Arung Jeram

Aksi komunitas arung jeram di Kabupaten Mahakam Ulu (foto: istimewa)

Riam-riam Sungai Mahakam di Kabupaten Mahakam Ulu melahirkan atlet piawai. Tim arung jeram setempat mampu berbicara di pentas dunia. 

Ditulis Oleh: Adolf Reisha Ding
Sabtu, 30 November 2019

kaltimkece.id Komunitas arung jeram asal Mahakam Ulu, Giham, meraih medali perak di Silokek Geofest Rafting World Cup (SGRWC). Turnamen yang pada 10-14 November 2019 ini dihelat di Sungai Barang Kuantan, Kabupaten Sijunjung, Sumatra Barat.

Delapan perempuan dari Kabupaten Mahakam Ulu berangkat dengan tekat kuat. Bersaing dengan Malaysia, Republik Ceko, dan tim Indonesia yang lain. Di nomor slalom Open Women, Giham, nama tim arung jeram dari Mahulu, harus mengakui keunggulan lawan senegaranya. Tim Nasional Indonesia merebut medali emas dengan total poin 350. Sedangkan tim Mahulu berada di posisi kedua dengan perolehan 322 poin serta berhak membawa medali perak. Diikuti tim tuan rumah Sijunjung yang harus puas dengan perolehan 301 poin dan meraih perunggu. 

Capaian ini merupakan yang terbaik bagi Giham. Sejak resmi terbentuk 2015 lalu, Giham aktif mengikuti kegiatan arung jeram dan kompetisi. Kini jumlah anggota yang terdata 30 orang. Komunitas arung jeram ini masih kesusahan merekrut bibit-bibit muda. Bagi sebagian orang, hobi ini bisa terbilang ekstrem. Bebatuan sungai dan derasnya arus sungai harus diarungi khususnya slalom.

Adrianus Liah Blawing selaku pendiri dan pembina Giham mengatakan, perlengkapan arung jeram sesuai standar keselamatan. Mulai helm, pelampung, dan pakaian berbahan tipis arung jeram sudah cukup aman. “Kami selalu menerapkan disiplin keselamatan yang tinggi bagi semua anggota,” ucapnya 

“Yang menjadi kendala para pencinta arung jeram saat ini adalah dana yang sangat minim dan biaya kegiatan yang tinggi jika ingin latihan di riam. Alhasil, mereka lebih sering memanfaatkan bentangan Sungai Mahakam tepatnya di Ujoh Bilang dengan medan datar untuk sekedar melatih fisik,” tambahnya

Potensi Wisata

Tak sekedar menyalurkan hobi, komunitas arung jeram juga memiliki mimpi memperkenalkan potensi wisata Mahakam Ulu yang belum banyak diketahui. Riam Panjang, misalnya, di hilir kampung Long Tuyoq, menawarkan sensasi berbeda bagi pencinta arung jeram nasional dan internasional. “Dengan panjang 10 kilometer, kita bisa mengarungi selama dua jam dengan teduhan pohon rimbun di pinggiran sungai serta batuan,” ucap Liah. 

Adapun Riam Haloq Tebing, bebatuan di kiri dan kanan sungai bak ukiran yang berdiri kokoh. Riam ini hasil erosi. Pepohonan tumbuh lebat di tebing-tebing sungai. Sepanjang 10 kilometer pemandangan akan menemani pelintas beserta lima air terjun. 

Untuk saat ini, baru Riam Haloq yang diperuntukkan wisata. Lokasinya yang dekat dengan ibu kota Mahulu menjadi alasan utama. Dua paket perjalanan ditawarkan yaitu rafting Haloq dan rafting Haloq plus. Untuk rafting Haloq cukup membayar Rp 450 ribu. Sudah mendapatkan fasilitas helm, pelampung, dan perahu karet. Air mineral bekal selama perjalanan, kemudian makan siang, dan transportasi. Untuk rafting Haloq plus, fasilitas yang ditawarkan seperti helm, pelampung, dan perahu karet. Transportasi, soft files photo.

Yang menjadi pembeda dan sangat menarik adalah makan siang. Khusus rafting plus dengan biaya Rp 500 ribu per orang, mereka diajak makan layaknya suku Dayak yaitu Paruuq. Pada umumnya, Paruuq berlangsung di sebuah karangan batu atau pinggiran sungai. Kedua paket ini memiliki syarat minimal lima pendaftar. (*)

Editor: Fel GM

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar