Pariwara Mahakam Ulu

Tidak Tergesa-gesa Rekomendasikan Pembelajaran Tatap Muka di Mahulu, Pantau Kondisi Dua Minggu ke Depan

person access_time 2 years ago
Tidak Tergesa-gesa Rekomendasikan Pembelajaran Tatap Muka di Mahulu, Pantau Kondisi Dua Minggu ke Depan

Pembelajaran Tatap Muka di Mahulu masih menunggu perkembangan kondisi dua minggu ke depan. dok kaltimkece.id (Muhibar Sobary Ardan)

Kebijakan yang dibuat dengan cermat dan tidak tergesa-gesa bisa menyelamatkan banyak warga.

Ditulis Oleh: Nalendro Priambodo
Sabtu, 25 September 2021

kaltimkece.id Pemerintah Kabupaten dan Satgas Covid-19 Mahulu tetap berhati-hati menentukan waktu yang tepat menyelenggarakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Mahulu. Sikap ini diambil mempertimbangkan banyak aspek. Selain regulasi dan kesiapan juga kondisi perkembangan Covid-19 di daerah. Potensi besar munculnya klaster Covid-19 di sekolah ketika PTM diberlakukan juga jadi pertimbangan penting. Meski demikian, peluang PTM di kabupaten berjuluk Urip Kerimaan ini masih terbuka. 

Hingga kini, baik Satgas Covid-19 maupun Pemkab Mahulu belum mengeluarkan rekomendasi PTM di Mahulu. Bupati Mahakam Ulu, Bonifasius Belawan Geh menyampaikan PTM harus direncanakan dengan cermat mempertimbangkan banyak aspek dan ketentuan yang diatur dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 menteri tentang Pedoman Teknis Pembelajaran Tatap Muka di Masa Pandemi Covid-19. 

Poin inti yang diatur dalam SKB tersebut di antaranya ; PTM bisa diselenggarakan secara terbatas dan pembelajaran jarak jauh atas persetujuan orang tua siswa. Selanjutnya, pendidik dan tenaga kependidikan telah menjalani vaksinasi lengkap. Begitu pula, apabila terjadi kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di satuan pendidikan maka pemerintah pusat maupun daerah bisa memberhentikan sementara PTM.  

“Kemungkinan PTM saya anjurkan jika sudah masuk zona hijau. Kalau kampung sudah zona hijau, boleh (PTM) dan tetap menjalankan prokes sesuai pedoman teknis mengacu SKB 4 menteri itu,” ucap Bupati Mahakam Ulu, Bonifasius Belawan Geh kepada kaltimkece.id beberapa hari lalu. 

Sejauh ini, Mahakam Ulu masih ditetapkan sebagai daerah dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3. Secara administratif, Satgas Covid-19 Kaltim masih menempatkan Mahulu berada di zona kuning. Meskipun, secara de facto, Satgas Covid-19 Mahulu mencatat per 21 September 2021 sudah tidak ada lagi kasus terkonfirmasi positif di dalam kawasan Mahulu. 

Penyebabnya masih ditemukan 12 orang warga ber-KTP Mahulu yang terkonfirmasi positif Covid-19 ketika hendak masuk ke Mahulu. 12 temuan itu didapat dari hasil tes antigen ataupun polymerase chain reaction (PCR). Perinciannya, 11 orang temuan di Kutai Barat dan seorang lagi di Samarinda. 

Baca Juga : Kuning di Luar Hijau di Dalam, De Facto Wilayah Mahulu Sudah Bersih Dari Covid-19, Menyisakan Temuan dari Luar

Sembari itu, bupati yang juga Ketua Satgas Covid-19 Mahulu meminta semua persyaratan PTM yang di atur dalam SKB dipenuhi. Termasuk vaksinasi dan persiapan lainnya. Sejauh ini, vaksinasi bagi pelajar, siswa dan tenaga pendidik terus dikebut. Upaya membentuk kekebalan populasi di kalangan peserta didik dan pengajar itu sebagai bentuk dukungan percepatan PTM di Mahulu. 

Hingga Sabtu 25 September 2021 capaian vaksinasi Covid-19 di Mahulu dengan target 25.540 orang target sasaran sudah setengah jalan. Dari jumlah itu untuk suntikan pertama sudah menyentuh 53 persen. Dan suntikan kedua mencapai 41,1 persen. 

Ketua Tim Gerak Cepat (TGC) Penanggulangan Covid-19 Mahulu, drg Agustinus Teguh Santoso memberi penjelasan tambahan tentang peluang PTM di Mahulu dari sisi kesehatan. TGC merupakan tim di bawah koordinasi Satgas Covid-19 Mahulu. 

Teguh sependapat bawah PTM di Mahulu harus direncanakan dengan cermat. Sebab, di banyak daerah PTM terbukti melahirkan klaster sekolah. Banyak tenaga pendidik dan siswa terpapar Covid-19. 

Kekhawatirannya beralasan. Berdasarkan survei internal Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang dipublikasikan per Kamis, 23 September 2021, tercatat 1.303 sekolah menjadi klaster Covid-19 di Indonesia. Di Kaltim, sedikitnya ada 19 klaster sekolah yang muncul seiring uji coba pembelajaran tatap muka.            

“Kami masih mempertimbangkan tingkat keamanannya. Biar stabil dulu, tidak tergesa-gesa serta merta langsung mengizinkan PTM melihat terjadinya klaster di kabupaten dan kota lain yang sudah menjalankan PTM,” jelas Teguh yang juga Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Mahulu ini. 

Kondisi stabil dalam PPKM level tiga di Mahulu ini jelas Teguh diukur lewat tidak adanya penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di dalam kampung-kampung di Mahulu selama dua minggu ke depan. Hasil pengukuran dan penilaian kesiapan lain yang diatur dalam SKB 4 menteri tersebut yang akan dijadikan rekomendasi Satgas Covid-19 terkait apakah PTM di Mahulu bisa di mulai atau ditunda. “Kita tidak mau gegabah untuk PTM ini,” tegasnya.

Kalaupun nantinya PTM di Mahulu berjalan, Teguh mengingatkan agar setiap satuan pendidikan di bawah kewenangan kabupaten mulai dari PAUD sampai SMP untuk membentuk satgas Covid-19 di sekolah. Ini untuk memastikan protokol kesehatan berjalan baik. Tak ketinggalan dilakukan penapisan kesehatan terhadap peserta didik dan tenaga pengajar. 

Bahkan, dia menganjurkan jika perlu dilakukan tes antigen acak sebelum PTM berlangsung serta tes serupa dua minggu sekali. Hal ini bertujuan mengurangi potensi lahirnya klaster sekolah di Mahulu. 

Pada akhirnya, PTM di Mahulu sangat tergantung dari kesiapan para pemangku kepentingan dan komitmen semua pihak menjaga kawasan bebas dari paparan Covid-19. (*)

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar