Kesehatan

Antisipasi Virus Corona di Kukar, RSUD AM Parikesit Siapkan Ruang Isolasi dan Tim Dokter

person access_time 4 years ago
Antisipasi Virus Corona di Kukar, RSUD AM Parikesit Siapkan Ruang Isolasi dan Tim Dokter

RSUD AM Parikesit di Tenggarong, Kutai Kartanegara (fachrizal muliawan/kaltimkece.id)

RSUD AM Parikesit di Tenggarong menjadi rujukan bila ada warga Kukar yang menderita gejala terpapar virus corona. 

Ditulis Oleh: Fachrizal Muliawan
Rabu, 29 Januari 2020

kaltimkece.id Sampai Rabu, 29 Januari 2020, sudah 17 negara mengonfirmasi telah terpapar virus corona yang berasal dari Wuhan, Tiongkok. Indonesia tidak termasuk di antaranya namun upaya pencegahan terus berjalan.  

Di Kutai Kartangegara, rumah sakit rujukan regional yang ditunjuk adalah RSUD Aji Muhammad Parikesit Tenggarong. RSUD AM Parikesit telah menyiapkan fasilitas kesehatan plus tim dokter. Pasien yang terindikasi virus corona jenis baru (disebut  2019 Novel Corona Virus atau 2019-nCov) akan ditangani rumah sakit ini. 

RSUD AM Parikesit adalah satu dari seratus rumah sakit rujukan penanganan virus corona yang ditunjuk Kementerian Kesehatan. Tim dokternya diketuai Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUD AM Parikesit, dr Mauritz Silalahi. Ujung tombak penanganan adalah dokter spesialis paru, Parluhutan Doli Siregar. 

Pelaksana Tugas Direktur Utama RSUD AM Parikesit, dr Martina Yulianti, menjelaskan alur pemindaian di rawat inap rumah sakit tipe B itu. Screening dilakukan petugas layanan kesehatan di instalasi gawat darurat. Pasien akan ditinjau riwayat perjalanannya, terutama jika dari negara-negara yang sudah masuk daftar terpapar virus corona. 

"Setelah mengetahui gejala yang diderita pasien, kami siapkan ruang isolasi dan tim khusus," kata Martina kepada kaltimkece.id, Rabu, 29 Januari 2020. Virus jenis baru ini, tegas dia, memerlukan penanganan khusus. 

Martina menuturkan, hingga kini belum ada pasien dengan dugaan terpapar virus corona. "Jadi, bisa dikatakan hingga kini di Kukar masih negatif," jelasnya. 

Sementara itu, dokter spesialis paru dr Parluhutan Doli Siregar mengatakan, untuk pasien IGD, mereka akan mencurigai pasien dengan gejala kesulitan bernapas akibat infeksi saluran pernapasan atas atau ISPA. Biasanya, gejala akan diiringi batuk kering, flu, dan suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius. 

"Tentu dicocokkan dengan riwayat pasien, apakah pernah melakukan perjalanan ke negara-negara yang mengumumkan terpapar virus corona," ujarnya. 

Doli mengimbau, bila ada warga Kukar yang mengalami gejala serupa, sebaiknya segera memeriksakan diri. Para pasien yang mengalami gejala tersebut akan diperiksa dengan rontgen di dada. Jika ditemukan tanda infeksi paru, langkah selanjutnya mengambil cairan di paru-paru untuk diperiksa di laboratorium. Pengambilan cairan bisa secara langsung maupun menggunakan alat bronkoskopi. 

"Kami sudah memiliki bronkoskopi terbaru sehingga bisa mengambil sampel dahak di dalam paru-paru," terangnya. Sampel dahak diperiksa di laboratorium untuk mengetahui pasien terjangkit virus atau tidak. 

Baca juga:
 

Spesialis patologi klinik, dr Edison Harianja, dan spesialis mikrobiologi, dr. Morfino Yodi Thorasika, melanjutkan penjelasan. Sampel tadi dikirim ke Laboratorium Pencegahan dan Pengendalian Infeksi, Kementerian Kesehatan. "Biasanya memerlukan waktu dua hingga tiga hari sampai hasil tes diketahui," terangnya. 

Keduanya menambahkan, belum ada antibiotik khusus untuk penanganan virus 2019-nCov. Penanganan medis berjalan secara sistematis. Bila pasien mengalami demam, diberi obat penurun demam. Apabila mengalami sesak napas, pasien dipasangi ventilator. 

Virus corona disebut menyerang pasien yang daya tahan tubuh lemah. Para dokter pun menyarankan, mengenakan masker sebagai pencegahan, mencuci tangan dengan sabun antiseptik, serta menjalani pola hidup sehat. (*)

Editor: Fel GM

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar