Kesehatan

Di Ruangan Ber-AC, Covid-19 Menular Sejalur Aliran Udara tanpa Batuk dan Bersin

person access_time 4 years ago
Di Ruangan Ber-AC, Covid-19 Menular Sejalur Aliran Udara tanpa Batuk dan Bersin

Ilustrasi virus SARS-Cov-2

Penelitian menemukan pola penyebaran Covid-19 di dalam ruangan berpendingin udara. Virus bisa “terbang” jauh. 

Ditulis Oleh: Fel GM
Kamis, 23 April 2020

kaltimkece.id Empat anggota keluarga A baru pulang ke Guangzhou, Provinsi Guangdong, Tiongkok, setelah menyelesaikan kunjungan di Kota Wuhan. Kota yang menjadi ibu kota Provinsi Hubei ini adalah lokasi pertama virus SARS-Cov-2 merebak. Dalam perjalanan singkat itulah, seorang anggota keluarga A terinfeksi Covid-19.

Di Guangzhou, Jumat, 24 Januari 2020, keluarga A memutuskan untuk makan siang bersama. Mereka memesan meja di sebuah restoran besar di tengah kota. Rumah makan itu berlantai lima. Keluarga A mendapat meja di lantai tiga yang luasnya 145 meter persegi. Seluruh dinding lantai tersebut tak berjendela. Sebuah pendingin udara bersistem sentral terpasang di salah satu dinding. 

Pada saat keluarga A masuk, restoran telah ramai dengan pelanggan. Ada 83 pelanggan --termasuk keluarga A-- yang dilayani delapan pramusaji. Keluarga A duduk mengelilingi meja bundar di tepi dinding kaca yang sejajar dengan sebuah AC. Di kiri mereka, tiga orang dari keluarga C duduk tepat di bawah pendingin ruangan. Sementara dua orang dari keluarga B yang di sebelah kanan keluarga X duduk di depan meja yang terjauh dari AC. 

Ketiga meja ini terpisah jarak 1 meter masing-masing. Keluarga A, B, dan C, lantas makan siang bersama. Dalam penelitian berjudul Covid-19 Outbreak Associated with Air Conditioning in Restaurant, Guangzhou, China (2020), keluarga A dan keluarga B diketahui bersama dalam satu ruangan selama 53 menit. Sedangkan keluarga A dengan keluarga C tercatat selama 73 menit.

Empat belas hari setelah makan di restoran yang sama itu, 10 orang dari 83 pelanggan jatuh sakit. Semua yang terkonfirmasi positif Covid-19 adalah anggota keluarga A, B, dan C. Sementara itu, 73 pelanggan dan delapan pelayan yang dikarantina dinyatakan negatif melalui tes swab. 

Hasil Penelitian

Jianyun Lu adalah wakil kepala Departemen Kontrol dan Pencegahan untuk Penyakit Menular di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Guangzhou. Minat penelitiannya adalah pengawasan, kontrol, dan pencegahan penyakit infeksi pernapasan, termasuk influenza, flu burung, dan demam berdarah. Lu menjadi pemimpin penelitian ini. 

Segera setelah menerima seluruh data tersebut, Lu bersama tim menelusuri pola penularan. Tak ada keraguan bahwa virus menular melalui percikan droplet di udara. Namun demikian, ada beberapa temuan yang menarik. 

Pertama, percikan droplet diyakini bukan berasal dari batuk atau bersin anggota keluarga A yang terinfeksi, sebut saja namanya Mr A1. Peneliti menemukan Mr A1 adalah transmisi presimptomatik. Ia belum menunjukkan gejala pada awal inkubasi virus. Gejala Covid-19 seperti batuk dan demam baru muncul di fase akhir. 

Virus yang disebarkan Mr A1 diduga kuat melalui tetesan pernapasan. Percikan droplet ini keluar ketika ia berbicara maupun bernapas. Tetesan yang besarnya hanya 5 mikrometer ini tidak seagresif percikan droplet yang dihasilkan dari batuk atau bersin. Kecepatan tetesan napas yang keluar dari mulut begitu lemah. Tetesan ini pun hanya sebentar di udara dan umumnya menyebar kurang dari 1 meter.

Yang terjadi di restoran itu tidak demikian. Tetesan napas yang bervirus ini ternyata terbang hingga ke meja sebelah keluarga A yang lebih dari 1 meter jauhnya. Tim peneliti mendapati bahwa tetesan itu dapat merambat jauh karena dorongan aliran udara dari pendingin ruangan. 

Dorongan udara ini membawa percikan droplet mencapai meja keluarga C yang paling jauh dengan AC. Sementara udara balik yang diserap AC, mendorong tetesan ke meja keluarga C yang duduk tepat di bawah pendingin ruangan. Udara balik ini datang dari sebuah enhaust fan di sisi berlawanan pendingin ruangan.

Temuan kedua adalah jalur penularan di dalam ruangan ber-AC. Pola penyebaran virus ternyata selajur dengan aliran udara. Selain meja keluarga A, B, dan C, yang segaris dengan pendingin ruangan, sebenarnya ada dua meja lain yang berdekatan. Jarak kedua meja ini sama-sama 1 meter. Tidak ada laporan pasien positif dari orang-orang di kedua meja ini. Kemungkinan yang paling dapat diterima adalah karena aliran udara di kedua meja ini tidak selajur dengan meja keluarga A, B, dan C. 

Para peneliti memang tidak mengenyampingkan kemungkinan yang lain. Sebagai contoh, bisa saja tidak semua keluarga B dan C terinfeksi di dalam restoran. Ada fakta bahwa anggota di dalam kedua keluarga masing-masing memiliki kontak erat.  Namun demikian, sumber primer penularan telah dipastikan yakni di dalam restoran.

“Kami menyimpulkan bahwa dalam wabah ini, transmisi tetesan didorong oleh ventilasi ber-AC. Faktor kunci untuk infeksi adalah arah aliran udara,” tulis peneliti dalam laporannya. Senyampang itu, ruang berpendingin dianjurkan mengatur jarak yang lega di antara orang-orang. Menyediakan ventilasi yang terhubung udara luar juga disarankan agar aliran udara tidak terperangkap di dalam ruangan. (*)

Senarai Kepustakaan
  • Jianyun, Lu, 2020. Covid-19 Outbreak Associated with Air Conditioning in Restaurant, Guangzhou, China, Medical Health Technology Project for Guangzhou.
  • Tong  ZD, dkk, 2020. Potential presymptomatic transmission of SARS-CoV-2, Zhejiang Province, China.
folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar