Kesehatan

Masker N95 Laku Keras di Samarinda, Ada 14 Warga Kaltim yang Dikarantina di Natuna

person access_time 4 years ago
Masker N95 Laku Keras di Samarinda, Ada 14 Warga Kaltim yang Dikarantina di Natuna

Masker N95 yang mulai diborong di Samarinda (foto: Naleandro Priambodo/kaltimkece.id)

Pemerintah terus berupaya menangkal masuknya virus corona. Di Kaltim, penjualan masker N95 meningkat tajam. 

Ditulis Oleh: Nalendro Priambodo
Kamis, 06 Februari 2020

kaltimkece.id Merebaknya novel Coronavirus (nCoV) telah membuat penjualan masker N95 di sejumlah apotek di Indonesia meningkat tajam. Masker berkemampuan menyaring 95 persen partikel kecil dan besar di udara ini diyakini memberi perlindungan dari penularan kuman dan virus. Masker tersebut juga laku keras di ibu kota Kaltim.

Briggit Aprilia adalah administrator di Apotek Farmacare, Jalan Gunung Merbabu, Samarinda. Dia mengatakan, lima lembar masker N95 yang sudah bertahan beberapa bulan terakhir langsung habis. Warga mulai membeli masker tersebut sejak merebaknya kabar virus corona. Apotek memutuskan, memesan dua dus masker serupa kepada distributor lokal.

Ketika masker dipesan, rupanya harga di tingkat distributor sudah naik. Sebelum laku keras, harga masker N95 adalah Rp 12 ribu per lembar. Sekarang sudah di angka Rp 30 ribu per lembar atau naik lebih dari dua kali lipat. Untuk harga per kotak, sebelumnya adalah Rp 240 ribu. Sekarang ini, telah menembus Rp 600 ribu per kotak yang berisi 20 lembar masker. 

"Meskipun harga meroket, warga tetap memborong," aku Briggit pada Kamis, 6 Februari 2020, kepada kaltimkece.id. "Biasanya yang membeli adalah pekerja kantoran atau orang yang mau bepergian."

Pemandangan seragam ditemui di Apotek Kimia Farma, Jalan Agus Salim, Samarinda. Harga masker naik dari Rp 14.500 menjadi Rp 34.500 per lembar. "Bahkan ada (pembeli) yang borong sebelum harganya naik pada 27 Januari lalu," ucap Maria, apoteker di Apotek Kimia Farma. 

14 Warga Kaltim Dikarantina di Natuna

Menurut Komite Kesehatan Dunia atau WHO, sampai 5 Februari 2020 sudah 24.554 kasus penyebaran coronavirus di seluruh dunia. Sebanyak 490 orang meninggal dunia. Sudah 24 negara yang terpapar virus ini. 

Untuk Indonesia, belum ditemukan pasien positif corona. Namun demikian, pemerintah pusat terus mewaspadai penularan dan penyebaran virus. Salah satunya dengan mengevakuasi 238 WNI dari Provinsi Hubei, Tiongkok, tempat corona pertama kali menyebar. WNI diterbangkan ke pusat karantina di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, beberapa hari lampau. 

Dalam rapat koordinasi penanggulangan penyebaran corona di Kantor Gubernur Kaltim, ada 14 warga Kaltim yang dikarantina di Kepulauan Natuna. Adapun seorang warga, diketahui berasal dari Kalimantan Utara.
 
Baca juga: 
 

Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim, Muhammad Sabani, menerangkan bahwa seluruh warga yang dikarantina dikoordinasikan oleh pemerintah pusat. Sabani tidak membeberkan asal kabupaten dan kota dari warga Kaltim tersebut. Namun yang jelas, mereka kebanyakan berstatus mahasiswa.

Semua warga akan menjalani pemeriksaan fisik dan observasi selama 14 hari masa inkubasi virus. Jika hasilnya negatif, yang bersangkutan diperolehkan pulang. Kebalikannya, jika positif, ditangani pemerintah pusat. Semua biaya perawatan ditanggung pemerintah pusat. 

Bentengi Laut dan Udara dari Corona

Walaupun belum ada warga di Indonesia yang terinfeksi virus corona, pemerintah tetap siaga. Indonesia, terkhusus Kaltim, memiliki jalur transportasi ke negara yang terjangkit. Baik lewat udara maupun laut. 

Penguatan cegah tangkal di pintu masuk telah ditingkatkan. Sudah diedarkan pula surat Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan, kepada semua provinsi dan instansi terakit. Telah dioperasikan 195 kamera thermal scanner di 135 pintu masuk negara. Termasuk alat pelindung diri, masker N95, sampai kartu peringatan kesehatan. Ada pula Laboratorium Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan yang siap mendiagnosis virus corona. 

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Samarinda, Syabilal Rasyad, menjelaskan ada lima pelabuhan di wilayah kerjanya yang terhubung ke negara terjangkit Corona. Dua pelabuhan di Bontang dan Kutim, satu pelabuhan di Samarinda. Seluruh pelabuhan telah dilengkapi kamera pemantau suhu tubuh. Penumpang dengan suhu tubuh melebihi normal atau di atas 36-37 derajat Celcius, diperiksa intensif.

"Kami siagakan unit dan pengawas 24 jam," kata Syabilal di rapat koordinasi di Kegubernuran Kaltim, Kamis, 6 Januari 2020. 

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Balikpapan, Zainul, memaparkan bahwa arus hilir mudik warga Tiongkok di pelabuhan wilayah kerjanya cukup padat. Di Pelabuhan Tanah Grogot, sebanyak 36 kapal dengan 866 kru dari Tiongkok yang datang dan pergi setiap bulan. Di Pelabuhan Semayang, Balikpapan, 34 kapal dengan 626 kru saban bulan. Di Pelabuhan Senipah, Muara Jawa, Kukar, lima kapal dan 13 anak buah kapal. Disusul Pelabuhan Kampung Baru di Balikpapan dengan lima kapal dan 93 ABK.  (*)

Editor: Fel GM

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar