Kesehatan

Mengupas Data Kematian Covid-19 Kaltim, Pasien di Atas 50 Tahun dan Diabetes Terbanyak Meninggal

person access_time 4 years ago
Mengupas Data Kematian Covid-19 Kaltim, Pasien di Atas 50 Tahun dan Diabetes Terbanyak Meninggal

Pemakaman pasien Covid-19 di Samarinda.

Kelompok usia di atas 50 tahun yang memiliki riwayat diabetes paling terancam jika terpapar Covid-19. 

Ditulis Oleh: Fel GM
Kamis, 10 September 2020

kaltimkece.id Sudah 5.354 orang terkonfirmasi positif Covid-19 setelah 24 pekan sejak pertama kali virus tersebut masuk ke Kaltim. Dari jumlah itu, 3.115 orang di antaranya dinyatakan sembuh dan 225 meninggal dunia. Pasien Covid-19 yang meninggal di Kaltim didominasi kelompok usia di atas 50 tahun atau lanjut usia.

Menurut data yang disiarkan Dinas Kesehatan Kaltim pada 9 September 2020, kelompok usia yang paling banyak terpapar Covid-19 adalah 25-29 tahun. Jumlah terkonfirmasi positif dari kelompok umur ini sebanyak 689 orang. Sementara kelompok usia 30-34 tahun adalah yang terbanyak kedua dengan 675 orang. Secara umum, sebanyak 4.056 orang yang terkonfirmasi positif berasal dari kelompok usia di bawah 50 tahun. Persentase kelompok usia tersebut sebesar 75,75 persen dari total positif Covid-19 di Kaltim.

Meskipun secara jumlah ia besar, tingkat kematian (case fatality rate/CFR) kelompok usia di bawah 50 tahun sebenarnya rendah. Dari 225 orang yang meninggal karena Covid-19 di Kaltim, sebanyak 178 orang di antaranya justru berusia 50 tahun ke atas. Itu berarti, 79,11 persen dari seluruh pasien Covid-19 yang meninggal di Kaltim berasal dari ‘golongan tua’. Hanya 20,89 persen yang berasal dari kelompok muda.

Balikpapan adalah daerah dengan tingkat kematian tertinggi untuk kelompok usia di atas 50 tahun. Persentasenya mencapai 81,4 persen di Kota Minyak, lebih tinggi dari rata-rata provinsi. Sementara tingkat kematian untuk kelompok usia yang sama di Samarinda adalah 77,5 persen dan Kutai Kartanegara 69,2 persen.

Risiko kematian bagi mereka yang berusia di atas 50 tahun dan terpapar Covid-19 amatlah tinggi. Sebagai contoh, kelompok usia di atas 75 tahun ditemukan 40 kasus positif. Sebanyak 10 orang atau 25 persen di antaranya meninggal dunia. Sementara dari kelompok usia 65-69 tahun ada 122 kasus, sebanyak 31 orang meninggal atau tingkat kematiannya 25,4 persen.

Dinas Kesehatan Kaltim menyatakan, kurva pandemi masih menunjukkan posisi kenaikan kasus. Penyelidikan masih berlangsung untuk mengidentifikasi kontak erat pasien Covid-19 selama beberapa pekan ke depan. Diperkirakan, kasus masih meningkat karena beberapa minggu terakhir kasus didominasi kelompok asimptomatis atau tanpa gejala. Meskipun demikian, kasus aktif mulai menurun sebagai indikasi bahwa laju kesembuhan sudah lebih besar dari laju pertambahan kasus.

Diabetes sebagai Penyakit Penyerta

Sebanyak 68 dari 225 orang pasien yang meninggal tercatat memiliki penyakit penyerta. Sebanyak 35 orang (51 persen) menderita diabetes. Sisanya adalah pasien dengan penyakit penyerta yakni gangguan jantung dan pembuluh darah atau kardiovaskuler (22,1 persen), dan hipertensi atau tekanan darah tinggi (26,5 persen).

Profil pasien yang meninggal di Kaltim ini memberikan gambaran yang kuat mengenai hubungan antara usia dan penyakit penyerta. Sebagaimana di wilayah lain, orang berusia tua dengan riwayat diabetes adalah yang paling berisiko ketika terpapar Covid-19. Tingkat kematian bagi orang berusia lanjut dengan diabetes amat tinggi. Hal ini berbanding terbalik dengan kelompok muda yang tak memiliki penyakit penyerta. Di tubuh kaum muda, virus ini bahkan lebih banyak tak bergejala. Yang berbahaya adalah ketika mereka yang tak bergejala ini menularkan virus tersebut kepada kaum renta tadi.

Sejumlah penelitian menemukan betapa berbahaya Covid-19 di tubuh yang mengandung gula darah tinggi. Federasi Diabetes Internasional, IDF, menyatakan bahwa orang tua dan orang dengan kondisi medis seperti diabetes, penyakit jantung, dan asma, lebih rentan menderita sakit yang parah akibat Covid-19. Penderita diabetes yang terinfeksi Covid-19 lebih sulit disembuhkan karena fluktuasi kadar glukosa darah dan, kemungkinan, komplikasi diabetes.

Ada dua penyebab kelompok usia tua dengan riwayat diabetes memasuki fase kritis ketika terinfeksi virus. Pertama, sistem kekebalan yang terganggu menyebabkan tubuh lebih sulit melawan virus sehingga mengarah kepada masa pemulihan yang lebih lama. Kedua, virus dapat berkembang di lingkungan dengan glukosa darah yang tinggi (Covid-19 and Diabetes, artikel IDF, 2020).

Penjelasan lebih mendalam mengenai hal ini adalah sebagai berikut. Penderita diabetes amat rentan terhadap infeksi karena kadar gula darah tinggi (hiperglikemia), gangguan fungsi kekebalan, komplikasi di pembuluh darah (vascular), dan penyakit bawaan seperti hipertensi, gangguan kadar lemak (dyslipidemia), dan penyakit pembuluh dan jantung atau kardiovaskuler (Diabetes and Covid-19: Global and Regional Perspectives, Jurnal, 2020).

Kesimpulannya adalah risiko kematian bagi orang berusia lanjut dan memiliki diabetes sangat tinggi ketika terpapar Covid-19. Itu sebabnya, hampir seluruh penelitian menyarankan agar golongan tersebut amat berhati-hati sepanjang pandemi. Mereka yang sering berinteraksi dengan orang berusia lanjut dan memiliki riwayat diabetes juga harus bisa menjaga diri agar tidak menularkan Covid-19. Jika kelompok rentan dan orang-orang sekitarnya bersama-sama menjaga, sangat mungkin, angka kematian Covid-19 bisa ditekan. Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. (*)

Senarai Rujukan

  • Dinas Kesehatan Kaltim, 2020. Update Situasi Covid-19 Kaltim, laman website.  
  • International Diabetes Federation, 2020. Covid-19 and Diabetes, 2020, artikel.
  • Jeong, In-Kyung, dkk, 2020. Diabetes and Covid-19: Global and Regional Perspectives, 2020, Jurnal.

 

Temui kaltimkece.id di Instagram!

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar