Kesehatan

Unmul Segera Punya WGS, Alat Pendeteksi Virus yang Bakal Menjadikan Kampus Berkelas Dunia

person access_time 2 years ago
Unmul Segera Punya WGS, Alat Pendeteksi Virus yang Bakal Menjadikan Kampus Berkelas Dunia

Ilustrasi alat pengurutan genetik atau whole genome sequencing. (foto: istimewa)

Hanya ada dua kampus di Kalimantan yang akan mendapatkan teknologi mengidentifikasi penyakit infeksi ini.

Ditulis Oleh: Samuel Gading
Senin, 11 April 2022

kaltimkece.id Universitas Mulawarman, Samarinda, sebentar lagi punya alat pengurutan genetik atau whole genome sequencing (WGS). Alat yang berfungsi mengidentifikasi berbagai varian Covid-19 ini juga akan dimanfaatkan kampus untuk riset di bidang biologi molekuler. Sebuah langkah besar Unmul untuk mencapai universitas kelas dunia.

Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Hubungan Masyarakat, Unmul, Prof Bohari Yusuf, mengatakan, WGS akan diberikan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P), Kementerian Kesehatan. Unmul mendapatkan alat tersebut karena melakukan berbagai capaian serta inovasi dalam penanganan dan pencegahan Covid-19. Inovasi tersebut seperti layanan telemedicine dan berbagai program vaksinasi. Kemenkes memberikan WGS agar kampus dapat terlibat dalam pengawasan dan pelacakan kasus Covid-19 di Bumi Etam.

“Hanya dua universitas yang mendapatkan alat tersebut. Selain Unmul, juga Universitas Tanjungpura di Pontianak. Unmul diharapkan menjadi sentra surveillance pandemi di Kaltim-Kaltara,” kata Bohari kepada kaltimkece.id, Kamis, 7 April 2022.

Rektor Unmul, Prof Masjaya, menyebut, WGS akan tiba pada awal Mei 2022. Kampus pun membuat sejumlah persiapan menyabut kedatangan WGS seperti menyiapkan lokasi di Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran dan melatih dua akademikus kedokteran untuk mengoperasikan mesin WGS. Upaya ini sebagai tindak lanjut instruksi Menteri Kesehatan yang meminta persiapan tidak dilakukan setelah barang datang.

“Unmul sudah sangat siap menerima alat tersebut,” ucap Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ini, Rabu, 4 April 2022.

_____________________________________________________PARIWARA

Mengenal Teknologi WGS

Kepada kaltimkece.id, akademikus Fakultas Kedokteran, Unmul, Nataniel Tandirogang, menjelaskan lebih detail mengenai fungsi whole genome sequencing. Teknologi ini disebut untuk mengetahui genom atau susunan genetik suatu organisme. Informasi mengenai susunan genetik tersebut dapat diperoleh menggunakan reaktan. Bahan campuran ini dapat diperoleh dari berbagai zat organik seperti cairan tubuh maupun zat nonorganik yakni zat artifisial.

Melalui reaktan, peneliti dapat mendeteksi urutan basa atau sequencing susunan DNA berbagai makhluk hidup seperti bakteri, virus, tumbuhan, hewan, hingga manusia. Setiap makhluk hidup memiliki urutan DNA yang unik atau urutan basa berbeda-beda (A, T, C, G). Jika urutan basa sebuah organisme sudah diketahui, akan mudah bagi peneliti untuk mengidentifikasi pola DNA-nya.

Reagent itu seperti katrid tinta di printer. Apakah kertas yang mau dicetak berwarna atau hitam putih saja. Nah, untuk mendeteksi susunan DNA makhluk hidup, peneliti tentu harus memiliki reagent atau tinta printer yang berbeda,” jelas dr Natan saat ditemui di Gedung Program Pascasarjana, Kampus Gunung Kelua, Jumat, 8 April 2022.

Pada tahap ini, dia melanjutkan, WGS berguna untuk menganalisis perbedaan urutan basa suatu organisme. Pengurutan susunan genetik organisme dilakukan setidaknya melalui empat langkah yakni pemotongan DNA, pengkodean batang DNA, sekuensing genom atau identifikasi seluruh urutan basa, serta analisis data. Setelah menempuh empat proses tersebut, peneliti dapat membandingkan perbedaan genetik setiap organisme. Perbedaan genetik itulah yang membuat WGS dapat mendeteksi berbagai varian Covid-19 seperti alpha, delta, hingga omicron. Hasil analisis genetiknya dapat diperoleh dalam kurun lima sampai tujuh hari. Dengan demikian, kehadiran mesin berjenis ilumina-miseq tersebut di Unmul jelas dapat mempermudah kerja Dinas Kesehatan dan Ikatan Kedokteran Indonesia Kaltim untuk mengidentifikasi Covid-19.

“Alat ini juga bisa mendeteksi varian lokal,” jelas dr Natan. Fungsi lainnya, tambah dia, WGS juga berguna mendalami berbagai penyakit infeksi lain seperti malaria dan TBC.

Meski banyak manfaatnya, ongkos operasional WGS terhitung cukup mahal. Pasalnya, teknologi ini tergolong high-tech dan wajib menggunakan reaktan untuk menganalisis urutan basa. “Untungnya, Kementerian Kesehatan memberi subsidi kepada Unmul selama tiga tahun, khusus untuk reagent Covid-19,” imbuhnya.

_____________________________________________________INFOGRAFIK

Prof Bohari Yusuf melanjutkan, WGS juga akan dimanfaatkan Unmul untuk mendorong pengembangan penelitian di bidang biologi molekuler yakni biokimia dan genetika. Dengan begitu dapat menjadi salah satu jalan Unmul menjadi kampus dengan riset berkelas dunia.

“Apalagi kami mempunyai Integrated Laboratorium di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Dengan kehadiran segelintir fasilitas melalui Islamic Development Bank (IDB) ini, Insyaallah, jalan ke sana sudah kelihatan,” tutup Prof Bohari. (*)

Editor: Surya Aditya

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar