Terkini

Banjir di Samarinda, Tiga Pesawat Gagal Landing

person access_time 5 years ago
Banjir di Samarinda, Tiga Pesawat Gagal Landing

Foto: Ika Prida Rahmi (kaltimkece.id)

Penumpang pesawat terus dihantui ketakutan ketika hujan melanda. Waswas ditinggal terbang tak kunjung reda-reda.

Ditulis Oleh: Ika Prida Rahmi
Senin, 14 Januari 2019

kaltimkece.id Hujan deras sejak pagi di Samarinda, Senin 14 Januari 2019, mengakibatkan sejumlah wilayah kebanjiran. Pantauan kaltimkece.id, genangan terparah terjadi di dua kecamatan; Sungai Pinang dan Samarinda Utara.

Banjir menggenang sejumlah ruas jalan. Di antaranya Jalan Gerilya, DI Panjaitan, Mugirejo, KH Wahid Hasyim, PM Noor, Pramuka, Dr Soetomo, dan simpang empat Mal Lembuswana. Lalu lintas pun dibuat lumpuh. Banyak kendaraan mogok lantaran nekat menerobos banjir.

Jalan DI Panjaitan yang menjadi akses utama Bandara APT Pranoto paling dikeluhkan. Tinggi banjir sekira 30 sentimeter. Dampaknya begitu membebani calon penumpang pesawat.

Hari itu, jadwal penerbangan dari APT Pranoto di antaranya menuju Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Halim Perdanakusuma, dan Bandara Juanda. Jadwal penerbangan dimulai pukul 10.11. Tak sedikit yang terancam ketinggalan pesawat.

"Repot kalau begini. Jalannya masih banjir dalam. Kalau menunggu surut bisa batal berangkat. Kita rugi. Pemerintah harus pikirkan lagi penumpang pesawat, jangan dibiarkan begini terus. Kalau sudah bigini jangan lagi dibilang takdir," kata Stevi Hakim, penumpang tujuan Jakarta yang ditemui kaltimkece.id.

Pagi itu tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD dikerahkan. Petugas berjaga di simpang Alaya. Sebagian bersiaga memberi tumpangan khusus penumpang pesawat. "Ada lima calon penumpang diantarkan ke bandara. Kasihan kalau tidak dibantu, tidak sampai ke bandara. Kami juga carikan tumpangan dari truk besar yang bisa lewat," kata sekertaris BPBD Samarinda, Hendra.

Kepolisian, selain dikerahkan mengatur lalu lintas, sejumlah personel Satuan Sabhara dan Satlantas Polresta Samarinda diterjunkan mengawal calon penumpang pesawat. Aksi yang sama juga dilakukan untuk penumpang Terminal Bus Lempake.

Baca juga:
 

"Sekitar 30 orang diantar ke bandara. Kami kerahkan untuk melayani masyarakat agar tidak mengalami hambatan karena padatnya kendaraan di sana," kata Ipda Danovan, kasubag Humas Polresta Samarinda.

Hingga berita ini diturunkan, Kepala Dinas Perhubungan Kaltim Salman Lumoindong belum menerima informasi penumpang batal berangkat. Kendati demikian, ke depan diingatkan calon penumpang tidak memaksakan diri melalui Jalan DI Pandjaitan.

"Ada dua jalur (alternative). Kalau dari Tenggarong bisa lewat Bengkuring. Kalau dari Samarinda bisa lewat Perumahan Bumi Sempaja," terang Salman.

Tiga Pesawat Gagal Landing

Diungkapkannya, hujan deras di Samarinda juga mengakibatkan tiga maskapai telat mendarat. Dua di antaranya putar balik dan mendarat ke Bandara Sepinggan Balikpapan. "Pesawat Batik Air dan Garuda Indonesia terpaksa mendarat di Balikpapan," jelasnya.

Dikatakan Kepala Operasional Terminal bandara APT Pranoto Dedi Maulana, divert atau gagal landing dialami maskapai Garuda Indonesia dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, dan Batik Air dari Halim Perdanakusuma, Jakarta. Keduanya semula dijadwalkan mendarat pukul 09.30 Wita dan 10.05 Wita namun batal karena jarak pandang di bawah satu kilometer. APT Pranoto juga belum memiliki lampu runway dan Instrument Landing System atau ILS yang memudahkan pendaratan dalam kondisi tersebut.

Setelah menunggu di Balikpapan hingga situasi memungkinkan, kedua pesawat mendarat di Samarinda pukul 13.45 Wita dan 14.30 Wita.

Cuaca buruk juga membuat tiga maskapai sempat tertunda mendarat di Samarinda. Salah satunya adalah Express Air dari Melak, Kutai barat. Rentetan divert pada Senin lalu, adalah yang pertama di APT Pranoto akibat cuaca buruk.

"Bandara kita ini masih visual, sedangkan peralatannya tidak memadai. Navigasinya tidak mencukupi. Jadi sesuai operasional prosedur, kalau feasibility belum maksimal, pesawat akan di-divert ke Balikpapan," kata Afrianin, senior Air Traffic Controller (ATC) Bandara APT Pranoto.

Dalam divert kemarin, kata Afrianin, posisi pesawat berjarak 20 mil dari Samarinda, ketika ATC memberitahu kondisi cuaca saat itu. Pilot sempat membawa pesawat berputar beberapa kali untuk menunggu cuaca membaik. Setelah kondisi tak memungkinkan juga, langkah divert ke Balikpapan diambil.

"ATC tidak berhak menutup landasan. Keputusan ada di pilot. Kami hanya menginformasikan kondisi cuaca," tambahnya.

Masuk Proyek Prioritas

Soal banjir yang makin meresahkan, Kabid Pelaksana Jaringan Sumber Air dan Penataan Ruang DPUPR Samarinda, Desy Damayanti, menunjuk drainase yang kurang optimal bekerja. Di Jalan DI Panjaitan saat ini masih tahap pengerjaan beton. “Kan disitu belum selesai. Masih ada penambahan pengerjaan selama 50 hari,” kata Desi.

Namun, di sisi lain, intensitas curah hujan Senin lalu terbilang cukup tinggi. Beberapa ruas jalan protokol pun tak terhindar dari genangan. Air meluap dari drainase.

Meski begitu, ditegaskan bila penanganan banjir Samarinda masuk prioritas. Tahun ini difokuskan di dua titik yaitu Jalan DI Panjaitan dan Simpang Lembuswana, dari 50 titik banjir yang terdata Pemkot Samarinda. (*)

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar