Terkini

Bendungan Benanga di Ambang Level Waspada, Sudah Enam RT Terendam Banjir Semeter

person access_time 4 years ago
Bendungan Benanga di Ambang Level Waspada, Sudah Enam RT Terendam Banjir Semeter

TMA Bendungan Benanga di ambang level siaga. (arditya abdul azis/kaltimkece.id)

Tersisa 15 sentimeter TMA Bendungan Benanga untuk ditetapkan kategori waspada. Potensi hujan pun masih begitu besar hingga Januari 2020.

Ditulis Oleh: Arditya Abdul Azis
Selasa, 24 Desember 2019

kaltimkece.id Hujan deras yang terjadi tiga hari berturut-turut hingga Minggu, 22 Desember 2019, mengakibatkan naiknya Tinggi Muka Air (TMA) di Bendungan Benanga, Kelurahan Lempake. Lonjakan TMA bahkan sempat terpantau berada di angka 73 sentimeter dengan status siaga.

Tingginya debit air di Bendungan Benanga mengakibatkan ratusan rumah yang berdekatan Sungai Karang Mumus (SKM) di Perumahan Bengkuring, Kelurahan Sempaja Utara, Kecamatan Samarinda Utara, dua hari ini terendam banjir.

Dari pantauan kaltimkece.id pada Selasa, 24 Desember 2019, banjir yang merendam rumah warga rata-rata setinggi 60 sentimeter hingga 1 meter. Banjir 60-80 sentimeter terjadi di Jalan Terong I, II, III, dan IV; Jalan Terong Pipit I dan II; Jalan Pakis Merah; Jalan Kastela, dan Jalan Bayam.

Sementara untuk titik banjir terparah berada di Jalan Asparagus dengan ketinggian 1 meter. Banjir ini meliputi RT 36, 37, 38, 39, 40, dan 50.

Ahmad Yani warga RT 37 mengatakan, kawasan yang disebutkan di atas memang kerap banjir akibat limpahan air. Lokasinya berdekatan bantaran SKM dan rawa. "Banjir sudah tiga hari, karena memang ada hujan tiga hari berturut-turut. Kami tidak memprediksi akan seperti ini," kata Ahmad Yani kepada kaltimkece.id, Selasa, 24 Desember 2019.

"Ini sudah banjir kedua dalam tahun ini. Belum parah seperti bulan Juli lalu. Untuk tinggi air sekarang, satu meter lagi baru sama seperti bulan Juli lalu," tambahnya.

Hingga Selasa Sore, ketinggian air terus mengalami kenaikan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda sudah tiga hari belakangan bersiaga. Tiga perahu karet telah dikerahkan untuk disiagakan apabila sewaktu-waktu ada warga yang hendak dievakuasi.

"Di lokasi banjir kami belum mendirikan posko. Tapi sudah dikerahkan tiga perahu di titik banjir perumahan Bengkuring. Hari ini ada sekitar tujuh personel kami siagakan di sana," kata Sekretaris BPBD Samarinda Hendra AH kepada kaltimkece.id, Selasa siang, 24 Desember 2019.

Kendati banjir merendam permukiman selama tiga hari, BPBD Samarinda belum mendirikan posko bagi warga yang ingin mengungsi. Warga masih memilih bertahan di rumah. "Cuma memang ada beberapa warga mulai mengangkut barang-barangnya dan ada yang mengungsi ke rumah keluarganya. Tapi tidak terlalu banyak," ucapnya.

Curah hujan tinggi beberapa hari terakhir membuat debit air di Bendungan Benanga meninggi. Bahkan, pada 23 Desember 2019 TMA sempat di level 73 sentimeter. "Semoga tidak ada hujan dengan durasi lama. Banjir semakin tinggi di titik terendah seperti di Bengkuring," ucapnya.

Kondisi banjir diprediksi bakal semakin parah apabila hujan dengan intensitas tinggi terjadi. Pihaknya pun terus berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Dari hasil koordinasi disebutkan bahwa potensi hujan beberapa hari ke depan akan terjadi. Dari perkiraan pantauan cuaca, BMKG menyebutkan puncak curah hujan pada pergantian musim sepanjang Desember hingga Januari. Ia meminta warga tetap waspada banjir susulan.

"Jadi kemungkinan ke depan ada bakal hujan. Sehingga kemungkinan tinggi air di bendungan jadi naik. Potensi banjir tentu ada, sehingga masyarakat yang tinggal di daerah rendah seperti di Perumahan Bengkuring dan Perumahan Griya Mukti harus waspada," ucapnya.

Kawasan yang kini mengalami banjir di Perumahan Bengkuring rata-rata di kawasan berdekatan SKM. Banjir di Perumahan Bengkuring umumnya mengalami peninggian. Bahkan telah meluas di Perumahan Griya Mukti. "Ketinggian masih sekitar 30 sentimeter," ucapnya.

Atas ketinggian air di bendungan yang menurun tapi tak dibarengi penyusutan banjir, ia menduga ketinggian air di SKM mengalami stagnansi. Disebabkan sungai yang belum seluruhnya dilakukan normalisasi. "Kalau dilihat bulan ini tidak terjadi bulan purnama. Jadi tidak mungkin mengalami air pasang," jelasnya.

"Masih banyak rumah warga di bantaran sungai. Belum lagi akibat sampah. Sehingga diduga menghambat laju air," tambahnya

Hingga saat ini, Pemkot Samarinda belum menetapkan status darurat banjir. Status tanggap darurat diberlakukan ketika level tinggi air di bendungan dalam kategori waspada serta banjir semakin meluas. "Level air di bendungan memang masih level kuning (siaga) tapi mendekati titik merah (Waspada). Dari pantauan kami, sekitar 15 sentimeter lagi sudah di level merah atau waspada," pungkasnya.

Sementara itu, BMKG Samarinda memprediksi curah hujan tinggi masih terjadi selama Desember hingga Januari 2020. Secara dinamika, perkiraan curah hujan akan terjadi lantaran adanya pertemuan angin dari utara dan selatan di sekitar Kalimantan. Sehingga peluang hujan di Kaltim masih cukup tinggi.

"Atau nama meteorologi, konvergensi intertropis atau ITCZ," ucap Forcaster BMKG Samarinda Sutrisno.

Peluang hujan begitu besar beberapa hari ke depan. Curah hujan diperkirakan mulai intensitas sedang hingga lebat. "Kalau debit air di bendungan ditambah hujan, ya, akan menjadi problem," singkatnya. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar