Terkini

Beratnya Penanganan Pandemi di Balikpapan Diperburuk Keluarga Pasien yang Kerap Tak Koperatif

person access_time 3 years ago
Beratnya Penanganan Pandemi di Balikpapan Diperburuk Keluarga Pasien yang Kerap Tak Koperatif

Rizal Effendi mengisahkan penanganan Covid-19 di Balikpapan. (surya aditya/kaltimkece.id)

Sejumlah konflik mewarnai penanganan pandemi Covid-19 di Balikpapan. Mulai dari mengancam pakai kayu balok, hingga penganiayaan terhadap seorang polisi.

Ditulis Oleh: Surya Aditya
Sabtu, 03 April 2021

 

kaltimkece.id Ragam persoalan penanganan pandemi Covid-19 masih terjadi di Balikpapan. Salah satunya penolakan pengobatan pasien positif virus corona. Akibatnya pun tak main-main. Kasus-kasus baru terus bermunculan. Bahkan sampai memakan korban jiwa.

Hal tersebut disampaikan Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendi. Awalnya, dia meminta agar warga ikut berpartisipasi dalam penangan pandemi Covid-19. Salah satunya mendukung tenaga medis mengobati pasien positif.

“Karena dengan begitu pandemi akan lebih cepat tertangani,” kata Rizal kepada awak media ketika berkunjung ke RT 35 di Kelurahan Gunung Samarinda, Balikpapan Utara, Sabtu, 3 April 2021.

Dia lantas memberikan contoh bila tidak adanya dukungan dari berbagai pihak dalam penangan pandemi. Dahulu, cerita Rizal, ada seorang pasien terkonfirmasi virus corona tengah dirawat di sebuah rumah sakit di Balikpapan. Namun pihak keluarganya yakin jika pasien tersebut tidak terinfeksi virus corona.

Pihak keluarga lantas beramai-ramai mendatangi rumah sakit tersebut. Meminta agar pasien tersebut dipulangkan. Pihak rumah sakit sempat berkeras menolak permintaan itu. Namun pihak keluarga lebih beringas. Sambil menenteng kayu balok, beberapa keluarga mengancam pihak rumah sakit akan melakukan kekerasan menggunakan balok bila pasien tersebut tidak segera dipulangkan.

“Karena diancam, mau tidak mau pasien yang terkonfirmasi positif itu dibawa ke rumahnya. Namun dengan catatan, harus melakukan isolasi mandiri,” beber Rizal yang juga menjabat sebagai Ketua Satuan Tugas Covid-19 Balikpapan itu.

Celaka, hal yang paling ditakuti dari pemulangan paksa pasien positif corona tersebut terjadi. Tujuh orang keluarganya, kata Rizal, tertular virus corona setelah pasien tersebut belum lama tiba di rumahnya. “Hal-hal seperti itu ‘kan jelas merugikan mereka sendiri,” terangnya.

Disebutkan Rizal, kasus seperti itu sudah sering terjadi di Balikpapan. Bahkan ada yang berakibat fatal. Di mana ada dua kasus pasien virus corona meninggal dunia setelah menjalani perawatan di rumahnya. Padahal, pasien-pasien tersebut sempat diobati di rumah sakit. Namun pihak keluarganya menolak pengobatan medis tersebut.

“Saat dirawat di rumahnya, kondisi kedua pasien itu makin memburuk, akhirnya meninggal,” tutup Rizal.

Polisi Diserang Keluarga

Tidak adanya dukungan dari berbagai pihak dalam penangan pandemi di Balikpapan bukan kali itu saja terjadi. Pada akhir Januari 2021, seorang petugas Polsek Balikpapan, Brigadir Polisi Kepala Marjono, diserang oleh sekelompok keluarga pasien Covid-19.

Gara-garanya, Marjono merekam aksi keluarga mengambil paksa pasien corona di RS Pertamina Balikpapan. Pihak keluarga mengira petugas berpakaian sipil tersebut adalah wartawan. Dari sinilah, beberapa keluarga yang tidak terima menghajar Marjono hingga babak belur.

Marjono tidak tinggal diam. Usai kejadian tersebut, ia mendatangi Markas Polresta Balikpapan untuk melaporkan kekerasan yang menimpanya itu. Berangkat dari laporan tersebut, kepolisian menangkap empat orang yang memukuli Marjono. Keempatnya pun dijadikan tersangka dan ditahan.

“Salah satunya anak almarhum korban Covid-19 yang kami jadikan tersangka,” terang Wakil Kepala Polresta Balikpapan, Ajun Komisaris Besar Polisi Sebpril Sesa, Jumat, 5 Februari 2021. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar