Terkini

Berkunjung ke RT 19 Kelurahan Panji di Tenggarong yang Zero Kasus Covid-19 sejak Awal Pandemi

person access_time 3 years ago
Berkunjung ke RT 19 Kelurahan Panji di Tenggarong yang Zero Kasus Covid-19 sejak Awal Pandemi

Gerbang masuk RT 19 Kelurahan Panji, Kecamatan Tenggarong, Kukar. (aldi budiaris/kaltimkece.id)

RT 19 Kelurahan Panji, Kecamatan Tenggarong, ditinggali 300 jiwa dari 112 kepala keluarga yang sampai saat ini bebas dari Covid-19.

Ditulis Oleh: Aldi Budiaris
Kamis, 11 Februari 2021

 

kaltimkece.id Sejak 6 Februari 2021, penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro ternyata sudah berlangsung di tingkat RT Kutai Kartanegara. RT 19 Kelurahan Panji, Kecamatan Tenggarong yang berjumlah 300 jiwa dari 112 kepala keluarga, telah ditetapkan sebagai percontohan.

PPKM skala mikro di Kukar ini serupa dengan Program Wilayah Pemukiman Pencegahan Virus Corona yang diinisiasi dan dikembangkan Kodim 0906 Tenggarong. Juga disebut dengan RT Sigap, akronim dari Santun, Inisiaif, Gesit, Antisipatif, dan Peka. Mengedepankan lima aspek utama pengelolaan sumber daya manusia di wilayah tersebut.

Agenda kerja yang dikemukakan meliputi pengamanan akses keluar masuk wilayah, penyiapan lokasi karantina, pembuatan prosedur bagi masyarakat yang tertular Covid-19. Termasuk juga program ketahanan pangan dan logistik wilayah tersebut.

Sekitar 5 kilometer dari pusat kota Tenggarong, Jalan Anggana yang membentang di daerah wisata Waduk Panji, Museum Kayu, dan Taman Miniatur LandMark Dunia, terdapat suatu permukiman penduduk. Sejauh mata memandang, hamparan padi dan pohon rimbun tersaji di sekitarnya. Di pintu masuk perumahan warga itu, berdiri tegak gapura selamat datang bertuliskan RT Sigap di pintu masuknya.

Inilah adalah permukiman penduduk yang ditetapkan sebagai kawasan percontohan, pencegahan penularan virus corona. Yakni RT 19 Kelurahan Panji, Kecamatan Tenggarong. Pada Kamis, 11 Februari 2021, kaltimkece.id berkunjung di lokasi tersebut. Menyaksikan langsung penerapan protokol kesehatannya.

Di samping kiri pintu masuk kawasan ini, terdapat SDN 032 dan di kanan jalannya berdiri sebuah pos pemeriksaan keluar masuk. Dijaga unsur TNI, Polri, beserta linmas. Satu di antaranya yang saat itu bertugas adalah Edi Sutrino dari Babinsa atau Bintara Pembina Desa.

Kepada kaltimkece.id, Edi yang berusia 45 tahun, menjelaskan pola yang telah dijalankan lingkungan tersebut hingga berhasil zero kasus positif selama pandemi Covid-19 menyerbu Kaltim. “Alhamdullilah, sebab dari awal pandemi, warga di sini sadar betapa pentingnya penerapan protokol kesehatan bagi mereka,” ungkap Edi.

Sejak awal pandemi, masyarakat sudah sering mendapat edukasi seputar virus corona. Baik dari petugas kesehatan maupun Babinsa. Termasuk edukasi mengenai virus tersebut hingga cara pencegahan hingga warga bisa terhindar.

Ragam pola pencegahan, akhirnya tertuang dengan tajuk RT Sigap hingga dimantapkan lagi dengan penerapan PPKM skala mikor. Pengamanan pun makin berlapis. Petugas yang berjaga minimal dua petugas babinsa dan 10 orang linmas.

Warga luar yang berkunjung tanpa keterangan jelas, untuk sementara waktu dilarang. Bagi yang datang dengan tujuan tempat sanak saudara dan menginap, serta berasal dari luar kota, diperbolehkan dengan catatan melaksanakan pemeriksaan rapid dan swab test di puskesmas.

“Selain itu bila ada warga yang terkonfirmasi positif, kami menyediakan ruangan isolasi mandiri di puskesmas dengan fasilitas standar layanan protokol Covid-19,” terang anggota TNI berpangkat sersan satu tersebut.

Penduduk di lingkungan ini mayoritas petani dan buruh. Seluruhnya sangat antusias dengan skema langkah pencegahan yang dijalankan. Apalagi dengan status saat ini sebagai percontohan PPKM skala mikro.

Ketua RT 19, Ismu Hadi, mengaku sangat senang dengan status percontohan tersebut. Pola pencegahan Covid-19 di lingkungannya, diharap bisa menjadi pemersatu warga agar terus dapat melakukan yang terbaik, untuk mencegah dan memutus mata rantai Covid-19.

Selama ini, lingkungan tersebut memang melakukan pembatasan sangat ketat. Bahkan melarang warga yang tidak berdomisili di wilayah tersebut masuk. Termasuk mengerahkan SDM seperti petugas pengamanan yang dibantu babinsa, petugas medis, beserta fasilitasnya. Termasuk yang paling penting menyiapkan bahan pangan sendiri.

“Karena di sini kebetulan warganya berprofesi sebagai petani dan peternak, jadi kebutuhan bahan pokok seperti, beras, sayur dan daging tercukupi,” terangnya.

Pihak RT dan Babinsa juga menegaskan kepada warga agar tetap menjaga kesehatan. Pola pencegahan yang sudah dilakukan, mesti ditingkatkan lagi. Dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan, seperti menjaga jarak, menggunakan masker, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilisasi. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar