Bibir Sungai Jadi Loket Sabu, Permudah Pelaku Melarikan Diri

Ditulis Oleh: Giarti Ibnu Lestari
Kamis, 19 September 2019

kaltimkece.id Bak belut yang pandai melarikan diri, loket narkoba yang biasa beroperasi di Pasar Segiri, pindah ke bibir Sungai Karang Mumus. Kawasan pinggir sungai diperkirakan jadi lokasi ideal baru. Memudahkan pelaku peredaran obat terlarang untuk melarikan diri.

Pada 11 September 2019, Badan Narkotika Nasional Kota atau BNNK Samarinda menggerebek loket peredaran narkotika jenis sabu. Loket tersebut berada di sebuah rumah kosong yang nyaris ambruk. Batas bangunan dipatok di bibir Sungai Karang Mumus. Sisi Jalan Hasan Basri, Temindung Permai, Kecamatan Sungai Pinang.

Rupa dan halaman rumah seperti hunian warga pada umumnya. Terlihat beberapa ekor ayam jago yang dipelihara si empunya bangunan. Diduga, jual-beli ayam jadi kedok keberadaan loket sabu tersebut.  

Saat penggerebekan, diamankan lima orang. Diduga sedang melakukan transaksi jual-beli. Dua gram sabu diamankan. Terbagi dalam dua poket.

Dalam praktiknya, loket tersebut menugaskan seorang remaja 16 tahun. Bertugas memantau pergerakan orang-orang sekitar yang lalu-lalang. Komunikasi dilakukan menggunakan walkie-talkie.

Diungkapkan Kepala BNNK Samarinda, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Siti Zaekhomsyah, loket tersebut diduga pindahan dari Pasar Segiri. Diperkirakan dampak dari berdirinya Posko Segiri Bersinar yang membuat ruang gerak peredaran narkoba berkurang.

Berdasar data BNNK Samarinda, sejumlah titik peredaran narkoba di Samarinda tersebar di Jalan Pulau Indah, Lambung Mangkurat, Sungai Dama, Kampung Tenun, Pasar Segiri, Jalan Hasan Basri, hingga Belatuk.

Pada 2016 diungkap 17 kasus dengan 26 tersangka. Barang bukti berupa 36,33 gram sabu. Sedangkan pada 2017 mengungkap 20 kasus, dengan 26 tersangka, barang bukti sabu 151,1 gram, ganja 9,6 gram.

Tahun berikutnya terungkap lagi 17 kasus dengan 26 tersangka. Adapun barang bukti sabu mencapai 129,14 gram dan 1200,58 gram ganja. Pada Januari sampai Agustus 2019, telah 12 kasus diungkap. Menangkap 14 tersangka dan barang bukti 105 gram. 

Tangkapan Baru di Tempat yang Sama

Berselang sehari setelah tangkapan BNNK Samarinda, tepatnya 13 September 2019, jajaran Polsekta Samarinda Ulu juga melakukan penangkapan dua tersangka. Diamankan di alamat dan rumah yang sama. Dua tersangka tertangkap merupakan pengguna dan kurir. Barang bukti berupa dua poket sabu kecil dengan kisaran harga Rp 100-150 ribu.

"Pasar Segiri merupakan salah satu tempat penjualan narkoba yang unik karena mereka menggunakan loket. Kalau di tempat lain, main ambil-lempar atau hit and run. Kami akan makin mempererat komunikasi dengan polsek jajaran dan BNNK Samarinda," sebut Kasat Narkoba Polresta Samarinda, Komisaris Polisi (Kompol) Raden Sigit.

Dari pemetaan Satreskoba Polresta Samarinda, daerah rawan narkoba di Samarinda adalah Samarinda Ulu, Samarinda Seberang, Samarinda Kota, dan Sungai Pinang. Dalam pengungkapan hari itu, aparat cukup mengalami kendala. Para tersangka terkesan pasang badan. Akhirnya penyidikan mentok.

Lalu lintas narkoba di Samarinda masih fokus utama Satreskoba Polresta Samarinda. Dari pengamatan awal, daerah pinggiran sungai dinilai seksi dijadikan loket sabu. Di areal inilah para pemainnya lebih gampang melarikan diri.

Untuk diketahui, Operasi Antik Mahakam 2019 dimulai 19 Agustus sampai 3 September 2019. Dari operasi itu terungkap 24 kasus. Barang bukti sabu diamankan dalam 104 poket seberat 1.042,50 gram brutto. Ada juga dua bungkus inex gambar mahkota warna hijau 998 butir seberat 269,46 gram brutto.

Pada Januari hingga 19 September 2019, total 246 kasus terungkap dengan 325 tersangka. Barang bukti berupa sabu 3.566,74 gram, 68,08 gram ganja, dan 1.525 butir ekstasi. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang