Terkini

Dampak Virus Corona, Satu Kotak Masker Dulu Rp30 Ribu, Kini Rp240 Ribu di Samarinda

person access_time 4 years ago
Dampak Virus Corona, Satu Kotak Masker Dulu Rp30 Ribu, Kini Rp240 Ribu di Samarinda

Salah satu apotek di Samarinda dengan pemberitahuan stok masker yang kehabisan. (arditya abdul azis/kaltimkece.id)

Hukum pasar berlaku terhadap keberadaan masker di Samarinda sejak virus corona mewabah di Tiongkok.

Ditulis Oleh: Arditya Abdul Azis
Selasa, 03 Maret 2020

kaltimkece.id Samarinda mengalami kelangkaan masker. Mulai terasa sejak dua bulan terakhir begitu virus corona mewabah dari Tiongkok. Begitu virus tersebut memasuki Indonesia, kelangkaan kian menjadi. Harga pun melambung tinggi.

Awal pekan ini, Presiden Joko Widodo alias Jokowi, mengonfirmasi bahwa virus corona telah menjangkit dua orang di Tanah Air. Yakni sepasang ibu dan anak di Depok, Jawa barat. Keduanya tengah mendapat perawatan intensif di rumah sakit khusus.

Begitu kabar dari presiden tersebar seantero Nusantara, warga berbondong-bondong berburu masker. Tak terkecuali di Samarinda. Berlomba membekali diri dengan alat pelindung menangkal virus yang telah memakan banyak korban jiwa di sejumlah negara tersebut.

Apotek-apotek di Samarinda pun mulai sulit ditemukan masker. Bahkan ada yang telah kosong sejak dua bulan terakhir. Sementara masker tersisa di sejumlah apotek, harganya melambung tinggi. Untuk masker jenis biasa saja yang sebelumnya Rp30 ribu per kotak, kini Rp240 ribu!

Hal tersebut diungkapkan Fitriyadi, 26 tahun. Warga Samarinda ini mau tak mau mengeluarkan biaya cukup tinggi untuk mendapatkan masker. "Sekarang langka. Saya beli harganya naik delapan kali lipat," ucapnya ketika ditemui di sebuah apotek Jalan Gerilya, Selasa siang, 3 Maret 2020.

Fitriyadi membeli masker juga untuk bekal keluarganya. Kabar empat warga di Balikpapan menjadi suspect virus corona, jadi alasannya tetap membeli masker dengan harga selangit. "Khawatir, karena Balikpapan dekat dengan Samarinda," tambahnya.

Hukum pasar memang memicu harga barang melambung tinggi saat keberadaannya sulit ditemukan. Ketersediaan masker pun demikian. Suatu apotek di Jalan Abul Hasan, sudah dua bulan ini tak mendapat pasokan masker.

Penuturan distributor kepada apotek tersebut, stok masker saat ini memang menipis. Mulai masker bedah, N95, N99, N100, serta P95. "Kami order tapi tidak ada. Yang datang malah masker anak. Distributor bilang ada yang borong dalam jumlah banyak," kata Dika Herdiyanti, asisten apoteker apotek tersebut.

Apotek pun pikir panjang untuk nekat mendatangkan masker. Kondisnya, masker bedah yang biasanya Rp37 ribu satu boks, kini Rp150 ribu. Per kotaknya berisi 50 lembar. “Ya, rugi juga kalau kami harus beli harga segitu. Belum lagi harga ongkos kirimnya," terang dia.

Sebuah apotek di Jalan RE Martadinata juga mengalami hal sama. Masker sudah tak tersedia sejak Januari 2020. yang sudah kosong stok masker sejak dua bulan terakhir. "Permintaan masker setiap hari banyak. Tapi stok kosong. Banyak pedagang yang membeli. Ada juga beli pemakaian pribadi," sebut apoteker Endang Sri Pamungkas.

Dilansir dari South China Morning Post (SCMP), hingga Selasa siang, 3 Maret 2020, total infeksi virus corona di seluruh dunia tercatat 90.872 kasus. Sebanyak 48.002 di antaranya berhasil disembuhkan. Sementara jumlah korban jiwa mencapai 3.117 orang. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar