Terkini

Dilema Jaang Sikapi Takbiran Nyeleneh yang Terus Terulang

person access_time 5 years ago
Dilema Jaang Sikapi Takbiran Nyeleneh yang Terus Terulang

Foto: Fachrizal Muliawan (kaltimkece.id)

Larangan takbiran keliling di Samarinda sudah di tahun keempat. Namun imbauan Pemkot Samarinda selalu mental.

Ditulis Oleh: Fachrizal Muliawan
Jum'at, 07 Juni 2019

kaltimkece.id Gema takbir bertalu-talu. Bersahut-sahutan ba'da magrib di seluruh penjuru Kota Tepian. Selasa, 4 Juni 2019, jatuhnya 1 Syawal 1440 hijriah. Segala keriuhan datang dari pengeras suara. Dari masjid, surau, hingga musala.

Tapi tak hanya dari situ. Gema takbir juga keluar dari konvoi kendaraan di ruas jalan Samarinda. Pengeras suara diangkut mobil bak terbuka dan truk. Yang disayangkan, tak hanya takbir keluar dari pengeras suara. Namun juga terdengar irama dangdut dan house music.

Para penumpang yang kebanyakan pemuda dan beberapa pemudi di mobil bak terbuka, tampak menari ria. Mengikuti irama musik dari pengeras suara berukuran jumbo. Biasanya, mobil-mobil tadi diikuti konvoi sepeda motor. Beberapa pengendara terlihat ikut-ikutan berjoget mengikuti irama.

Pemandangan seperti itu saban tahun menjadi di ruas-ruas jalan Samarinda. Meski berpencar-pencar, jumlah mereka tak sedikit. Dari pantauan kaltimkece.id, takbiran keliling yang mendendangkan musik seperti itu jumlahnya tak sedikit.

Yang membuat miris, di antara pemuda, terselip beberapa pemudi turut berjoget relatif erotis. Beberapa warganet pun mengabadikan momen-momen tersebut. Bahkan sempat terjadi insiden di Jalan AW Syahrani. Ada tabrakan beruntun antara sepeda motor dengan mobil pikap pembawa pengeras suara.

Lokasi persisnya di depan diler mobil. Saat itu mobil pikap mengerem mendadak. Beberapa sepeda motor pun saling tabrak. Tak ada korban jiwa dan luka-luka dalam insiden tersebut. Tapi menyebabkan enam sepeda motor ringsek.

Pemandangan demikian tak sejalan dengan imbauan Pemkot Samarinda. Pemerintah jelas melarang takbiran keliling. Namun, seperti tahun-tahun sebelumnya, larangan begini selalu saja mental. Tapi reaksi Pemkot selalu sebatas imbauan.

Ditemui di rumah jabatannya, Wali Kota Samarinda Syaharie  Jaang menyebut bahwa Pemkot tak melarang warga merayakan kemenangan. Namun, diingatkan untuk melangsungkan perayaan dengan benar. "Diimbau sebaiknya takbiran di masjid-masjid," ujar Jaang.

Jaang menyadari selebrasi berlebih bisa memicu insiden yang tak diinginkan. Terlebih musik yang terlantun kerap tak sesuai norma agama Islam. Larangan pun terus dikemukakan. Dan tahun sudah memasuki tahun keempat larangan takbiran keliling. "Kami anjurkan takbiran di masjid. Kan sesuai dengan sunnah, serta memakmurkan masjid," ungkapnya.

Lantaran konvoi masih terus terjadi, Pemkot segera berkoordinasi dengan pihak keamanan. Tapi di sisi lain, Jaang tak ingin melarang warganya menyambut Idulfitri.

Meski demikian, ada pemandangan sejuk tersaji tahun ini. Jaang begitu mengapresiasi Lebaran tahun ini yang juga jadi ajang toleransi umat beragama Samarinda. Beberapa masjid dijaga sejumlah organisasi kepemudaan nonmuslim. Dari menjaga jalannya Salat Id, hingga membantu membersihkan sampah setelah salat.  (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar