Terkini

Dimodali Rp 40 Miliar, Penghasilan BUMD di Balikpapan Hanya Rp 17 Juta Setahun

person access_time 3 years ago
Dimodali Rp 40 Miliar, Penghasilan BUMD di Balikpapan Hanya Rp 17 Juta Setahun

Kantor BUMD Manuntung Sukses. (surya aditya/kaltimkece.id)

Selama belasan tahun beroperasi, perusahaan milik Pemkot Balikpapan ini hanya sekali berpenghasilan miliaran rupiah. Selebihnya, bikisaran belasan juta rupiah.

Ditulis Oleh: Surya Aditya
Sabtu, 27 Maret 2021

 

kaltimkece.id Pendapatan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Balikpapan, Manuntung Sukses, sangat minim. Sampai-sampai penghasilan juru parkir liar disebut lebih banyak selama setahun. Padahal, modal usaha yang diberikan untuk perusahaan berusia 13 tahun tersebut tak main-main. Kondisi itu membuat anggota legislatif geram.

Senin, 22 Maret 2021, Komisi II DPRD Balikpapan menggelar rapat dengar pendapat bersama sejumlah direksi Manuntung Sukses. Dari rapat itu terkuak kontribusi perusahaan tersebut untuk menambah khas Balikpapan begitu sedikit.

Anggota Komisi II yang ikut dalam rapat tersebut, Syukri Wahid, menyebut bahwa penghasilan Manuntung Sukses hanya berkisar Rp 17 juta setiap tahunnya. Itu artinya, setiap bulannya perusahaan milik Pemkot Balikpapan itu cuma meraup Rp 1,416 juta. Kekecewaan pun tak lagi bisa dibendung Syukri.

“Dalam canda, saya bilang di rapat kemarin, kalau begini pendapatan tukang parkir setahun lebih tinggi,” katanya kepada awak media, Kamis, 25 Maret 2021.

Yang bikin Syukri kesal adalah status Manuntung Sukses sudah ditingkatkan dari perusahaan daerah (perusda) menjadi BUMD, sesuai Peraturan Daerah 4/2018. Seiring perubahan status tersebut, Manuntung Sukses mendapatkan modal usaha yang terbilang fantastis untuk mengoperasikan sembilan unit usahanya.

Adapun unit-unit usaha Manuntung Sukses antara lain bergerak di bidang real estate, pengadaan air, jaringan gas, serta pembuangan, pembersihan limbah dan sampah. Selain itu kepelabuhan, pasar, tenaga kerja, parkir, serta transportasi dan pergudangan.

Untuk menggerakkan usaha-usaha tersebut, sebut Syukri, DPRD Balikpapan telah menyetujui Pemkot Balikpapan mengucurkan Rp 40 miliar dari target Rp 50 miliar modal usaha kepada Manuntung Sukses. Selain itu diberikan kantor. Namun, nyatanya, penghasilan perusahaan tersebut dinilai tidak sesuai besaran modal yang diberikan.

“Jadi untuk apa kita bentuk BUMD kalau kontribusinya cuma Rp 17 juta,” geram politikus Partai Keadilan Sejahtera itu.

Meski demikian, sambung dia, Manuntung Sukses pernah berada di fase jaya. Dahulu, perusahaan pelat merah itu disebutkan pernah menyetor Rp 3 miliar untuk khas daerah.

Syukri lantas membeberkan alasan Manuntung Sukses mengalami kemerosotan hasil kinerja. Unit usaha pengelolaan jargas dituding menjadi biang keroknya. Menurut Manuntung Sukses, pengelolaan jargas tidak memberikan keuntungan. Berbeda ketika masyarakat masih menggunakan elpiji, Manuntung Sukses masih bisa meraup pundi-pundi rupiah dari bisnis elpiji.

“Menurut mereka, bergesernya perilaku masyarakat ini tidak ada benefitnya untuk mereka,” bebernya.

Apapun alasannya tak membuat para wakil rakyat mengurungkan kekecewaan. DPRD Balikpapan pun akan mengusulkan perombakan direksi Manuntung Sukses. Dengan harapan, perusahaan tersebut bisa memberikan kontribusi yang besar untuk menambah khas Balikpapan. “Memang sudah perlu direformasi jajaran direksinya,” tandas Syukri.

Media ini mencoba mengonfirmasi perwakilan perusahaan sejak Jumat, 26 Maret 2021. Namun kantor perusahaan tersebut selama dua hari terakhir, tak terdapat satupun orang dan tanpa aktivitas.

Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi membenarkan penghasilan Manuntung Sukses amat sedikit. Namun dia menganggap hal tersebut wajar. Sebab, semua perusahaan daerah, termasuk Manuntung Sukses, disebut mendapat modal kecil. Sehingga susah untuk berkembang.

“Semua perusda di Indonesia tidak gampang lagi berkembang karena memang terbatas kegiatannya. Kemudian juga permodalannya terbatas,” kata Rizal, Sabtu, 27 Maret 2021.

Alasan lainnya, sambung dia, Manuntung Sukses dan perusda lainnya memang tidak ditarget memberikan kontribusi besar untuk pendapatan asli daerah (PAD) Balikpapan. Sebab, tujuan Pemkot Balikpapan mendirikan perusahaan untuk mengelola usaha yang tidak dibuat pihak swasta.

“Jadi perusda dulu itu mencari usaha-usaha yang tidak dilakukan swasta. Nah, sekarang semua usaha sudah ada di swasta. Jadi tidak gampang untuk perusda berkembang baik seperti dulu,” tambah Rizal.

Namun dia yakin, perusahaan milik Pemkot Balikpapan akan lebih baik di masa kepemerintahan Wali Kota terpilih Rahmad Mas’ud nanti. Karena Rahmad Mas’ud disebut memiliki kapabilitas untuk meningkatkan mutu perusahaan.

“Saya kira tidak perlu lagi melihat ke belakang. Tapi kita menanti di zaman Pak Rahmad Mas’ud yang akan merevitalisasi perusda. Karena beliau latar belakangannya pengusaha,” tutup Rizal. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar