Edi Akhiri Penantian 18 Bulan, Bupati Terbanyak Dilantik

Ditulis Oleh: Ika Prida Rahmi
Kamis, 14 Februari 2019

 

kaltimkece.id Edi Damansyah resmi menjabat Bupati Kutai Kartanegara atau Kukar. Ia melanjutkan kepemimpinan 2016—2021. Sempat menjabat pelaksana tugas (plt) dan penjabat (pj) Bupati Kukar selama 18 bulan.

Edi dilantik menggantikan Rita Widyasari yang berhalangan tetap untuk melaksanakan sisa tugas sebagai bupati hingga akhir masa jabatan. Rita sedang menjalani masa hukuman di Rumah Tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK, setelah terbukti menerima gratifikasi. Edi mendampingi Rita pada Pilkada 2015. Maju lewat jalur independen.

 

 

Pelantikan bertempat di Pendopo Lamin Etam, kegebernuran Kaltim. Gubernur Isran Noor melantik atas nama Menteri Dalam Negeri RI. Hadir pejabat lingkup Pemprov Kaltim dan Pemkab Kukar. Termasuk Forum Koordinasi Pimpinan Daerah atau Forkopinda Kaltim dan Kukar.

Dalam sambutannya, Isran menyebut Edi sebagai bupati yang paling sering di lantik. Hitung-hitungannya, sudah empat kali Edi dilantik. Satu-satunya bupati yang paling banyak dilantik dalam masa jabatannya.

Pelantikan pertama ketika menjadi Wakil Bupati setelah terpilih bersama Rita pada 2016. Setelahnya, ia melewati pelantikan plt hingga pj bupati. Pelantikan keempat adalah menjadi bupati definitif. Ditandai dengan Surat Keputusan Mendagri No 313.64.254 tertanggal 6 Februari 2019.

“Mungkin cuma Edi ini bupati yang paling banyak dilantik. Yang keempat resmi jadi bupati. Diharapkan membawa kemajuan bagi Kutai Kartanegara. Mampu memajukan sekarang dan masa mendatang," kata Isran setelah pelantikan, Kamis 14 Febuari 2019.

Gubernur berharap Edi terus menjalin kerja sama. Harmonis dengan lembaga lain. Termasuk seluruh element masyarakat. Menjadikan komponen keberagaman untuk saling mendukung. Misinya adalah membawa Kukar kebih maju.

“Mulai saat ini, peran tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepada Saudara Edi Damansyah sudah jelas. Harus siap bekerja menjalankan tugas sesuai kewenangan sebagai bupati, menggantikan Saudari Rita Widyasari.”

Menurut Isran, Kukar merupakan daerah harapan. Luas wilayah dan sumber daya alam melimpah. Tidak terkecuali kekayaan budaya dan pariwisata. Makin khas karena keberadaan Kerajaan Ing Martadipura.

Segera Tetapkan Wakil

Menjadi Bupati Kukar definitif, satu pertanyaan mengemuka untuk Edi. Siapa pendampingnya sebagai wakil bupati? Isran berharap proses tersebut segera berlangsung dan berjalan lancar. Posisi wakil bupati sangat krusial dalam tugas pembangunan. "Proses segera pemilihan wakil bupati, jangan terlambat," harap Isran.

Soal wakil, Edi belum punya gambaran penuh. Yang jelas, mandat itu akan diserahkan kepada rakyat Kukar. “Kami menyampaikan terima kasih untuk masyarakat Kukar. Ibu Rita dan saya maju lewat jalur indipenden. Tentunya (kandidat wakil) akan kami kembalikan ke masyarakat Kukar. Mudah-mudahan bisa berjalan dengan baik lewat dukungan semua pihak,” ucap Edi.

Edi berencana menyiapkan dua slot untuk diseleksi. Sejumlah partai politik mulai merapat. Berlomba menawarkan kader. Namun, Edi tak ingin terlalu menggebu. Nama yang kelak mengemuka, harus ditunjuk langsung dari rakyat.

"Saya akan mengikuti koridor perundangan. Saya serahkan ke masyarakat. Saya kira untuk parpol pun ada mekanismenya. Target berapa lamanya, nanti sambil berjalan, lah," urainya.

Restu Rita

Pelantikan sebagai Bupati Kukar definitif, diakui Edi sudah atas pengetahuan Rita Widyasari. Keduanya masih menjaga komunikasi. Silahturahmi tetap terjaga meski bupati terdahulu berada di balik jeruji.

"Beliau hanya pesankan saya laksanakan tugas dengan baik. Kutai Kartanegara pemerintahannya harus berjalan. Visi misi kami harus juga berjalan, sebagaimana mewujudkan Kukar maju, sejahtera, mandiri, dan berkeadilan," pungkasnya. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang