Terkini

Fakta Forensik Mayat Pria Paruh Baya yang Mengambang di Sumur Tua dengan Tangan Terikat

person access_time 4 years ago
Fakta Forensik Mayat Pria Paruh Baya yang Mengambang di Sumur Tua dengan Tangan Terikat

Kondisi rumah Hendrik setelah dipasangi garis polisi. (giarti ibnu lestari/kaltimkece.id)

Kedua tangan Hendrik terikat tali rafia saat ditemukan mengambang di sumur belakang rumahnya.

Ditulis Oleh: Giarti Ibnu Lestari
Jum'at, 17 April 2020

kaltimkece.id Garis polisi membentang di pagar sebuah rumah. Tepatnya di Jalan Pahlawan, Gang 3 RT 30, Kelurahan Dadi Mulya, Samarinda Ulu. Rumah dari kayu dengan lantai keramik ini tampak begitu usang. Rapuh di sana-sini. Lantai  pun pecah tak keruan.

Lokasinya di kawasan bukit. Permukiman padat penduduk. Hendrik Setiabudi adalah si pemilik. Di pekarangan rumah, terdapat sebuah sumur tua. Diameternya sekira 1,5 meter. Kedalamannya kira-kira 10 meter persegi.

Jenazah Hendrik didapati mengambang di sumur tersebut dengan tangan terikat seutas tali, Kamis, 16 April 2020, pukul 17.30 Wita. Jasad pria 56 tahun itu pertama ditemukan kakak kandungnya, Joko Setiabudi.

Saat tiba sore itu, Joko mencium bau menyengat di sekitar rumah. Menuntun langkahnya ke sumur di samping bangunan tersebut. Seketika itu juga, terlihat jenazah dengan kondisi telungkup. Mengambang dalam sumur.

Dari ciri-ciri pakaian yang dipakai, jasad itu identik dengan Hendrik. "Saya mendatangi rumah dengan harapan adik saya ini sudah kembali dan berada dirumah. Beberapa hari ini dia menghilang. Biasanya mendatangi kios saya di Jalan Pahlawan untuk meminta makan. Tapi sudah beberapa hari ini tidak datang. Makanya kami sempat melaporkan masalah orang hilang ke SPKT Polsekta Samarinda Ulu," ucap Joko.

Sebelum ditemukan meninggal dunia, Hendrik terlihat di lingkungannya pada Minggu, 12 April 2020. Saat itu warga tengah melakukan kegiatan penyemprotan disinfektan. Hendrik terlihat berjalan keluar gang.

"Rumahnya kan memang masuk gang di atas. Pada saat penyemprotan itu dia keluar dari gang rumahnya menuju jalan utama Gang 3. Lalu saya tanya hendak ke mana, dia menjawab ingin jalan-jalan," jelas Ketua RT 30 Kelurahan Dadi Mulya, Lasi.

Hendrik memang biasa seorang diri. Sehingga momen saat itu tidak begitu mencolok. Menjelang sore pun ia terlihat kembali ke kediamannya.

"Hendrik ini pernah dirawat di rumah sakit jiwa. Meski begitu kondisinya normal saja. Tak pernah mengganggu orang lain. Kalau ditanya juga selalu menjawab," ungkap Lasi.

Kepala Unit Reskrim Polsekta Samarinda Ulu, Ipda Muhammad Ridwan, membenarkan riwayat gangguan jiwa Hendrik Setiabudi. Sudah berlangsung selama belasan tahun. Terakhir, ia dirawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Atma Husada Mahakam Samarinda pada November-Desember 2019.

Hasil Visum

Jenazah mendapat pemeriksaan visum di RSUD Abdul Wahab Sjahranie pada Jumat pagi, 17 April 2020. Dokter Spesialis Forensik RSUD Abdul Wahab Sjahranie, dr Daniel Umar, tidak menemukan tanda kekerasan di jasad tersebut. Kedua tangan yang terikat tali rafia warna merah, berjarak 26,5 sentimeter antara lengan kiri dan kanan.

Ikatan di pergelangan tangan kanan melingkar 16,8 sentimeter. Sedangkan di pergelangan tangan kiri 16,5 sentimeter. Adapun lingkaran tangan kanan Hendrik 15,6 sentimeter dan tangan kiri 15 sentimeter. Ikatan di kedua tangan masih longgar. Simpul tali adalah simpul mati yang tidak bisa di longgarkan. Namun menurut dokter, ikatan tali rafia tersebut bisa dilakukan Hendrik sendiri.

Tidak ditemukan jejak kekerasan di sekujur tubuh. Ada lubang di daun telinga kanan bagian tengah dengan diameter 0,5 sentimeter tapi bukan luka baru. Ada juga lubang di cuping hidung kiri dan kanan diameter 0,6 sentimeter dan bukan lubang baru. Kesimpulan dokter forensik, Hendrik meninggal dunia bukan karena kekerasan.

Menurut sang kakak, adiknya yang belum berkeluarga hingga saat ini, gemar mengumpulkan barang-barang kika gejala gangguan jiwanya kambuh. Seperti keresek yang kemudian diikat ke tubuhnya. Dari hasil pemeriksaan, dokter juga menemukan jari kelingking kaki yang nyaris putus. Terdapat ikatan karet di bagian tersebut. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar