Terkini

Invasi Air Bangai di Sungai Mahakam, Mengalir Keruh ke Rumah Warga

person access_time 5 years ago
Invasi Air Bangai di Sungai Mahakam, Mengalir Keruh ke Rumah Warga

Lukman menunjukan kondisi air di bak reservoir PDAM Tirta Kencana Samarinda. (Arditya Abdul Aziz/kaltimkece.id)

Air bangai menginvasi Sungai Mahakam. Dampaknya dirasakan langsung sebagian besar pelanggan PDAM Samarinnda.

Ditulis Oleh: Arditya Abdul Azis
Rabu, 24 Juli 2019

kaltimkece.id Air keruh menginvasi bak-bak mandi warga Samarinda. Publik masih harus bersabar. Situasi begini, kemungkinan berlangsung sebulan penuh.

Menurut Humas PDAM Tirta Kencana Samarinda, HM Lukman, kondisi tersebut memang tak terhindarkan. Sungai Mahakam sebagai sumber air PDAM sedang bangai. Dampaknya adalah penurunan kualitas. Air semakin susah didistribusikan ke rumah warga.

Bangai merupakan perubahan warna air. Sungai yang biasanya sedikit keruh, kini merah kecokelatan. “Ini kejadian musiman. Air bangai itu susah diolah," ungkap Lukman.

Dalam alur produksinya, air sungai disedot melalui sejumlah prasarana intake. Kemudian diteruskan ke Instalasi Pengolahan Air (IPA) milik PDAM. Dan yang saat ini berada di nyaris seluruh intake maupun IPA PDAM, adalah air bangai.

Untuk mengolah air jernih, biasanya PDAM cukup menggunakan aluminium sulfat, soda air, dan kaporit. Tapi perlakukan ganda diperlukan untuk air bangai. Bahkan sampai ditambahkan zat kimia kaolin. Celakanya, air tetap tidak jernih. "Pemakaian obat-obatan harus dua kali lipat. Khususnya kaporit juga dua kali lipat," jelas Lukman

Menurut dugaannya, air Sungai Mahakam bangai dipicu hujan yang belakangan jarang. Di Samarinda hingga kawasan hulu Mahakam. Air rawa turun ke Sungai Mahakam. Akar-akar tumbuhan yang kemerahan juga ikut larut.

Perlu penelitian mendalam untuk mengetahui pasti penyebab air bangai. Sehingga kelak kekeruhan bisa ditangani secara tepat. Metode saat ini, memerlukan banyak tahapan untuk menjernihkan air bangai. Dampaknya adalah intensitas pendistribusian ke rumah warga.

Mau tak mau, publik juga mesti bersiasat. Untuk meningkatkan kualitas air, disarankan mendiamkan air mengalir minimal satu hari. Sedangkan air yang dikonsumsi, bisa dimasak sesuai aturan. 

“Jadinya simalakama. Dimaksimalkan (pendistribusian) masih kurang jernih. Dibikin jernih tapi banyak yang enggak dapat air. Nantinya tetap banyak yang komplain," ucap Lukman.

Tanda Peralihan Musim

Air bangai sudah tidak asing dalam ekosistem lahan basah seperti di tanah Kalimantan. Bangai biasa terjadi di sungai atau danau yang berhungan dengan air sawah dan air dataran rendah. Bangai disebabkan perubahan temperatur air yang drastis. Dipicu suhu udara yang panas cukup lama, dilanjutkan hujan lebat yang cukup lama pula.

Karena kedalaman air meningkat, tumbuh-tumbuhan berukuran rendah di tepian sungai dan sawah serta lahan dataran rendah, menjadi tenggelam dan mati. Termasuk tanaman eceng gondok. Membusuknya tumbuhan yang terendam mengubah kondisi air. Dari bau hingga warna air. Kadar oksigen berkurang. Ikan-ikan pun mati mendadak.

Dalam distribusi PDAM, KATA Lukman, air keruh dialami setiap setahun. Minimal dua kali. Dan setiap periode air bangai bisa berlangsung selama satu bulan masa distribusi. "Air keruh disebabkan air bangai biasanya saat memasuki kemarau dan menjelang musim penghujan. Kalau saat ini sedang memasuki musim kemarau,” terang Lukman.

“Air mulai kering di hulu Mahakam. Pendangkalan sudah mulai tampak. Kami bertanya ke PDAM Kukar dan kualitas yang dihasilkan juga sama," tambahnya.

Menyerang 12 IPA

Ada empat tahapan air baku diproses menjadi air bersih siap konsumsi. Pertama, disedot melalui intake sebelum alirkan ke bak resevoir pengendapan. Air yang diendapkan diberikan obat kaporit sebelum melalui proses filterisasi. Begitu air jernih maka siap didistribusikan.

Jumlah debit air yang disalurkan berbeda setiap harinya. Namun rata-rata, mengalir 280 sampai 380 liter per detik selama 24 jam. "Sebelum didistribusikan kami uji lab dulu. Setiap IPA kami punya lab mini dan setiap jamnya diuji. Jadi mulai dari IPA itu sudah layak dan bersih," sebutnya.

Total 12 IPA PDAM Tirta Kencana di Samarinda menggunakan air baku Sungai Mahakam. Terdiri dari IPA Bendang, IPA Loa Bakung, IPA Lipan, IPA Cendana, IPA Tirta, IPA Selili, IPA Pulau Atas, IPA Bukuan, IPA Bantuas, IPA Gunung Lingai, dan IPA Pampang.

"Jadi air kurang jernih rata-rata di saluran air yang menggunakan air baku sungai Mahakam. Kalau IPA seluruhnya ada 14. Cuma dua lainnya yakni IPA Gunung Lingai dan Pampang tidak menggunakan air baku Sungai Mahakam," urai Lukman.

Stop Pemasangan Baru

Untuk menekan kekeruhan, PDAM menguras bak resolver tiga hari belakangan. Langkah ini juga bentuk pemeliharaan membuang sisa-sisa sedimentasi. Dampak pemeliharaan adalah pemadaman di sejumlah wilayah. Mulai Sempaja, Jalan DI Panjaitan, dan Sambutan. Namun dipastikan hanya sementara.  

"Mulai senin (22 Juli) sampai Rabu (24 Juli). Bak yang ada endapan lumpur di bagian bawah, kami bersihkan. Pemeliharaan begini dilakukan setiap tiga bulan," terangnya.

Air bersih PDAM diklaim mencakup 70 persen warga Samarinda. Kawasan yang belum dijangkau rata-rata terkendala medan. Biasa disebut zona merah karena sulit untuk dijangkau. Kebanyakan kawasan dataran tinggi.

"Untuk saat ini PDAM belum menerima pemasangan baru. Kami tunda dulu. Jadi kalau ada yang daftar, itu masuk daftar tunggu. Sampai nantinya sudah terbangun IPA di Sungai Kapih dan IPA Makroman," pungkasnya. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar