Terkini

Invasi Tomcat di Permukiman, Diterbangkan Kemarau dan Masa Panen

person access_time 5 years ago
Invasi Tomcat di Permukiman, Diterbangkan Kemarau dan Masa Panen

Penampakan tomcat yang diamankan warga di Perumahan Pondok Surya Indah. (arditya abdul azis/kaltimkece.id)

Setiap kemarau dan masa panen para petani sawah, biasanya diikuti invasi tomcat ke lingkungan penduduk.

Ditulis Oleh: Arditya Abdul Azis
Sabtu, 10 Agustus 2019

kaltimkece.id Ukurannya begitu kecil. Tapi jika sudah menggigit, sakitnya ditanggung untuk waktu yang lama. Bahkan meninggalkan bekas mendalam. Sudah sepekan ini Samarinda dihantui teror serangga tomcat.

Serangga yang satu ini memiliki banyak nama alias. Di Indonesia, penyebutannya termasuk semut semai, kumbang rove, semut kayap atau charlie. Sedangkan nama ilmiahnya yakni Paederus littoralis.

Teror tomcat sepekan terakhir menyerang permukiman warga di Perumahan Pondok Surya Indah, Jalan PM Noor, Sempaja Selatan, Sungai Pinang. Ditemukan berkeliaran di tiga blok. Yakni blok B-L, B-M, dan B-H. Rumah warga di ketiga blok tersebut rata-rata berdekatan rawa. 

Satu orang sudah jadi korban. Warga bernama Budianto, mengalami luka berlubang di pergelangan kaki kanannya. Pria 49 tahun itu mendapat penanganan serius di rumah sakit.

Ditemui kaltimkece.id pada Jumat siang, 9 Agustus 2019, warga blok B-M itu digigit serangga pada 5 Agustus 2019. Awalnya tak diketahui serangga jenis apa yang menyengat. Lama-lama, sengatan kian membekas. Kulitnya melepuh disertai bintik-bintik merah. Panas dan perih di lokasi sengatan ditanggung Budianto sepanjang hari. Keadaan tak juga membaik. Lama-lama luka menjadi lubang hingga mengeluarkan cairan.

Khawatir keadaan makin serius, Budianto segera berobat medis. Tapi dokter pun tak mengetahui pasti penyebab luka sengatan menjadi begitu serius. Budianto lalu hanya diberi obat penurun demam dan antibiotik.

Budianto yang penasaran, segera berselancar di dunia maya mencari tahu sengatan yang memicu reaksi seperti dialaminya. Dari penelusuran tersebut, ia mendapat tampilan serangga warna hitam oranye yang belakangan akrab di lingkungannya. Penelusuran mendalam Budianto, memunculkan nama semut charlie atau tomcat sebagai tersangka penyebab luka di kakinya.

Setelah teka-teki semakin terjawab, Budianto kembali merujukkan diri ke dokter. Hingga kini luka tersebut masih tahap penanganan intens.

Jangan Disentuh

Nanik Herlina yang tinggal di Blok B-H perumahan yang sama, juga beberapa kali melihat tomcat berkeliaran di sekitar rumahnya. Ia bisa bernapas lega kedua anaknya yang masih balita tak menjadi korban serangga tersebut.

"Saya juga tidak sadar kalau itu tomcat. Saya sering lihat merayap dekat ember cucian. Ada empat jalan di lantai. Saya juga temukan dua tomcat jatuh dari handuk. Tapi setiap ditemukan saya sapu saja," kata perempuan 29 tahun tersebut.

Ketua RT 30, Jeinal, menyebut tomcat di lingkungannya banyak ditemukan di Blok B-M. Situasi itu sudah dikoordinasikan dengan pihak kelurahan juga Dinas Pertanian Samarinda. Petugas Dinas Pemadam Kebakaran Samarinda juga telah melakukan penelusuran pada Jumat siang, 9 Agustus 2019.

Tapi ketika peninjauan langsung tersebut, petugas tak lagi menemui tomcat. Yang tersisa tinggal tomcat mati yang telah diamankan warga.

Menurut Ikhwan Wahyudin, petugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Evakuasi Penyelamatan Hak Sipil Manusia, Samarinda, kemunculan tomcat di hunian warga adalah siklus iklim tahunan. Saat kemarau tomcat yang mencari tempat lembab, kerap menginvasi permukiman penduduk.

"Seperti hasil rumah-rumah yang kami datangi, tomcat ditemui di bagian dapur, tempat cucian, dan kamar mandi. Karena tomcat mencari tempat lembab," terang Ikhwan.

Langkah penanganan lanjutan, Dinas Pertanian Samarinda segera dilibatkan mengingat tomcat adalah pembasmi hama di persawahan. Dinas Kesehatan Samarinda juga berperan untuk pencegahan dan pertolongan awal menghadapi tomcat.

"Boleh saja membunuh tomcat bila ditemui. Tetapi jangan dengan memegang langsung. Cairan di tubuhnya berbahaya. Ketika dipegang, menyebabkan gatal dan melepuh," imbuhnya.

Serang Area Lembab

Namun demikian, Kepala Dinas Pertanian Samarinda, Ari Yaser, merasa pihaknya tak berwenang turun tangan mengatasi tomcat di lingkungan warga. Secara teknis, Dinas Pertanian hanya menangani jika tersebut menyerang pertanian atau perkebunan.

Menurut Yaser, hal yang perlu dilakukan adalah mengendalikan populasi. Mencegah agar tak menyerang manusia. Jika populasi melonjak terlalu banyak dan keadaan semakin mendesak, baru penyemprotan pestisida memungkinkan dilakukan.  

Adapun sebagai langkah penanganan mandiri, warga bisa membuat pestisida alami dengan mudah. Dibuat dari campuran laos, sereh, dan nimba. Penyemprotan cukup dilakukan di lingkungan permukiman terdampak saja.

“Tomcat muncul di hunian warga, selain mencari tempat lembab saat musim kemarau, biasanya juga karena lahan persawahan telah panen,” sebut Yaser.

Di dunia pertanian, tomcat adalah serangga yang dimanfaatkan. Secara alamiah, tomcat adalah predator hama wereng cokelat. Namun, ketika persawahan sudah panen, mangsa tomcat di persawahan tak lagi tersebut.

Serangan tomcat tak berlangsung lama. Durasi umum biasanya kurang dari sebulan. Langkah termudah mencegah kontak dengan manusia, adalah menutup jendela dan pintu rapat-rapat sebelum menyalakan lampu pada malam hari. Poin ini mesti jadi perhatian serius mengingat tomcat gemar berkumpul di sumber cahaya.

Invasi tomcat juga bisa dicegah dengan melapisi ventilasi menggunakan kain kasa. Juga menghindari posisi bawah lampu. Jika tomcat hinggap di tubuh, sebaiknya jangan ditekan. Cukup usir dengan tiupan atau kertas.

Tomcat memiliki hemolimfa berisi pederin, zat kimia iritan kuat. Jika terkena kulit manusia, bakal menimbulkan reaksi gatal dan rasa terbakar. Jika kontak terjadi dengan tomcat betina, dampaknya akan lebih masif. Mengingat tomcat betinia memiliki bakteri yang memicu produksi pederin lebih banyak. Maka, ketika cairan tomcat juga muncul baju, segera dicuci untuk menghindari kontak langsung dengan kulit.

"Sambil kita koordinasi, sebaiknya usir jika melihat tomcat dengan peralatan yang ada," pungkas Yaser. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar