Terkini

Kabut Asap Makin Meresahkan, Udara Samarinda di Ambang Bahaya

person access_time 4 years ago
Kabut Asap Makin Meresahkan, Udara Samarinda di Ambang Bahaya

Penanganan karhutla di Bontang. (istimewa)

Naik satu tingkat lagi, kondisi udara Samarinda masuk kategori berbahaya.

Ditulis Oleh: Arditya Abdul Azis
Rabu, 18 September 2019

kaltimkece.id Sudah berminggu-minggu langit Kaltim diselimuti asap. Kualitas udara makin mengkhawatirkan. Hasil pengukuran di Samarinda bahkan menunjukkan kondisi yang nyaris berbahaya.

Hasil tersebut didapatkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kaltim setelah melakukan pengukuran di ibu kota Kaltim. Pengukuran dilakukan selama 24 jam pada 16 September 2019. Hasilnya, skor kualitas udara Samarinda adalah 234,2 mikrogram. Atau masuk kategori sangat tidak sehat.

"Itu artinya, kadar udara sangat tidak sehat. Angka itu sangat tinggi. Satu tingkat lagi udara Samarinda berbahaya," kata Wiwit Guritno, kepala seksi Pengendalian Pencemaran Lingkungan DLH Kaltim, saat diwawancarai kaltimkece.id, Rabu, 18 September 2019.

Wiwit menyadari nilai tersebut sangat jauh dari perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Samarinda tiga hari lalu. Namun, ia meyakini pengukuran DLH Kaltim sudah akurat. Dilakukan dengan kerja sama Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Samarinda serta PT Mutu Agung Lestari. Pengukuran menggunakan teknologi High Volume Air Sampler (HVAS) Ecotech 2000. “Mereka juga punya lab. Jadi sangat akurat," sebutnya.

Setidaknya ada lima kategori dalam ISPU. Kategori baik berada di skor 1-50. Kemudian sedang 51-150, dan 101-199 tidak sehat.Angka 200-299 sudah sangat tidak sehat. Sedangkan 300 ke atas berarti berbahaya. "Kalau bisa warga tak banyak beraktivitas di luar ruangan. Terutama anak kecil. Jangan lupa pakai masker jika harus keluar. Terutama pekerja," sebutnya.

Selain DLH Kaltim, beberapa dinas di daerah turut melaporkan kualitas udaranya. Misalnya Balikpapan dan Bontang. Dari keduanya, Kota Taman menunjukkan hasil 109 mikrogram. Yang berarti kategori udara Bontang sudah tidak aman. "Seharusnya PPU juga ada, sebab daerah itu juga terdampak karhutla (kebakaran hutan dan lahan)," tambahnya lagi.

Baca juga:
 

Dari temuan tersebut, DLH Kaltim telah berkoordinasi dengan DLH Samarinda. Dalam waktu dekat, pihaknya akan membagikan 10 ribu masker selama dua hari beturut-turut.

Amankan Delapan Tersangka

Polda Kaltim telah mengerahkan 413 personel untuk penanganan dan penindakan karhutla. Dari instruksi Kapolda Kaltim tersebut, Polres Berau langsung menangkap delapan pembakar lahan di Tabalar, Berau. Enam di antaranya warga Berau. Dua lainnya dari Tarakan, Kalimantan Utara.

"Kedelapan pelaku itu kami tangkap di lokasi lahan yang terbakar. Selasa (17 September 2019) kemarin, kami tetapkan tersangka," kata Kapolres Berau, AKBP Pramuja Sigit Wahono, dikonfirmasi Rabu, 18 September 2019.

Kasus itu terungkap setelah pantauan citra satelit mendeteksi kemunculan hotspot di Tabalar. Dengan persentase 80 hingga 100 persen. Kemunculan titik pertama terdeteksi 31 Agustus 2019. Sedangkan kedua 14 September 2019. "Kami dapatkan pelakunya di lokasi. Mereka ini, awalnya sempat berpura-pura panik kalau lahan mereka terbakar. Ternyata mereka sendiri pelakunya," tambah Sigit.

Kedelapan pelaku diamankan adalah AA, RM, AN, HR, RL, BR, AR, dan SP. Masuk tiga laporan polisi berbeda. "Dari pemeriksaan, mereka bakar lahan untuk dijadikan kebun sawit. Lantas tidak mengamankan lokasi hingga api merembet dan meluas," sebut Sigit. "Jadi yang terbakar ada 20 hektare, 8 hektare, dan 6 hektare."

Tersangka dijebloskan ke penjara Polres Berau. Dijerat UU 41/1999 tentang Kehutanan dengan ancaman 15 tahun penjara. Denda maksimal Rp 5 miliar.

Plh Kabid Humas Polda Kaltim, AKBP Adi Aryanto, memastikan terus melakukan evaluasi. Tiap ada perkembangan karhutla, anggota wajib melapor ke pimpinan. Tanpa kenal waktu. "Tak menunggu jam atau menit. Kalau ada kejadian langsung laporkan. Laporan itu berjenjang sampai ke atas," ungkapnya.

Panglima Kodam VI Mulawarman Mayor Jenderal TNI Subiyanto juga menurunkan instruksi. Mulai korem hingga kodim di tiga provinsi, diturunkan bersinergi dengan polri, pemerintah daerah, BPBD, dan elemen masyarakat lain untuk menanggulangi karhutla.

Disebutkan Danrem 091/ASN Brigjen TNI Widi Prasetijono kepada kaltimkece.id, terbakarnya lahan di lokasi calon ibu kota baru, Penajam Paser Utara, tengah menjadi sorotan. Demikian juga kejadian di Berau. "Khusus di beberapa titik, wilayah kita (Kaltim) cukup parah. Di antaranya di PPU," kata Widi.

TNI juga bekerja sama dengan polri untuk memberdayakan satuan babinsa dan bhabinkamtibmas untuk menjalankan fungsi pengawasan. Juga sosialisasi kepada masyarakat agar turut berperan jika mendapati titik api. "Kami juga mengimbau masyarakat jangan memanfaatkan kemarau untuk membersihkan lahannya dengan cara membakar," pungkasnya. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar