Terkini

Kelanjutan Kereta Api Kaltim di Tangan Isran Noor

person access_time 5 years ago
Kelanjutan Kereta Api Kaltim di Tangan Isran Noor

Foto: .wemu.org, kaltimprov.go.id

Gubernur Kaltim memberi ancaman kepada investor Rusia. Proyek rel kereta api jangan sampai molor.

Ditulis Oleh: Fachrizal Muliawan
Senin, 18 Februari 2019

kaltimkece.id Gubernur Kaltim Isran Noor sempat mengemukakan rencana melanjutkan proyek pembangunan rel kereta api di Kaltim. Klaim itu disebutkannya setelah bertemu Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Ludmila Vorobieva, di Bali pertengahan Desember 2018.

"Pada 2018 praktis proyek itu tidak ada kegiatan. Saya minta keputusan segera, paling tidak harus ada keputusan Februari 2019. Kalau tidak, saya putus dan cari investor lain," ungkap Isran.

Menurut Isran, pertemuan dengan Dubes Rusia adalah kelanjutan dari pertemuan PT Kereta Api Borneo (KAB), anak perusahaan Russian Railways. Pihak Rusia menyatakan serius membangun rel kereta api yang nantinya akan mengangkut barang tersebut. Tim direncanakan datang pertengahan Februari 2019.

Namun, hingga kini tim yang dijanjikan tak kunjung bertandang. Ketika diwawancara kaltimkece.id pada Jumat, 15 Februari 2019, Isran menyebut telah menghubungi perwakilan Rusia.

Dari situ, didapati kabar bahwa rencana awal terhambat faktor cuaca. Rusia sedang melewati musim dingin. Beberapa kali penerbangan internasional terhambat. “Dan belum ada kepastian kapan cuaca buruk selesai,” tuturnya.

Karena diadang masalah cuaca, Isran belum dapat memastikan kelanjutan kerja sama tersebut. Namun, kalau opsi itu tak terhindarkan, Isran berencana menunjuk perusahaan dalam negeri. “Saya enggak mau nyebut namanya dulu,” ujarnya.

Jalan Berliku Rel Kereta Api Kaltim

Proyek dengan nilai investasi mencapai Rp 70 triliun itu sudah melaksanakan peletakan batu pertama pada 2015. Tak tanggung-tanggung, Presiden Joko Widodo sendiri yang hadir.

Jalur kereta api pertama di Kalimantan itu dimanfaatkan untuk mengangkut produk pertambangan. Dari berbagai wilayah di Kaltim, bermuara ke Lubuk Tutung dan Buluminung.

Ada dua rute, yakni Muara Wahau sampai Lubuk Tutung, dan dari perbatasan Kaltim-Kalteng di Murung Raya sampai ke Buluminung. Proyek sistem kereta api nantinya meliputi kawasan Kaltim dan Kalimantan Tengah.

Sedangkan jalur rel utara mencakup wilayah Kutai Barat hingga kawasan Industri Buluminung Penajam Paser Utara. Rencananya, pada tahun pertama, rel kereta api sepanjang 203 kilometer itu akan menghubungkan Pelabuhan Buluminung dengan konsesi Banpu Kutai Barat.

Tahap kedua, rel diperpanjang sekitar 50 kilometer ke area konsesi Gunung Bayan Utama (GBU) dan Essar Energy. Total biaya sekitar USD 2,2 miliar. Jalur lainnya dari Tabang Kutai Kartanegara (Kukar) ke kawasan Maloy Batuta Trans Kalimantan Economic Zone (MBTKEZ) Kutai Timur (Kutim).

Jalur KA sepanjang 195 kilometer menghubungkan konsesi batu bara Bayan Resources. Dari kawasan di sekitar Bara Tambang dengan terminal batu bara laut (coal terminal) di MBTKEZ Kutim dengan nilai investasi mencapai USD 1,5 miliar.

Pada masa Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak, tahap awal kereta api digunakan untuk mengangkut komoditas sumber daya alam. Khususnya, kelapa sawit dan batu bara serta komoditas SDA lainnya. Tujuannya kawasan Industri Buluminung PPU maupun MBTKEZ Kutim. Namun, kebijakan itu direvisi. KA sempat akan dimanfaatkan mengakut penumpang.

Diisukan Keluar PSN

Pada April 2018, Presiden Joko Widodo mencoret 14 proyek strategis nasional (PSN). Dalam salah satu proyek tertulis kereta api Kalimantan. Saat itu Pemprov Kaltim buru-buru meluruskan, proyek kerja sama Pemprov Kaltim dan Russian Railways bentuknya public private partnership (PPP) bukan PSN (Jalur Kereta Api Kaltim Tetap Lanjut, yang Dicoret PSN, kaltimprov.go.id, diakses pada Sabtu, 16 Februari 2019).

Sistem kerja sama PPP dianggap Awang Faroek, yang menjabat gubernur Kaltim kala itu sebagai skema kerja sama terbaik. Dia menyadari rel kereta api tidak mungkin dibangun dengan APBN.

 

Sementara jalur kereta Kaltim di PSN adalah jalur rel kereta api dari Kalimantan Barat melewati Kalimantan Tengah, lanjut ke Kalimantan Selatan, kemudian tersambung dengan Kalimantan Timur dan tembus hingga Kalimantan Utara.

Jangan Sampai Mubazir

Keinginan Isran mempertegas kelanjutan proyek kereta api mendapat tanggapan legislator Karang Paci, sebutan kantor DPRD Kaltim. Anggota komisi III DPRD Kaltim Syafruddin mengapresiasi ketegasan gubernur mempertanyakan keseriusan Rusia terhadap proyek tersebut.

Apalagi, selain sudah meggelontorkan sejumlah anggaran, Pemprov Kaltim melalui Beasiswa Kaltim Cemerlang sudah mengirim putra-putri Kaltim untuk berkuliah perkeretaapian ke Rusia. “Lebih-lebih sudah dilakukan peletakan batu pertama oleh presiden,” ujarnya.

Oleh karena itu, pria yang akrab disapa Udin Bima itu menyebut, jangan sampai sumber dana yang dikeluarkan mubazir. “Serta putra-putri Kaltim yang kini sedang menimba ilmu di Rusia bisa mengaplikasikan ilmu yang mereka pelajari di Bumi Etam,” terangnya.

Namun, lanjut politkus PKB itu, sebelum melakukan kebijakan ada baiknya gubernur memetakan dahulu permasalahan yang mendera proyek. “Bukan maksud meremehkan gubernur baru. Saya rasa itu yang mesti dilakukan,” ucapnya.

Menurutnya, langkah Isran sudah benar jika mencari investor lain untuk melanjutkan proyek. Terlebih bila komitmen Russian Railways tak bisa dipegang. “Tapi mengetahui permasalahan gunanya supaya tidak kaget,” terangnya.

Dia membocorkan, permasalahan yang selama ini mendera proyek raksasa tersebut adalah restu dari pusat yang setengah-setengah. Pada dasarnya, terang Udin, ada bidang di pusat yang mengurus perkeretaapian di Indonesia. “Jadi selama dari pusat restunya setengah-setengah. Maka sebesar apa pun sumber daya yang Kaltim keluarkan akan sulit menuntaskan proyek rel kereta api di Kaltim,” pungkasnya. (*)

 

 Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar