Terkini

Keluar-Masuk Pekerja Sektor Migas Diduga Pemicu Pandemi Covid-19 di Kaltim Semakin Beringas

person access_time 3 years ago
Keluar-Masuk Pekerja Sektor Migas Diduga Pemicu Pandemi Covid-19 di Kaltim Semakin Beringas

Pemantauan pasien Covid-19 di salah satu rumah sakit Kaltim. (muhibar sobary/kaltimkece.id)

Satu di antara pemicu penyebaran Covid-19 yang begitu dahsyat diduga karena pergerakan pekerja sektor migas.

Ditulis Oleh: Muhibar Sobary Ardan
Jum'at, 23 Juli 2021

kaltimkece.id Pandemi Covid-19 makin beringas di Kaltim. Rumah sakit kewalahan merawat pasien yang membeludak. Hanya dalam 22 hari pada Juli 2021 ini, 860 orang meninggal dunia dan 24.322 orang terkofirmasi positif di Kaltim. Diduga, pemicu ledakan pandemi adalah pergerakan pekerja dari sektor pertambangan dan migas.  

Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Padilah Mante Runa, menengarai hal itu. Menurutnya, pergerakan pekerja di kedua sektor tersebut cukup intens sebelum gelombang pandemi baru-baru ini. 

“Setelah pandemi di Pulau Jawa meledak, kami sudah pasang ancang-ancang. Kita pasti ketularan karena mobilitas masyarakat tinggi sekali terutama orang migas ini, pertambangan. Bolak-balik ke Jakarta padahal Jakarta sudah meledak,” tutur Padilah, Kamis, 22 Juli 2021.

Dugaan pemicu gelombang besar pandemi tersebut bukan tanpa dasar. Faktanya, dua dari tiga kota yang berstatus Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level IV di Kaltim adalah sentra kegiatan migas. Kedua kota tersebut adalah Balikpapan dan Bontang yang belakangan begitu mengkhawatirkan kondisinya. Hanya dalam 22 hari selama Juli 2021, sebanyak 6.875 orang terkonfirmasi positif Covid-19 di Balikpapan dengan kematian 371 orang. Tingkat kematian di Kota Minyak selama Juli ini meningkat jadi 5,4 persen. 

Setali tiga uang dengan kondisi Bontang. Sepanjang Juli 2021, sudah 2.534 orang terkonfirmasi positif dan 70 orang meninggal. Hanya dalam 22 hari, jumlah kematian akibat Covid-19 di Bontang menyentuh hampir dari setengah total kematian selama pandemi. 

Kembali ke Kadiskes Kaltim, Padilah mengatakan telah mengantisipasi pergerakan manusia keluar-masuk Kaltim. Salah satunya mencegah aktivitas mudik Lebaran beberapa waktu lalu. Akan tetapi, tambahnya, kasus Covid-19 yang merebak saat ini menunjukkan bahwa kebijakan pembatasan kala itu tak efektif. Padahal, kasus sempat melandai.

“Makanya, saya selalu katakan bahwa sejak belum banjir, tolong keran ditutup. Kalau keran tidak ditutup, banjir kita. Sekarang bukan lagi banjir. Air bah. Sudah mau chaos rumah sakit,” jelasnya.

Di samping pergerakan pekerja sektor migas dan pertambangan, Padilah menduga pelaku perjalanan lain berperan meningkatkan sebaran Covid-19. Hal itu menyebabkan tiga daerah di Kaltim berstatus PPKM level IV sesuai Instruksi Mendagri 23/2021 tentang PPKM.

Lonjakan kasus turut berimbas terhadap kondisi rumah sakit di Kaltim. Catatan Sistem Informasi Rawat Inap (Siranap) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dari 23 rumah sakit rujukan Covid-19 di Bumi Etam, hanya tiga instalasi gawat darurat (IGD) yang masih bisa menerima pasien per Jumat siang, 23 Juli 2021. Ketiganya adalah RSUD dr Abdul Rivai Tanjung Redeb, RSUD Panglima Sebaya Tanah Grogot, dan RS Islam Bontang.

Di tempat terpisah, Gubernur Kaltim, Isran Noor mengakui adanya pergeakan pekerja di sektor pertambangan dan migas di tiga daerah PPKM level 4 tersebut. Akan tetapi, tidak banyak jumlahnya. Gubernur juga mengatakan, persyaratan mereka untuk bekerja tidak akan dibatasi sepanjang mobilitasnya memenuhi syarat.

"Mereka sudah di-swab dengan ketentuan perusahaan. Kami tegas sesuai aturan," kata Isran.

Pemprov Kaltim juga terus memantau secara khusus tiga daerah PPKM level 4 yakni Balikpapan, Bontang, dan Berau. Isran memastikan, terus mengevaluasi kebijakan tersebut dengan menyesuaikan penerapan di Jawa dan Bali. Perlakuan tiga daerah di Kaltim harus sama dengan di Jawa-Bali. "Terutama bantuan dari yang terdampak. Apakah bantuan sosial atau dalam bentuk sembako. Rumusannya diatur oleh Jakarta," tutup Isran. (*)

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar