Terkini

Kematian Misterius Narapidana di Lapas Kelas IIA Samarinda, Terdapat Lebam di Sekujur Tubuh

person access_time 4 years ago
Kematian Misterius Narapidana di Lapas Kelas IIA Samarinda, Terdapat Lebam di Sekujur Tubuh

Kalapas) Klas II A Samarinda, M Ilham Agung, menjelaskan dugaan awal kematian Ahmad Sukur. (giarti ibnu lestari/kaltimkece.id)

Ahmad Sukur sempat diduga meninggal karena gangguan ginjal. Namun kondisi tubuhnya membuat dugaan lain mengemuka.

Ditulis Oleh: Arditya Abdul Azis
Selasa, 11 Februari 2020

kaltimkece.id Sugianto merasa janggal. Tatkala sedang memandikan jenazah sang adik, ditemukan sejumlah lebam di punggung. Proses pemandian jenazah pun dihentikan. Sanak saudara curiga kematian Ahmad Sukur akibat dianiaya.

Dengan menggunakan gawai, sejumlah bekas merah membiru di sekujur tubuh Ahmad, didokumentasikan sebagai bahan bukti laporan ke kepolisian.

Dari rumah duka di Jalan Gunung Pasir, Kecamatan Tenggarong, Kutai Kartanegara, jenazah kembali dibawa pihak keluarga ke Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.

"Kami merasa janggal jadi rencananya kami mau melakukan autopsi," terang Sugianto kepada kaltimkece.id, ditemui di Mapolresta Samarinda, Selasa, 11 Februari 2020.

Setibanya di rumah sakit, jenazah Ahmad dibawa ke ruang mayat. Pihak keluarga kemudian melaporkan dugaan penganiayaan ke Mapolresta Samarinda. Untuk selanjutnya meminta dilakukannya proses autopsi.

Ahmad Sukur merupakan narapidana kasus narkoba. Divonis lima tahun penjara. Sebelumnya menjalani masa kurungan tiga tahun di Lapas Kelas IIB Tenggarong. Pada pertengahan masa tahanan, ia dipindahkan ke Lapas Kelas IIA Samarinda, akhir 2018.

Senin sore, 10 Februari 2020, Sugianto mendapatkan kabar dari petugas Lapas Kelas IIA Samarinda. Ahmad Sukur tengah jatuh sakit dan harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

"Saya tidak diberitahu sakitnya apa. Hanya disuruh segera mengurus BPJS. Katanya adik saya diantar ke RSUD AWS. Saya kebetulan di Tenggarong. Setelahnya saya langsung mendatangi adik saya," kata Sugianto.

Ahmad Sukur sebelumnya dirawat di ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD AWS pukul 17.00 Wita. Baru mendapatkan perawatan intensif pukul 23.56 Wita di Ruang Seruni. Setelah empat jam perawatan, pria 34 tahun tersebut dinyatakan meninggal dunia.

"Dia meninggal pukul 04.30 Wita. Tidak diberitahu adik saya ini sakitnya apa. Setahu saya dia tidak punya riwayat penyakit apa-apa. Pihak keluarga belum ada curiga, jadi kami bawa pulang untuk dimakamkan," ungkapnya.

Saat menemui sang adik sela perawatan, Ahmad Sukur tidak sempat menyampaikan sakit yang dideritanya. "Dia Cuma sempat minta pindahkan infus. Sama minta tubuhnya dimiringkan karena punggungnya sakit. Saya tidak ada curiga apa-apa karena badannya tertutup selimut saat itu," ucap Sugianto.

Jenazah Ahmad Sukur rencananya dimakamkan Selasa siang, 11 Februari 2020. Namun saat di rumah duka, dalam proses memandikan jenazah, barulah keluarga menemukan kejanggalan. Ada sejumlah lebam di sekujur tubuh bagian belakang Ahmad Sukur.

"Kami menduga dia habis dianiaya di dalam lapas. Jadi saya suruh hentikan memandikan lalu saya bawa untuk minta diautopsi," ucapnya.

Pihak keluarga curiga dugaan penganiayaan atas dasar kejadian sebelumnya. Ahmad Sukur pernah mengaku kepada istri dan Sugianto, bahwa dirinya beberapa kali sempat dikeroyok sesama penghuni di blok Lapas.

"Dia ngomong juga sama saya. Katanya ada empat orang yang keroyok dia. Cuma saya bilang tidak bisa buat apa-apa karena itu di dalam. Kalau di luar saja, sudah pasti saya bantu balas," kesalnya.

Menindaklanjuti laporan keluarga, Kasat Reskrim Polresta Samarinda Kompol Damus Asa, melalui Kanit Jatanras Iptu Abdul Rauf, mengatakan bahwa jajarannya telah menerima berkas tersebut dan segera melakukan tindak lanjut.

"Proses lanjutannya akan ditentukan setelah kami meminta keterangan keluarga lebih jauh," kata Rauf.

"Tentu selanjutnya kami juga akan melakukan koordinasi dengan pihak lapas terkait," sambungnya.

Dari data dihimpun Tim Inafis Polres Kukar, lebam di bagian belakang tubuh Ahmad Syukur berupa memar merah kehitaman di bagian pinggang atas. Dari sisi kiri melebar ke sisi kanan hingga ke bagian dada bawah sebelah kanan. dengan diameter 18cmx8,9cmx13cmx28cm.

Selain itu, memar merah kehitaman ditemukan di bagian dada sebelah kanan dengan diameter 9cmx7cm. Ketiga, terdapat memar di punggung kiri berbentuk garis membelah dengan warna kemerahan. Berdiameter 17cm x 1,5cm.

Keempat, memar kemerahan berbentuk 'V' atau garis membelah di pinggang atas dengan diameter 6cmx7cm. Kelima, ditemukan luka lecet di bagian perut dan paha sebelah kanan dengan diameter 17cmx8cmx5cmx25 cm. Terakhir, ditemukan bagian dada bawah sebelah kiri, tepatnya rusuk bagian bawah terlihat menonjol ke arah luar.

Gangguan Ginjal

Kepala Lapas (Kalapas) Klas II A Samarinda, M Ilham Agung, dijumpai di ruang kerjanya, terkejut dengan menyeruaknya informasi tersebut. Menurut pengakuan Ilham, kematian Ahmad Syukur tidak disertai tanda kekerasan seperti dilaporkan pihak keluarga. Saat pendampingan di rumah sakit, Ahmad Syukur pun tidak mengeluhkan dugaan penganiayaan. "Kondisinya saat itu masih sempat ngobrol dengan petugas kami," tutur Ilham.

Informasi dihimpun, dua bulan terakhir, tepatnya pada Desember 2019 silam, Ahmad Syukur kerap keluar masuk klinik kesehatan Lapas Klas II A Samarinda. Kondisinya tidak begitu stabil.

Akan tetapi, selama enam kali keluar masuk klinik kesehatan itu, petugas tidak sekalipun mendapati keluhan tindak kekerasan terhadap Ahmad Syukur.

Saat disinggung informasi pengeroyokan, Ilham belum bisa memastikan kebenaran. Namun bakal dilakukan pendalaman lewat penyelidikan internal.

"Kalau memang benar pasti akan ketemu, saya yakin. Kami akan pelajari dan selidiki informasi tersebut," imbuhnya.

Sebelum Ahmad Syukur meninggal dunia, Ilham menduga kematiannya karena gangguan ginjal. "Kaki dan perut memang membengkak. Biasa kematian gangguan ginjal pasti ada lebam," jelasnya.

Atas analisa tersebut, Ilham tidak merasa janggal. Namun hal tersebut kini berbeda. "Kami akan tetap terbuka. Bahkan kalau mau ditelusuri (polisi) kami pasti membantu mencari jalan keluar terbaik untuk ini," tegasnya.

Hingga berita diturunkan, jenazah Ahmad Sukur masih berada di ruang jenazah RSUD AW Sjahranie. Belum dipastikan apakah dilakukan autopsi atau tidak. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar