Terkini

Kisah Zunaidi, Ayah Dua Anak yang Selamat dalam Kecelakaan Maut di Gunung Manggah

person access_time 4 years ago
Kisah Zunaidi, Ayah Dua Anak yang Selamat dalam Kecelakaan Maut di Gunung Manggah

Zunaidi menunjukkan luka-luka dari kecelakaan maut di Gunung Manggah (foto: giarti ibnu lestari/kaltimkece.id)

Kecelakaan maut di Gunung Manggah menyisakan berbagai kisah. Salah satunya Zunaidi, lelaki yang sepeda motornya pertama kali diseruduk truk.

Ditulis Oleh: Giarti Ibnu Lestari
Selasa, 04 Februari 2020

kaltimkece.id Zunaidi sedikit heran ketika melihat istrinya, Mariana, yang sibuk sekali mencari-cari sesuatu. Rupanya, istrinya yang berusia 32 tahun itu baru sadar setelah memeriksa barang bawaan. Obat anak kedua mereka yang baru keluar dari rumah sakit, Muhammad Rasyid Abizar, ketinggalan di rumah orangtuanya. Zunaidi lantas diminta mengambil obat tersebut.

Kamis, 30 Januari 2020, Zunaidi, 35 tahun, bersama keluarga kecilnya baru pulang dari menginap di rumah orangtua Mariana di Jalan Sultan Alimuddin, Gang Swadaya, Sambutan, Samarinda. Selepas bersalin pakaian, Zunaidi bergegas menuju rumah mertuanya. Anggota Satuan Polisi Pamong Praja Kaltim yang bertugas di kantor gubernur itu mengenakan celana pendek hijau dan kaus oblong hitam. Dari rumahnya di Jalan Gelatik, Gang Aman, ia mengendarai sepeda motor Honda Vario Techno putih KT 2607 BDY.  

Setelah mengambil obat, Zunaidi tak lupa membawa sekarung kerupuk singkong mentah seberat 30 kilogram dari rumah mertua yang juga dipesan istrinya. Karung itu diletakkan melintang di boncengan. Baru saja keluar dari Gang Swadaya, Zunaidi melihat sesuatu yang aneh. Sebuah truk penuh dengan muatan pasir bernomor polisi K 1736 LN seperti oleng jalannya.

"Truk itu melaju tak teratur. Sebentar ngebut, sebentar pelan. Saya akhirnya mendahului truk tersebut," tutur Zunaidi kepada reporter kaltimkece.id, Selasa, 4 Februari 2020. 

Zunaidi mengemudikan sepeda motor dengan santai ketika menuruni Gunung Manggah, Jalan Otto Iskandardinata, Sungai Dama, Samarinda Ilir. Di jalur itu, Zunaidi melihat mobil dan motor di depannya sangat padat. Ia sempat melirik spion kanan. Truk yang disalip tadi sepertinya makin dekat dengan kecepatan tinggi. Saat hendak melihat spion lagi, Zunaidi tiba-tiba merasakan benturan yang amat keras. "Braaaak!"

Tubuh Zunaidi terpelanting ke kiri jalan. Sepeda motornya terempas ke kanan. Karung berisi kerupuk singkong terpental ke tengah. 

Zunaidi berusaha melindungi tubuhnya ketika terjatuh dengan kedua tangan. Hantaman dengan permukaan jalan menimbulkan sejumlah luka di tangan dan kakinya. Nyawa Zunaidi selamat karena ia terpental ke kiri sehingga tidak terlindas truk. 

"Setelah ditabrak, saya tidak sadar. Saya hanya mendengar suara kendaraan yang lain disapu truk tersebut. Seperti mimpi saja. Mata saya terpejam. Serasa nyawa dari tubuh saya sudah lepas," tuturnya. 

Beberapa orang segera datang membantu. Zunaidi dibawa ke rumah seorang warga lalu diberi minum. Dari cerita orang-orang, Zunaidi mengetahui bahwa truk tersebut menabrak tiga sepeda motor setelah menghantamnya. Empat orang meninggal dunia. Zunaidi bergidik menceritakan pemandangan saat itu. Seorang perempuan berbaju merah dan seorang ibu tergeletak di tengah jalan. Mereka sudah tak bernyawa. 

Baca juga:
 

Truk nahas itu diketahui dikemudikan sopir berinisial RS. Dugaan awal adalah truk kelebihan muatan dan remnya blong. Dari keterangan yang terpampang di bak truk, masa berlaku uji kir kendaraan tersebut adalah 23 Maret 2020 atau satu setengah bulan lagi dari hari kejadian. Berat kosong kendaraan adalah 3.610 kilogram. Sementara berat maksimal, menurut pabrikan, adalah 7.500 kilogram. Diperkirakan, truk dengan bak yang penuh pasir itu sedang dalam berat maksimalnya yakni 7,5 ton.

Kesempatan Kedua

Di rumahnya di Jalan Gelatik, Mariana, istri Zunaidi, seperti tersambar petir di siang bolong ketika mengangkat telepon dari ayahnya, Hairin. Ayahnya menanyakan apakah Zunaidi sudah sampai di rumah atau belum. Hairin khawatir, Zunaidi terlibat kecelakaan lalu lintas di Gunung Manggah. 

"Ada empat orang yang meninggal," kata Hairin di seberang sambungan, seperti ditirukan Mariana kepada kaltimkece.id.  

Istri mana yang tak kacau hatinya mendengar kabar seperti itu. Sempat dilanda kecemasan hebat, Mariana bersyukur setengah mati begitu melihat suaminya tiba. Zunaidi yang terlihat masih linglung mulai menceritakan yang barusan dia alami. 

"Tak henti-hentinya saya mengucap syukur. Suami saya diselamatkan dari kecelakaan mengerikan itu," tutur Mariana. 

Zunaidi pun demikian. Ia mengaku seperti diberi kesempatan kedua oleh Tuhan Yang Maha Esa. Zunaidi mengaku, ia kini harus beristirahat total. 

"Saya berharap, kondisi Gunung Manggah menjadi perhatian pemerintah. Kecelakaan maut di situ 'kan tidak hanya sekali ini, tetapi sudah sering," tutupnya. (*)

Editor: Fel GM

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar