Terkini

Meredam Efek Kemarau di Mahulu, Subsidi Ongkos Angkut Digulirkan

person access_time 5 years ago
Meredam Efek Kemarau di Mahulu, Subsidi Ongkos Angkut Digulirkan

Transportasi Mahulu tak lagi bisa mengandalkan Sungai Mahakam. (dokumentasi kaltimkece.id)

Kenaikan harga di Mahulu akhirnya mendapat reaksi. Solusi darurat begulir menekan harga yang menjulang tinggi.

Ditulis Oleh: Fachrizal Muliawan
Selasa, 13 Agustus 2019

kaltimkece.id Kenaikan harga luar biasa di dua kecamatan hulu Sungai Mahakam, Long Pahangai dan Long Apari di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), segera mendapat penanganan pemkab. Mekanisme darurat digulirkan menggunakan dana subsidi ongkos angkut (SOA).

Kemarau merundung Mahulu sejak akhir Juni 2019. Sungai Mahakam yang jadi urat nadi distribusi barang sampai surut. Kemarau lebih panjang dari biasanya. Speed boat dan long boat, dua moda transportasi utama ke kecamatan tersebut, tak beroperasi sebulan terakhir. Padahal, sembako untuk Long Apari biasa diangkut keduanya.

Baca juga:
 

Distribusi sembako akhirnya dipaksa melalui jalur darat. Kendaraan roda empat berangkat dari Kecamatan Long Bagun, Ibu Kota Mahulu, sampai Kampung Long Lunuk di Kecamatan Long Pahangai. Distribusi jalur tersebut konon menambah ongkos angkut. Biaya sewa mobil dari Long Bagun ke Long Lunuk bisa menembus Rp 6 juta. Sangat mahal karena medannya yang berat.

Keputusan menggunakan anggaran SOA dikeluarkan dalam rapat antara DPRD Mahakam Ulu bersama dinas teknis, serta camat Long Apari dan Long Pahangai pada Senin, 12 Agustus 2019. Novita Bulan, ketua DPRD Mahulu menuturkan, dalam hasil rapat tertuang bahwa SOA akan diberlakukan untuk angkutan barang. "Organisasi perangkat daerah yang menangani adalah Dinas Perhubungan dan Bagian Ekonomi Pembangunan Sekretariat Pemkab Mahulu," ujarnya.

Kendala di lapangan dalam rapat tersebut diketahui hanya soal administrasi. "Pasalnya untuk anggaran SOA sudah masuk pada Desember 2018 lalu," ujarnya. SOA yang dianggarkan sudah termasuk subsidi angkutan barang.

Pakai Jalur Darat

Kepala Seksi Keselamatan Perhubungan LLAJ & LLASDP Dinas Perhubungan Mahulu Fransiskus Jiu menuturkan, SOA untuk jalur darat hanya berlaku untuk barang. Penggunaan SOA diberlakukan sejak keluar keputusan rapat kemudian dilaksanakan pada Selasa, 13 Agustus 2019.

Namun, kebijakan tersebut belum untuk angkutan orang. Tak ada regulasi mengatur SOA angkutan penumpang melalui jalur darat. "Alasan lain, dalam keadaan sekarang biaya angkutan reguler lewat jalur darat dari Long Bagun ke Long Pahangai lebih murah dibanding menggunakan jalur air," jelasnya.

Skema yang akan dilaksanakan pun sama. Dari Kecamatan Long Bagun ke Long Pahangai menggunakan jalur darat. Selanjutnya menggunakan ketinting atau perahu motor kecil ke Kecamatan Long Apari. Estafet melalui jalur air masih dilakukan lantaran jalur darat ke sana belum sepenuhnya bisa dilalui. "Memang sudah ada pembukaan jalan. Kendalanya masih terputus di anak sungai yang belum memiliki jembatan," ujarnya. Mengenai detail anak sungai yang belum ada jembatan, Frans menyebut belum mengantongi angka pasti.

Detail lebih teknis, Frans mengungkapkan, pengusaha sembako dari dari dua kecamatan mengajukan permohonan ke pemkab melalui Bagian Ekonomi Pembangunan. Kemudian, setiap barang  yang diangkut dari Long Bagun ke dua kecamatan tadi, dilaporkan ke tim pengecek dan monitoring. "Setelah dicek akan dikeluarkan surat pengiriman barang menggunakan dana SOA," ujarnya.

Ketika sampai di tujuan, dicocokkan kembali antara data dalam surat pengiriman barang dengan barang yang datang.

Diwartakan sebelumnya, minyak goreng ukuran 5 liter naik dari Rp 95 ribu menjadi Rp 125 ribu di dua kecamatan tersebut. Sedangkan gula pasir dari Rp 15 ribu per kilogram, menjadi Rp 27 ribu hingga Rp 30 ribu. Yang paling terasa adalah harga beras dan gas elpiji. Sekarung beras ukuran 25 kilogram, naik dari Rp 300 ribu menjadi Rp 800 ribu per karung. Tabung elpiji (isi ulang) ukuran 3 kilogram merangkak dari harga normal Rp 180 ribu menjadi Rp 300 ribu. Sementara, untuk elpiji ukuran 12 kilogram (isi ulang) naik lebih dua kali lipat, dari Rp 300 ribu menjadi Rp 700 ribu. Diperkirakan harga akan sedikit turun dengan adanya potongan biaya angkut dari ibu kota kabupaten ke kecamatan tujuan. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar