Terkini

Misteri Pria Tergantung di Rumah Istri, Keluarga Sebut Kejanggalan Dugaan Bunuh Diri

person access_time 4 years ago
Misteri Pria Tergantung di Rumah Istri, Keluarga Sebut Kejanggalan Dugaan Bunuh Diri

Ajiannur (tengah) bersama kuasa hukumnya membeberkan sejumlah kejanggalan dalam kematian putranya, RA.

Dua pekan silam, seorang pria ditemukan tergantung di beranda rumah istrinya di Samarinda Seberang. Keluarga almarhum melihat banyak kejanggalan. Salah satunya; kaki korban yang menyentuh lantai.

Ditulis Oleh: Arditya Abdul Azis
Senin, 10 Februari 2020

kaltimkece.id Pemandangan di beranda depan sebuah rumah di Blok B, Kompleks Grand Taman Sari, Samarinda Seberang, amat menakutkan. Tubuh seorang laki-laki yang sudah tak bernyawa ditemukan dengan lilitan tali di lehernya. Para tetangga pun berbondong-bondong datang. Selain karena penasaran, pemandangan itu memang mengerikan.   

Dua pekan silam, tepatnya pada Ahad pagi, 26 Januari 2020, jenazah yang diketahui berinisial RA itu mengenakan celana pendek selutut dan kaus hitam. Tali tambang yang melilit lehernya terikat ke arah plafond, tepat di antara dua pilar hitam di teras. Di hadapannya ada sebuah meja kecil. Sementara di belakang punggungnya, ada kursi besi panjang. Ujung kaki RA menyentuh lantai dan lututnya tertekuk, sebagaimana terekam dalam dokumentasi yang diambil petugas.  

Warga yang melihat pemandangan itu menghubungi personel keamanan perumahan. Satpam yang segera datang, bersama warga, mengetuk pintu rumah. Cukup lama pintu dibuka karena mereka sempat menurunkan jenazah barulah penghuni rumah keluar. 

Penghuni rumah itu adalah perempuan 29 tahun berinisial DS. Adapun jenazah di depan kediamannya tak lain adalah RA, suami DS, yang berusia setahun lebih muda dari sang istri. RA adalah pekerja tambang batu bara yang menikahi DS pada 2011. Mereka diketahui telah pisah ranjang dua bulan sebelum kejadian. DS lantas memilih tinggal di rumah miliknya di kompleks tersebut setelah keluar dari rumah suami di Desa Bakungan, Loa Janan Ulu, Kutai Kartanegara.   

Ketika membuka pintu kira-kira pada pukul delapan pagi, menurut penuturannya kepada warga, DS sebelumnya masih tertidur. Belakangan, menurut pihak keluarga suami, DS tak menghadiri pemakaman RA, sore pada hari yang sama. 

Kecurigaan Keluarga

Dua pekan setelah kejadian tersebut, ayah mendiang RA bernama Ajianur, 49 tahun, mengaku menemukan sejumlah kejanggalan. Ayah tiga anak itu menduga bahwa kematian putranya bukan murni bunuh diri. 

Dari berbagai foto pada saat jenazah RA baru ditemukan, Ajianur bersama kuasa hukumnya memeriksa dengan teliti. Fakta pertama yang ia temukan adalah ada lima lilitan di leher. Namun, tidak seperti umumnya jenazah yang gantung diri, mata tidak terbuka dan lidah tidak terjulur. 

Petunjuk kedua adalah kondisi perabotan --meja kecil dan kursi besi panjang-- yang sangat dekat dengan tubuh RA. Semuanya disebut masih rapi. Menurut Ajianur, seorang yang meregang nyawa saat gantung diri seharusnya meronta-ronta. Kaki yang berusaha mencari sesuatu sangat mungkin mengubah posisi meja dan kursi itu. Nyatanya, kata dia, perabotan tersebut tetap di tempat semula.

Petunjuk ketiga adalah jasad yang diduga tidak tergantung. Ketika ditemukan, telapak kaki RA disebut menyentuh lantai. Lututnya tertekuk.

“Bahkan, lututnya hampir menyentuh tanah,” terang Ajianur kepada kaltimkece.id dan sejumlah media, Senin, 10 Februari 2020.

Ajianur mengatakan, sempat meminta keterangan beberapa orang. Kesaksian yang dianggap penting dikemukakan seorang satpam perumahan. Menurut keterangan, malam sebelum kejadian atau pada Sabtu, 25 Januari 2020, satpam tersebut melihat DS bersama seorang pria. Satpam mengira lelaki tersebut adalah suami DS yakni RA. Namun demikian, RA diketahui baru terlihat pagi keesokan harinya ketika memasuki kompleks.

Keterangan berikutnya adalah pada pagi yang sama, satpam sempat menerima laporan tetangga. Informasinya, terdengar keributan di rumah DS. Satpam ini ingat laporan itu pada pukul 07.20 Wita. Ketika diperiksa, tidak ada keributan, kemungkinan sudah selesai. Untuk memastikan hal tersebut, satpam berusaha mengetuk pintu namun tidak ada jawaban. 

Setengah jam kemudian, laporan lain datang. Pada pukul 07.50 Wita, keamanan perumahan menerima kabar ada lelaki gantung diri. Lokasinya persis di rumah yang sama yang diketuk tadi. 

Atas kejanggalan-kejanggalan tersebut, Ajianur dan kuasa hukumnya, Rubadi, meminta kepolisian mengadakan penyelidikan lanjutan. Pihak keluarga telah meminta agar jenazah RA diautopsi untuk mengetahui yang sebenarnya terjadi.  

Kuasa hukum keluarga, Rubadi, menambahkan bahwa kejanggalan dari kasus ini harus diungkap dengan gamblang.

Tanggapan Kepolisian

Kepala Unit Reserse Kriminal, Kepolisian Sektor Kota Samarinda Seberang, Inspektur Dua Edi Susanto, memaparkan hasil penyelidikan. Polisi belum menemukan laporan atau bukti yang menguatkan bahwa RA merupakan korban pembunuhan. Meskipun demikian, permintaan keluarga tetap diluluskan. Ia membenarkan bahwa keluarga telah mengajukan permintaan autopsi pada Jumat, 7 Februari 2020. 

"Kami berkoordinasi dengan dokter forensik. (Autopsi) masih harus dijadwalkan. Sementara ini, belum ada dugaan pembunuhan. Kecuali bila ada laporan yang bisa dipertanggungjawabkan dengan fakta-fakta baru," terang Ipda Edi, Senin, 10 Febuari 2020.

Ipda Edi turut memaparkan pengakuan DS di muka petugas. Sehari sebelum kejadian, RA menghubunginya untuk bertemu. Permintaan yang sudah kesekian kalinya itu DS tolak. Namun demikian, dalam permohonan yang terakhir, pada malam sebelum meninggal, RA meminta buku tabungan dan kartu ATM yang dipegang DS.

"Almarhum (RA) sudah menghubungi dari pukul 11.00 Wita, sehari sebelum kejadian. Sampai saat kejadian pada pagi keesokan harinya, DS tidak mengizinkan bertemu. DS hanya bilang, kartu ATM akan diantar (ke rumah RA) karena DS juga mau berbicara dengan ibu almarhum mengenai tindak lanjut perpisahan mereka,” terang Ipda Edi.

Kepolisian tidak menemukan petunjuk yang kuat tentang dugaan adanya tiga orang di dalam rumah saat kejadian. Dugaan ini datang dari pihak keluarga RA selepas mendengar keterangan satpam. Seorang lelaki yang tidak diketahui identitasnya ada di rumah tersebut. 

Menurut polisi berdasarkan pengakuan DS, saat itu DS sedang tidur bersama seorang teman perempuan. "Ketika warga sudah ramai di depan rumah, di dalam hanya dua perempuan, DS dan temannya. Saat itu, DS sedang tidur," jelasnya.

Ipda Edi menambahkan, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan dari hasil visum et repertum. Satu-satunya lebam adalah bekas lilitan tali di leher RA. "Sehingga dugaan sementara kematian adalah gantung diri," terangnya.

kaltimkece.id berusaha menemui DS untuk mengonfirmasi dugaan-dugaan yang dikemukakan keluarga almarhum. Ketika rumahnya didatangi, tidak ada jawaban dari dalam --hingga laporan ini diturunkan. Menurut keluarga RA, DS sekarang tinggal di rumah orangtuanya. Namun, Ajianur selaku ayah mendiang, mengatakan tidak pernah tahu alamat besannya tersebut. Setelah artikel ini ditayangkan, kaltimkece.id masih berupaya menghubungi DS sebagai upaya perimbangan berita. (*)

Editor: Fel GM

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar